Cerita Jein Koten-‘Oa Pariwisata Flotim 2019 Bersama Pangan Kelor’

Loading

Larantuka-NTT, gardaindonesia.id | Temaram tenggelamkan Sang Surya di pelukan bukit sebelah barat Kota Reinha Larantuka. Butiran titik-titik hujan masih tersisa di pucuk kelor halaman rumah penduduk Desa Mokantarak; Sebuah desa kecil nan asri di arah barat kotaku, Larantuka. Inilah Kisah dibalik suksesnya Jein Koten menjadi Oa (Putri) Pariwisata Flotim 2019.

Sore itu, aku menyempatkan diri bersepeda hingga ke desa yang berjarak 4 KM dari Kelurahan Waibalun tempat tinggalku. Dengan penuh semangat sambil bernyanyi kecil aku mengayuh sepedaku menuju ke rumah salah satu keluargaku.

Tepatnya, di rumah kakak sepupuku, Bapak Milan Koten, ayahanda dari adik Jein Koten, penerima gelar Oa Pariwisata (Putri Pariwisata) Flores Timur tahun 2019. Gadis kelahiran Waibalun 20 tahun silam yang bernama lengkap Yuliana Hingi Koten, merupakan putri ke 2 dari 4 bersaudara.

Gadis berdarah campuran Flores Timur dan Sikka ini, sejak kecil telah menunjukkan prestasi gemilang baik di sekolah maupun prestasi diluar sekolah. Berbagai perlombaan selalu diikutinya. Sosok yang energik, cerdas dan cantik tentunya dan menyukai tantangan.

Jein Koten berpose bersama Finalis Putri Indonesia,Fiona Callaghan dan Para Finalis Putri Pariwisata Flotim

Dalam memperoleh suatu hal yang dia inginkan meskipun melewati berbagai tantangan, dia selalu percaya pada kemampuan diri dan kerja keras serta selalu memperoleh dukungan dari keluarga, membuatnya mampu melewati semua tantangan yang ada.

Sore temaran, akan berlalu, ketika itu kami bertiga duduk di lopo kecil halaman rumah Ka’ Milan (Bapak Milan Koten); Aku, adik Jein dan Ka’ Koni-Ibunda dari Sang Putri Pariwisata, Ya..sedikit memberikan gelar yang pantas untuk adik tersayang dengan sebutan ‘Sang Putri’.

Mereka kaget melihat kedatanganku sore itu, sang surya sebentar lagi akan tidur di ufuk barat desa ini, para petani desa berbaris rapi meski kulihat ada gambaran kelelahan di wajah mereka. Itulah hidup yang penuh perjuangan.

Akupun mulai membuka perbincangan kecil kami, ditemani teh kelor buatan adik Jein, teh yang diolah dari bahan baku daun kelor yang dikeringkan, kata Ka’ Koni bahwa keluarga mereka sudah lama mengkonsumsi minuman dari kelor ini. Setiap pagi mengawali hari dengan Sup Motong (kelor) sebagai Teman Nasi untuk Sarapan Pagi bagi Keluarga Ka’ Milan.

Ya..Motong-lah Teman Setia Mereka. Tiada Hari Tanpa Kelor…Tiada Hari Tanpa Motong.

Itulah kebiasaan sarapan pagi dengan Sup Kelor bagi sebagian besar Penduduk Flores Timur. Bahkan untuk makan siang maupun malam selalu tersedia Sup Kelor. Karena memang pengolahannya mudah dan tentunya bergizi tinggi.

Kamipun bercerita tentang kegiatan Pemilihan Oa Pariwisata pada tanggal 30 Desember 2018 kemarin. Alur kegiatan yang begitu apik, dengan melalui beberapa tahap. Pada ajang bergengsi ini mendatangkan juri dari luar Flores Timur yakni Putri Pariwisata NTT.

Jein Koten saat mengikuti Festival Lamaholot di Lembata

Tentunya ini bukan ajang main-main. Peserta lomba berasal dari Oa-Oa (gadis) terbaik dari tiap kecamatan Se-Kabupaten Flores Timur. Kegiatan puncak Pemilihan Oa Pariwisata dimulai tepat pukul 20.00 WITA; 1 jam sebelumnya, aku sudah berada di lokasi acara tepatnya di Lapangan Lebao, Larantuka – Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Sungguh merupakan malam puncak yang dinantikan dan pastinya mendebarkan jantung setiap peserta lomba; Oa-Oa Nagi menebar pesona di Malam Penghujung 2018, pesona mereka mampu mengalahkan sinar rembulan di malam itu. Bias sinarnya redup oleh Pesona Oa-Oa Lamaholot.

Penontonpun terpukau, tampak peserta lomba berlenggak-lenggok diatas panggung yang gempita dan elegan. Acara ini digelar oleh Dinas Pariwisata Flores Timur dan didukung oleh Nani Betan (anggota DPRD) sekaligus pemilik D’Rippen EO, sebuah event organizer terbaik di Flores Timur.

Jein Koten dalam Balutan Busana Adat Lamaholot

Detik demi detik berlalu, menit dan jam semakin menua di malam itu. Tibalah saat sang juri memberikan penilaian terakir; Yuliana Hingi Koten berhak meraih gelar Oa Pariwisata Flotim 2019.

Sang Putri Pariwisata NTT yang membacakan hasil keputusan juri yang tentunya tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. Itulah perlombaan, ada yang meraih peringkat pertama atau juara 1 dan ada peringkat dibawahnya; tetapi yang pasti,semua peserta hebat.

Semua peserta memiliki pesona tersendiri, kekhasaan tersendiri dan tentunya semua kita berproses. ‘Hidup adalah proses’, yang mampu melewati semua tantangan dengan penuh kesabaran dialah yang akan jadi pemenangnya.

Kita semua menjadi pemenang ketika kita mampu melewati segala tantangan di hidup kita. Kita semua menjadi pemenang ketika setiap peristiwa hidup kita lalui dengan penuh syukur; baik itu peristiwa suka maupun peristiwa duka.

Akupun semakin bersemangat ketika malam mulai menjemput ragaku saat berada di lopo kecil itu, tak peduli gerimis mulai meriuh beradu bersama sepoi angin. Kami bertiga masih mau bercerita; adik Jein melanjutkan cerita masa kecilnya diselingi tawa Sang Ibunda.

Tiada hari tanpa Sup Kelor. Masa-masa indah itu ia lalui bersama keluarganya diawali saat menetap di Pulau Solor atau ‘Pulau Penuh Batu’, Aku jadi teringat sebuah slogan lama yang disampaikan oleh nenekku ‘Solor Batu Banyak Makan Batu Berak Jagung’ (Berak=Buang Hajat,red).

Disitulah Jein kecil melalui masa kanak-kanaknya. Memasuki masa remaja Jein disekolahkan di SMP Katolik Ratu Damai Waibalun. Di sekolah ini karakternya mulai dibentuk, bakat dan kemampuannya semakin bersinar di awal masa remajanya.

Guru-guru di almamaternya pun turut berbangga atas terpilihnya Jein menjadi Putri Pariwisata Flores Timur. Anak yang cerdas dan mampu berbahasa Inggris kata salah seorang gurunya di SMP Katolik Ratu Damai.

Karena sejak duduk di sekolah dasar Jein sudah mengikuti Kursus Bahasa Inggris. Ketika memasuki jenjang pendidikan SMU, Jein disekolahkan di SMA Katolik Frateran Podor, Larantuka yang merupakan sekolah menengah terbaik di Kabupaten Flores Timur yang sekarang menjadi Sekolah Rujukan K13.

Selain memiliki kemampuan akademik di sekolah, Jein juga memiliki prestasi di bidang olahraga. Bersama teman-teman sekolahnya di Frateran Podor, mereka selalu meraih juara dalam Pertandingan Voli Putri Se-kota Larantuka. Baginya olahraga adalah hal penting selain tubuh dicukupi dengan makanan bergizi dan diimbangi olahraga pasti akan memberikan efek yang baik bagi kesehatan.

Di masa SMA Jein sibuk dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya. Namun yang pasti prestasi akademik tetap dijaga demi impiannya agar bisa kuliah dan bekerja untuk membahagiakan orang-orang tercintanya.

Sosok Wanita Lamaholot Sang Pekerja Keras. Kebarek Lama Koten (gadis suku koten) ini tak pernah mau menyerah jika itu adalah keinginannya. Dengan niat dan usaha yang semestinya; Jein yakin, ia akan meraihnya. Seperti pada ajang pemilihan Oa Pariwisata yang baru saja ia jalani.

Di sela kesibukannya sebagai seorang Mahasiswa Pariwisata semester 7, tentunya tidaklah gampang, Ia harus pandai membagi waktu kuliah dan waktu dalam mengikuti berbagai kegiatan pengembangan bakat dan minat.

‘Si Keras Kepala’, demikian julukan yang diberikan oleh ayahnya, selalu mewakili kampusnya. Luar biasa Adikku!. Masih muda, berbakat dan tentunya berprestasi.

Satu hal yang membuat saya benar kagum dan salut akan Jein; ditengah kesibukan sebagai mahasiswa, Dia bekerja. Dia tidak mau bergantung sepenuhnya pada orang tua.

Meski hanya bekerja beberapa jam, ia bisa mengatasi kekurangan kebutuhan hariannya atau mengatasi keterlambatan jatah bulanan dari Sang Ibunda. Karena hidup di perantauan jauh dari orangtua, harus pandai menggunakan uang. Tidak boros dan tentunya bersikap layaknya anak yang berbakti.

Jein Koten – Oa Pariwisata Flotim 2019

“Biarlah orangtua berbangga memiliki anak yang baik.he…he..sedikit memuji diri bolehkan,” ucap Jein.

Hati kecilku berkata, sungguh unik anak ini. Jarang sekali kita temukan anak kuliahan seperti Jein di masa yang modern ini..bekerja paruh waktu untuk meringankan beban orangtua. Patut dijadikan contoh bagi kaum muda lain.

Malam menggenggam seisi jagad namun pikiranku semakin bersinar. Percakapan yang santai ditemani Teh Kelor yang membakar semangatku di tengah Alunan Riuh Gerimis membuatku seakan tak ingin mengakiri cerita kami kala itu.

Kelor yang dianggap sayur murahan tak berarti…ternyata menyimpan Sejuta Manfaat.

Tanaman Kelor, Milik Kami Anak-anak Lamaholot.

Kami dibesarkan ditengah tandusnya Tanah Flores Timur namun hati dan jiwa kami tidak tandus.

Otak kami disirami nasehat-nasehat berharga dari nenek moyang bahwa hidup harus selalu dalam persaudaraan biarpun kami tidak sekampung, biarpun kami tidak seagama biarpun kami terpisah pulau dan laut. Kami tetap bersaudara dalam Satu Bingkai Kabupaten Flores Timur.

Di akhir perbincangan kami, adik Jein menyampaikan beberapa hal menyangkut Visi Misinya menjadi Putri Pariwisata Flores Timur antara lain:

  • Penanaman Kelor Serentak;
  • Pengolahan Kelor Menjadi Berbagai Jenis Makanan dan Minuman;
  • Menjadikan Kegiatan Bekarang dan Menyuluh di ujung Desa Mokantarak sebagai Atraksi Wisata Menarik;
  • Menciptakan Galeri Aksesoris Khas Mokantarak (anting, gelang, jepit, kalung) dari Bahan Tradisional;
  • Mengajak Orang Muda atau ‘Kebarek Lamaholot’ untuk Mendapat Pelatihan Menenun Kain Tenun Khas (kwatek) Flores Timur; dan
  • Melatih Ketrampilan Menghasilkan Jagung Titi.

‘Sukses Jein!’, idemu begitu cemerlang. Kami Siap Mendukung Setiap Aksimu Bagi Masyarakat Flores Timur.

Menurut Ibundanya bahwa semua rencana kegiatan atau visi misi dari Jein telah mendapat restu dari PEMDA Flores Timur.

Budidaya kelor yang menjadi Program Unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dan Josef Nae Soi tentunya disambut hangat oleh Masyarakat Desa Mokantarak pada khususnya dan Flores Timur pada umumnya.

Dan Aku, sebagai Anak tanah Lamaholot tak menyangka bahwa dengan Sang Putri Pariwisata punya pemikiran yang sama tentang kelor.

Tentang bagaimana kita bisa membuat kelor dihargai di Mata Masyarakat Indonesia, bagaimana kita memperkenalkan lebih kepada dunia luas tentang Motong atau Kelor.

Semoga Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur NTT menyempatkan diri membaca Goresan Kecil Guru Kampung ini; Tentang Kisah Perjalanan Hidup Jein dan Visi Misinya Sebagai Putri Pariwisata Flores Timur 2019 yang Bersatu Hati dengan Program Motongnisasi.

Jein,…Kami Bangga Memilikimu!.

Hidup adalah perjuangan, dan kita disini masih pada satu langit yang sama. Disini kita semua berproses karena hidup adalah bagaimana kita melalui perjuangan demi perjuangan. Jalanmu masih panjang, tetaplah menjadi kebanggaan orangtua dan tentunya kebanggaan kami masyarakat Lamaholot. Kami selalu mendukungmu!

Profil Singkat Jein 

Nama Lengkap : Yuliana Hingi Koten

TTL : Waibalun, 24  November 1998

Riwayat sekolah

  1. SDN Ongalereng Solor Barat;
  2. SMPK Ratu Damai Waibalun;
  3. SMAK frateran Podor Larantuka;
  4. Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta (STIPRAM )

Aktifitas dan Prestasi :

  1. Paskibra;
  2. Juara 1 lomba Fashion Show tingkat Kabupaten (Festival Lamaholot di Lembata);
  3. Pernah menjadi News Reader;
  4.  Juara 1 lomba Fashion Show Tingkat SMAK Frateran Podor;
  5.  Juara 1 Lomba Voli Tingkat SMA Se-Kota Larantuka (Piala Bupati);
  6.  Juara 2 Lomba Voli tingkat SMA Se-Kota Larantuka (Gabriel Cup);
  7. Mengikuti kegiatan FSC (Foreign Case Study) di Thailand, Singapura, dan Malaysia;
  8. Mengikuti kegiatan School of Leadership di Yogyakarta

 

Penulis (*/Helmy Tukan,S.Pd – Guru dan Pegiat Literasi di Flores Timur)

Editor (+rony banase)