‘PKBM Obor Timor Ministry’ Wujudkan Impian Anak Putus Sekolah

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Warga belajar pendidikan kesetaraan dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Obor Timor Ministry yang terletak di Kelurahan Nunbaun Delha, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), hingga kini berjumlah sekitar 500 orang yang datang dari berbagai latar belakang seperti anak jalanan, pekerja, bahkan ibu rumah tangga.

Pada tahun 2020, jumlah Warga Belajar dari PKBM Obor Timor Ministry paket A atau setara kelas 6 Sekokah Dasar (SD) berjumlah 15 orang, setara kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjumlah 35 orang, dan setara kelas 12 Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 62 orang.

Seperti disampaikan Fitria Dwi Utami (22 tahun) asal Surabaya, telah bergabung pada 2018 dan merasakan manfaat tambahan saat menjadi warga belajar PKBM Obor Timor Ministry. “Awalnya saya minder karena anggapan banyak orang tentang belajar paket C, namun saya merasakan kenyamanan dan perkembangan akan keahlian karena mendapat pelatihan merias wajah (make up) secara gratis dan kini, saya telah menerima job make up sambil mencari ijazah,” kisah Fitria sambil menyampaikan meski berdomisili di Surabaya namun tetap mengikuti pendidikan dengan pembelajaran daring (online).

Warga Belajar paket C (setara SMA) di PKBM Obor Timor Ministry sedang mengikuti ujian akhir

Berbeda dengan Tifany Sasa Bora yang berdomisili di Kelurahan Fontein Kota Kupang yang hendak melanjutkan kuliah usai menerima ijazah dari PKBM Obor Timor Ministry. “Saya ingin melanjutkan kuliah di fakultas hukum atas dorongan dan dukungan orang tua,” bebernya.

Salah satu Warga Belajar PKBM Obor Timor Ministry bernama Fiona Jabi (21 tahun) yang telah berumah tangga dan kini tengah mengandung anak kedua merasa sangat senang karena bakal memperoleh ijazah yang dapat digunakan untuk mencari kerja dan membantu ekonomi rumah tangga.

Ketua PKBM Obor Timor Ministry, Berthadyn Fony Mella, S.Th

Ketua PKBM Obor Timor Ministry, Berthadyn Fony Mella, S.Th. menyampaikan bahwa lembaga pendidikan non formal ini didirikannya pada tahun 2010 kemudian menggapai legalitas pada 2011. “Awalnya kami melakukan kegiatan bagi anak-anak jalanan, seperti anak-anak di lampu merah El Tari Kupang, anak di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Alak, penjual kantong plastik dan pendorong gerobak di pasar, dengan menangani mereka ternyata sebagian dari mereka tak menyelesaikan pendidikan karena tidak mau bersekolah formal,” kisah Fony Mella sapaan akrabnya saat dijumpai media ini di sela-sela ujian akhir bagi warga belajar paket C pada Kamis, 19 Maret 2020.

Kemudian, imbuh Fony, Obor Timor Ministry membuka Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) pada 2013 yang bertujuan agar anak-anak binaan Obor Timor Ministry dapat kembali menikmati pendidikan layaknya anak-anak di sekolah formal. “Saat ini banyak anak-anak yang telah menyelesaikan sekolah bahkan ada 5 (lima) warga belajar melanjutkan ke bangku kuliah dan menggapai beasiswa hasil kerja sama Obor Timor Ministry dan perusahaan di Jakarta,” ungkap Fony seraya menyampaikan tak hanya anak-anak jalanan saja yang belajar namun warga di sekitar lokasi PKBM Obor Timor Ministry pun ikut menikmati pendidikan non formal.

Hingga saat ini, ungkap Fony, perhatian pemerintah yakni dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT turut mendukung keberlanjutan PKBM Obor Timor Ministry dengan memberikan biaya operasional, termasuk dana hibah dari Bank Indonesia yang memberikan bantuan buku dan pojok baca bagi warga belajar, dan Dinas Sosial juga turut memberikan dukungan.

Penulis, editor dan foto (+rony banase)