Lansia Jemaat GMIT Bait El Kampung Baru Penfui Hidup Penuh Berkat & Bernilai

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | “Kekayaan sesungguhnya bukanlah kaya harta, namun kaya akan pengalaman,” ujar Dr. Welliam Jayapranata kepada para lansia (opa dan oma) dari Gereja GMIT Bait El Kampung Baru Penfui Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca juga :

http://gardaindonesia.id/2019/04/14/wisata-lansia-ala-gereja-bait-el-kampung-baru-penfui-kupang/

Sekitar 50 lansia mengikuti Workshop Lansia Bahagia (Happy) yang mengusung tema “Strategi Hidup yang Diberkati dalam Menjalani Hidup yang Bernilai bagi Para Lansia”. Perasaan senang dan bahagia meliputi diri opa dan oma yang mengikuti sesi workshop yang berlangsung sejak pukul 15.30—17.30 WITA di Hotel Crysant Kupang.

Dr. Welliam Jayapranata saat berinteraksi dengan Lansia Happy Gereja GMIT Bait El Kampung Baru Penfui Kupang

Dalam paparannya berdasarkan Mazmur 90 ayat 10 dan 12, Dr,Welliam menyampaikan kalau kita bekerja bakal tiba waktunya kita harus pensiun. “Jika telah pensiun, maka kita dianggap tidak lagi bermanfaat, namun di dalam kacamata Tuhan itu berbeda, karena jika orang belum mencapai 70 tahun itu artinya kita belum memenuhi target Tuhan artinya umur pendek, meninggal di usia muda karena ugal-ugalan, karena berbuat dosa, karena mengalami penyakit, karena sengaja merusak kehidupannya,” bebernya.

Mana yang lebih baik?, tanya Dr Welliam, “Karena hidup kita berharga di mata Tuhan, maka jadilah senang menjadi opa dan oma dan harus mempunyai pandangan berbeda,” imbuhnya.

Foto bersama usai mengikuti Workshop Strategi Hidup yang Diberkati dalam Menjalani Hidup yang Bernilai bagi Para Lansia Jemaat GMIT Bait El Kampung Baru Penfui 

Sesungguhnya, lanjut Dr. Welliam, saat opa dan oma menghadapi kesukaran, maka hal itu luar biasa karena berhasil melewati masa-masa sukar. “Jadilah bijaksana dan menjadi berkat bagi anak, cucu, dan orang di sekitar dan dalam menempuh strategi hidup yang diberkati, maka jangan khawatir akan hidup,” pinta Dr. Welliam kepada opa dan oma dari Jemaat Bait El Kampung Baru Penfui seraya meminta untuk mendukung pelayanan di gereja.

Salah satu lansia Jemaat GMIT Bait El Kampung Baru Penfui, Oma Siti (79) berinteraksi dalam workshop dengan mengungkapkan kondisi hidupnya saat suami meninggal pada tahun 2001, lalu dirinya merasakan manfaat dari Firman Mazmur 81 yang dijadikan pedoman hidupnya hingga saat ini.

Merpati Lay Nalle

Ketua Pengurus Lansia Happy Gereja GMIT Bait El Kampung Baru Penfui, Merpati Lay Nalle menyampaikan bahwa berawal dari workshop sebagai penguatan bagi para lansia dan menjadikan Gereja Bait El Kampung Baru Penfui sebagai Gereja Peduli Lansia.

“Ke depan bakal dilaksanakan kegiatan posyandu lansia, rekreasi di Arena Car Free Day, Ibadah Rekreasi, pemeriksaan kesehatan rutin. Jadi banyak program bagi lansia di tahun 2020,” ujar Merpati Lay Nalle.

Sementara itu, Pdt. Deciana Mooy Baok, S.Th. menyampaikan bahwa sejak awal 2020, Jemaat Bait El Kampung Baru telah membentuk Unit Pembantu Pelayanan (UPP) Lansia bertugas memberikan pelayanan rohani. “Banyak lansia yang merasakan hidup mereka tak berguna lagi, namun semoga dengan adanya workshop ini dapat memicu semangat dalam diri mereka untuk menjadikan hidup lebih bernilai dan diberkati,” pungkas Pdt Deciana.

Penulis, editor dan foto (+rony banase)