Kupang-NTT, Garda Indonesia | Konsep Desa Wisata berbasis digital, ke depan bakal diterapkan bagi para pelaku usaha yang bergerak di bidang pariwisata di seluruh Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Penegasan tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Bank NTT, Alex Riwu Kaho pada Rabu pagi, 9 Desember 2020, usai melakukan kunjungan di Pulau Koja Doi, Kabupaten Sikka.
Baca juga : http://gardaindonesia.id/2020/12/10/bank-ntt-gagas-desa-wisata-berbasis-digital-di-pulau-koja-doi/
Kepada Garda Indonesia, Alex Riwu Kaho menyebutkan bahwa Bank NTT mengagendakan pada tahun 2021, terdapat desa unggulan dengan potensinya masing-masing. “Seperti Desa Koja Doi (Desa Wisata Berbasis Digital yang dikelola oleh Bank NTT, red). Dengan potensi luar bisa, jika dikelola secara baik, maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari segi pariwisata apalagi didukung oleh relawan, kepala desa, dan BumDes,” urainya.
Kehadiran Digital Agen dan Lopo Dia Bisa Bank NTT di Koja Doi, imbuh Direktur Bank NTT, dapat mendorong kebutuhan layanan jasa perbankan dan Bank NTT masuk dalam penguatan potensi ekonomi. “Seperti pengelolaan sampah untuk dijadikan kerajinan oleh masyarakat Desa Koja Doi,” ulasnya.
Ke depan, terang Alex Riwu Kaho, Bank NTT mendorong pola pembayaran dengan sistem digital (menggunakan QRIS Bank NTT, red) akan memudahkan terjadi transaksi jual beli saat kunjungan wisatawan. “Seperti di Desa Koja Doi yang mulai menerapkan sistem pembayaran digital (transaksi elektronik atau cashless),” terangnya.
Bank NTT, tandas Alex Riwu Kaho, akan berupaya menerapkan konsep Desa Wisata di seluruh wilayah NTT dalam rangka menunjang pariwisata sebagai prime mover sebagai program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef Nae Soi. “Dalam skala kecil, di tempat tertentu di mana masyarakat mulai menyediakan tempat penginapan (homestay) yang dibiayai oleh Bank NTT termasuk di daratan Timor, Pulau Rote, dan Pulau Sabu,” pungkasnya.
Penulis, editor, dan foto (+rony banase)