Sanggar Lopo Gaharu – Komunitas Budaya Berbasis Keluarga

Loading

Kupang-NTT, gardaindonesia.id – Mencintai Budaya mutlak dan pantas diperjuangkan, juga menanamkan dasar karakter, mental positif dan leadership yang di tanamkan dan di kedepankan terhadap para anak muda dalam Komunitas Budaya Sanggar Lopo Gaharu.

Berdiri 4 September 2010, Sanggar Lopo Gaharu di pelopori oleh Erni Handayani seorang Guru SMA Negeri 1 Kupang dengan dukungan Drs. Floribertus Fono, seorang Maestro Tari dan Budayawan NTT asal Manggarai yang menetap di Yogyakarta, diawali hanya dengan beranggotakan 11 orang Sanggar Lopo Gaharu tetap konsisten dan berkomitmen memajukan dan melestarikan budaya dan seni tari NTT.

Portal Berita Online gardaindonesia.id berkesempatan berkunjung ke Rumah Erni Handayani yang dijadikan sebagai pusat Sanggar Lopo Gaharu di daerah Oebufu, Senin/23 Juli 2018 pukul 17.10 wita dan langsung bertemu dengan Ketua Sanggar Lopo Gaharu Siti Samikna M Usman,S.sos dan Wakil Ketua Ryan R Wake.

Diawali dengan perbincangan santai di sudut rumah bernuansa Bali, Siti dan Rian Wake menuturkan proses berdirinya Sanggar Lopo Gaharu. Tampak anak anak sanggar sedang melaksanakan sesi latihan, mereka rata-rata berusia 16-20 tahun. Aktif dan lincah gemulai dalam gerakan sendra tari daerah NTT.

Sanggar Lopo Gaharu Berbasis Keluarga

Mengawali cerita santai kami (gardaindonesia.id dan pengurus Sanggar Lopo Gaharu), Wakil Ketua, Ryan R Wake menuturkan, sebelumnya anggota Sanggar Lopo Gaharu berasal dari Taman Budaya, berbekal bakat dan minat terus berkarya dengan membentuk wadah dan berkreasi dalam mencintai budaya NTT. Potensi yang dipunyai terus dikembangkan dengan mengajak teman-teman mencintai budaya NTT.

Adapun komposisi kepengurusan Sanggar Lopo Gaharu sebagai berikut: Penasehat: Drs. Floribertus Fono, Pembina : Dra Erni Setyo Handayani, Ketua sanggar : Siti Samikna M Usman S.Sos, Wakil : Ryan R Wake, Sekretaris : Dewi Ayu Amelia Rachmat,S.Pd, Bendahara: Mitfah Djenal,S.Pd, Penata musik: Andre Pada, Penata tari: Dewi Aisyah Rachmat, Penata rias dan busana: Datna Y.Lopo,S.Pd, Perlengkapan : Fajar Hadi.

Saat ditanya tentang Impian terhadap Sanggar Lopo Gaharu, Ketua Sanggar Siti Samikna menuturkan, “Impian kami dapat makin dikenal di seluruh Indonesia dan manca negara dengan karya karya Sanggar Lopo Gaharu dan makin banyak anak-anak muda yang mencintai budaya NTT “.

“Kami juga menampilkan tarian daerah lain di Indonesia namun tetap kedepankan budaya dan tarian daerah NTT “, jelas Siti Samikna yang berprofesi sebagai Guru Seni SMA Negeri 1 Kupang.

Mengenai regenerasi sanggar, dijalankan melalui proses perekrutan saat tahun ajaran baru di SMA Negeri 1 bagi anak-anak yang tertarik dan mau belajar sendra tari. Juga dengan mengajak anak-anak dari luar. Pola regenerasi dan perekrutan tersebut yang menjadikan Sanggar Lopo Gaharu tetap eksis hingga saat ini.

“Kami selalu mengikuti perkembangan jaman, kami ingin anak-anak muda NTT bisa seperti anak muda di Bali dan Jawa. Selalu berkreasi dengan merubah kemasan tarian dengan tetap kedepankan unsur tarian asli daerah “, terang Ryan Wake-Wakil Ketua Sanggar Lopo Gaharu.

“Capaian dari Sanggar Lopo Gaharu berhasil mengadakan Konser Kompilasi September 2017 yang melibatkan 100 talent, mewakili NTT dalam Pentas Seni yang digelar oleh Pemerintah Berau di Kalimantan, Tampil mengisi acara Pemerintah, tampil dalam Talk Show Najwa Shihab “, jelas Ryan Wake yang Juga berprofesi sebagai PNS pada Kanwil Kementerian Hukum dan HAM NTT.

Berbasis keluarga Sanggar Lopo Gaharu dilandasi dengan pendekatan keluarga. anak-anak diperlakukan seperti saudara dengan mengajarkan etika dan disiplin kepada anak-anak sanggar.

“Anak-anak datang kesini bukan hanya sekedar menari, namun mental, etika dan karakter mereka kami tuntun dan bina “, ungkap Siti Samikna sambil menutup sesi perbincangan santai kami.

Perlu diketahui, Sanggar Lopo Gaharu menjadwalkan Pentas Seni pada Minggu/29 Juli 2018 di Pantai Lasiana kerja sama dengan Hau Kopas dan Pagelaran Lomba Tari Ge Mu Fa Mi Re yang rencananya akan dihelat pada Sabtu/8 September 2018 di Taman Nostalgia Kota Kupang. (+rb)