Proyek ini mencakup pengembangan kawasan aerotropolis dan aerocity yang akan terhubung langsung ke jaringan tol. Ditargetkan mulai dibangun pada tahun 2025.
Singaraja | Bandara Internasional Bali Utara akan dibangun dengan nilai investasi mencapai Rp50 triliun, tanpa menggunakan dana pemerintah. Seluruh pembiayaan proyek ini didukung oleh investor asing asal Tiongkok, tanpa melibatkan APBN satu rupiah pun.
Proyek ini mencakup pengembangan kawasan aerotropolis dan aerocity yang akan terhubung langsung ke jaringan tol. Ditargetkan mulai dibangun pada tahun 2025, bandara ini diproyeksikan menciptakan lebih dari 200.000 lapangan kerja dan mendorong pemerataan ekonomi antara Bali Utara dan Selatan.
Desain bandara digarap oleh firma arsitektur Alien DC bekerja sama dengan Kastawan Architect and Partners. Pendekatannya mengusung konsep futuristik dan ramah lingkungan, dengan terminal utama yang dirancang memanfaatkan energi surya, ventilasi alami, serta ruang terbuka yang terinspirasi dari tata ruang tradisional Bali. Perpaduan ini mencerminkan harmoni antara inovasi modern dan nilai budaya lokal.
Adapun kontraktor pelaksana, PT BIBU Panji Sakti telah menjalin MoU dan HoA dengan ChangYe Construction Group asal Tiongkok senilai USD 3 miliar ≈ Rp 50 triliun untuk membiayai Bandara Internasional Bali Utara dengan skema pembiayaan turnkey tanpa uang negara.
Perlu diketahui, proyek ini sudah masuk dalam RPJMN 2025–2029 dan ditetapkan melalui Perpres No. 12 Tahun 2025, namun penetapan lokasi (penlok), kajian AMDAL, dan persetujuan konstruksi belum sepenuhnya rampung.
Sebelumnya, dilansir dari Portal Dephub, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan Bandar Udara di Bali Utara yang direncanakan akan dibangun di Kecamatan Kubutambahan diproyeksikan untuk melayani penerbangan Low Cost Carier (LCC), rencana tersebut dilakukan untuk saling bersinergi dengan bandara yang sudah ada yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan tujuan meningkatkan jumlah wisatawan yang akan datang ke Bali. Hal tersebut disampaikan Menhub saat meninjau lahan yang direncanakan akan dibangun bandara di Bali Utara di Kecamatan Kubutambahan – Buleleng, Minggu (30/12).
“Pembicaraan saya dengan Gubernur Bali bahwa Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan bandara di Bali Utara ini harus kolaborasi dan saling mengisi, untuk bisa mencapai suatu daya dukung yang baik untuk wisatawan, kita upayakan bandara I Gusti Ngurah Rai untuk penerbangan premium sedangkan bandara di Bali Utara ini untuk penerbangan LCC” ucap Menhub Budi Karya.
Lebih lanjut Menhub menjelaskan bahwa lokasi yang direncanakan bandara di Bali Utara ini tidak mempunyai kendala berarti dalam hal pembebasan lahan dikarenakan lahan tersebut merupakan adalah tanah adat milik desa.
“Dari segi teknis Kementerian Perhubungan melihat satu kemudahan dari pengadaan lahan, tadi dijelaskan oleh Gubernur Bali bahwa ini adalah tanah adat milik desa. Untuk itu kedepan Gubernur Bali besama Bupati Buleleng yang akan membicarakannya dengan para penduduk desa” ujar Menhub Budi Karya.(*)
Sumber (*/ragam + alien)