Pengasuhan Terbaik Anak, Tanggung Jawab 4 Pilar Utama Pembangunan Anak

Loading

Jakarta, Garda Indonesia | Merebaknya wabah Covid-19 yang telah menjadi masalah kesehatan dunia, juga menyebabkan kemungkinan terjadinya penelantaran anak.

Menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga, anak yang orang tuanya terinfeksi atau meninggal akibat virus covid-19 berpotensi akan kehilangan pengawasan dan pengasuhan inti yang akan berakibat buruk bagi tumbuh kembang anak.

“Salah satu bentuk kekerasan dan eksploitasi pada anak adalah pengabaian pengasuhan yang menyebabkan anak-anak terlantar. Dinamika kemajuan teknologi dan gaya hidup, perilaku orang-orang dewasa sekitarnya anak terkadang menempatkan anak pada situasi rentan dan perlakuan salah lainnya yang mengabaikan hak-hak anak,” ujar Menteri Bintang dalam Webinar “Keluargaku, Tanggung Jawabku” yang diselenggarakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), pada Rabu, 8 Juli 2020.

Menteri Bintang menegaskan dibutuhkan dukungan dan kerja sama berbagai pihak dalam melindungi perempuan dan anak dari segala bentuk kekerasan dan perlakuan salah lainnya. Menurut Menteri Bintang, Tim penggerak PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) sebagai salah satu lembaga masyarakat diharapkan dapat menjadi mitra Kemen PPPA dan bersinergi bersama.

“Untuk melindungi anak, kami (pemerintah) tidak bisa melakukan sendiri. 4 (empat) pilar utama pembangunan anak yaitu pemerintah, lembaga masyarakat, dunia usaha, dan media perlu bergandengan tangan dan komitmen bersama dalam memberi perlindungan serta pengasuhan terbaik bagi anak. Kami mohon kerja sama ibu-ibu PKK yang saya pikir ini mempunyai kekuatan yang sangat besar bisa membantu Kemen PPPA. Apalagi gerbong PKK ini ada sampai tingkat Dasawisma,” tegas Menteri PPPA, Bintang Puspayoga.

Menanggapi hal ini, perwakilan Tim penggerak PKK Pusat, Ervina Murniati Yuswandi menyatakan komitmen PKK di seluruh Indonesia mendukung Kemen PPPA dan berperan serta dalam memberdayakan perempuan dan melindungi anak dengan menggerakkan seluruh kader PKK untuk melakukan sosialisasi.

Pentingnya sinergi dan perhatian bersama seluruh elemen masyarakat juga didukung oleh penyanyi sekaligus ibu dari 2 anak, Andien Aisyah. Menurut Andien, untuk membesarkan seorang anak tidak cukup hanya dilakukan oleh orang tua si anak melainkan dibutuhkan tanggung jawab banyak pihak.

Suasana Webinar “Keluargaku, Tanggung Jawabku” yang diselenggarakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), pada Rabu, 8 Juli 2020

“Sebuah ungkapan yang menyebut butuh satu kampung untuk membesarkan seorang anak itu benar banget, karena tidak bisa cuma keluarga. Walaupun keluarga itu unit yang paling utama, tapi anak kita akan bergaul dengan banyak anak lain dari latar belakang keluarga yang berbeda. Menjadi tanggung jawab kita semua bukan hanya keluarga tapi lingkungan, masyarakat dan semuanya ikut mempengaruhi,” ujar publik figur yang akrab disapa Andien ini.

Berbicara tentang pengasuhan di masa pandemi Covid-19, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Siti Atiqoh mengatakan beban terbesar diemban oleh perempuan karena harus memastikan gizi keluarga terjamin, kesehatan anak terpenuhi, dan mendampingi belajar anak. Walau demikian, Atiqoh berharap perempuan juga tidak lupa memikirkan dirinya sendiri.

“Saya selalu ingatkan kepada ibu-ibu agar jangan lupa bahagia, sisihkan waktu me time (waktu untuk diri sendiri). Jangan pernah merasa bersalah ketika kita menyisihkan waktu satu jam untuk membahagiakan diri sendiri karena energi positifnya nanti akan bisa tertular kepada lingkungan,” kata Atiqoh.

Di sisi lain, Pendiri Yayasan Sejiwa Diena Haryana menjelaskan jika orang tua menghadapi sejumlah tantangan dalam hal pengasuhan di masa pandemi Covid-19, di antaranya meningkatnya kedekatan anak dengan gawai dan internet. Langkah menghadapinya, orang tua perlu menjadi ‘Top of Mind’ bagi anak agar anak mampu menangkal segala tantangan negatif dari luar yang bisa merusak bagi dirinya.

Dalam webinar tersebut, Diena juga membagikan tips agar orang tua menjadi utama di benak anak. “Orang tua harus belajar dan miliki literasi digital yang baik, paham tentang konten-konten di internet, memahami cara-cara mendampingi anak dengan bijak di dunia maya, dan banyak bermain dengan anak, serta mampu mengajak anak berdiskusi dan mengingatkan akan potensi buruk dari adiksi. Buatlah kesepakatan dengan anak sehingga mereka aman di dunia maya, dan upayakan anak mengakses gawai di ruang yang aman dan terlihat, agar anak dapat diawasi dari potensi predator anak dan eksploitasi seksual pada anak,” ujarnya.

Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau akrab di sapa Kak Seto juga membagikan jurus jitu bagi orang tua dalam menghadapi anak di antaranya, komitmen kuat, kompak dengan mitra, peduli pada hak anak, serta tidak pernah berhenti belajar dan tetap menjadi orang tua yang kreatif. Kak Seto meyakini jika relasi positif orang tua dan anak juga harus dibangun.

“Mari jalin relasi yang baik dengan putra dan putri, kembangkan kebiasaan senyum. Ingat, jangan sampai orang tua menghadapi berbagai masalah dan akhirnya konflik berkepanjangan karena anak akan sedih melihat orang tua penuh dengan keributan. Impian anak adalah memiliki rumah yang ramah anak. Anak-anak bukan hanya ingin cerdas atau kreatif, anak-anak juga ingin bahagia,” tutur Kak Seto.(*)

Sumber berita dan foto (*/Publikasi dan Media Kementerian PPPA)
Editor (+rony banase)