Waspada!, Kota Kupang Terdampak Fenomena Cuaca Squall Line

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Angin kencang disertai hujan menumbangkan pohon, mencopot atap bangunan dan memporakporanda berbagai fasilitas di seputar Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Minggu/ 10 Maret 2019 mulai sekitar pukul 09.20—11.00 WITA.

Pantauan Garda Indonesia, akibat angin kencang yang berkisar 35—44 knots ((80 km/jam) menyebabkan pohon tumbang dan menutupi ruas jalan seperti di Jalan Frans Seda, Ruas Jalan menuju Bandara El Tari Kupang dan lokasi lain

Pohon roboh menindih sebuah mobil di ruas Jalan Frans Seda Kota Kupang

Selain itu, atap sebagian bangunan dari Rumah Sakit Titus Ully (Bayangkara) Kupang tercopot dan kanopi dari beberapa kantor di Jalan Frans Seda roboh

Forcaster BMKG El Tari Kupang, I Ketut Wisnu Wardhana kepada media ini mengatakan bahwa fenomena cuaca yang diidentifikasi oleh sebagai squall line ini, sangat berbahaya karena terdiri dari barisan awan cumulonimbus yang dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang dan badai guntur.

“Selain itu dapat mengakibatkan turbulensi yang membahayakan penerbangan”, ujar Wisnu Wardana

Lapak Penjual di Pasar Inpres Kupang ditindih pohon tumbang akibat angin kencang

Lanjut Wisnu, squall line adalah fenomena cuaca berskala lokal dari waktu tumbuh hingga punah (berakhir) 3—5 jam dan dari pantauan radar cuaca kami squall line sudah mulai memasuki fase punah

“Tetapi masih ada potensi cuaca buruk dari awan-awan Cumulonimbus(Cb)”, ungkapnya

Pohon Besar di Jalan Gunung Mutis tumbang dan menindih rumah Kasie Korem 161/WS

Lebih lanjut Wisnu Wardana memberikan himbauan agar masyarakat waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh  dan mengindahkan hal-hal sebagai berikut:

  1. Agar tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir;
  2. Mewaspadai hujan lebat disertai angin kencang yang berbahaya bagi kapal berukuran kecil;
  3. Serta memangkas pohon pohon besar sehingga mengurangi potensi dan dampak dari cuaca ekstrim.

Penulis dan editor (+rony banase)