Kupang-NTT, Garda Indonesia | Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatatkan sejarah baru dengan mengekspor hasil rumput laut; Ditandai dengan acara Pelepasan Export Perdana Komoditas Rumput Laut PT. Rote Karaginan Nusantara ke Argentina oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) di Pelabuhan Tenau Kupang pada Selasa, 28 Mei 2019
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menyampaikan kebanggannya pada produk rumput laut yang diekspor.
“Kita tentunya bangga dengan hal ini karena merupakan kerja kolaboratif. Ini hasil kerja kita bersama melalui langkah besar. Tahun depan harus terus berlanjut agar orang di negara lain bisa menikmati produk dari NTT seperti rumput laut ini dan tentunya itu menjadi value yang tinggi”, jelas Viktor.
Kini, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur sedang mempersiapkan 8.800 orang yang akan diberikan bantuan berupa tali dan benih untuk bisa membudidayakayan rumput laut sehingga bisa produksi lebih besar.
“Petani rumput laut juga kita pacu untuk bekerja rajin”, tutur Gubernur Viktor.
Selain itu, tambah Gubernur VBL, Pemprov NTT mengusahakan untuk mengekspor kelor ke Jepang dengan kebutuhan 40 ton kelor dalam waktu 2 minggu
“Nanti juga kita akan tingkatkan produksi dan ekspor garam. Kita harapkan pada tahun 2025 nanti sudah bisa suplai 1,5 juta metrik ton garam. Dengan tiga hal tersebut maka kita bisa sumbangkan untuk mengangkat neraca perdagangan negara ini”, ungkapnya.
Ia juga memberikan apresiasi kepada Bapak Ibrahim Agustinus Medah yang sudah bekerja keras dalam hal produksi rumput laut.
“Seharusnya Pak Ibrahim Medah ada disini dan dia pasti sangat senang. Saya mau menyebutnya sebagai Bapak Rumput Laut NTT karena karya tangannya sudah mulai dikenal dunia”, tambahnya dan disambut tepuk tangan para tamu undangan yang hadir.
Disamping itu, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Bea Cukai Region Bali, NTB dan NTT Untung Basuki mengatakan momentum tersebut sebagai bentuk implementasi ekspor yang berkualitas.
“Kita disini menjadi saksi potensi kekeyaan NTT yang diberdayakan menjadi Go Internasional. Bisa dilihat sebagai implementasi ekspor dengan kualitas yang baik,” ungkap Untung.
“Dengan ekspor perdana ini kita mau agar adanya produksi dan ekspor yang terus ada kedepannya. Hal tersebut juga akan membantu memberikan devisa bagi negara dan provinsi NTT. Dari neraca perdagangan kita masih defisit hingga bulan april. Kita membutuhkan neraca yang positif dan negara kita ini sangat besar dan membutuhkan devisa yang baik untuk pembangunan”, ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa bentuk konkrit dengan adanya ekspor rumput laut ini merupakan cara bagaimana mengupayakan devisa bagi negara.
“Kita sepenuhnya bersama pemerintah pusat mendukung pemerintah NTT sebagai leader pembangunan provinsi ini melalui jalannya ekspor yang juga berguna dalam proses pengembangan daerah. Kita juga memberikan apresiasi kepada PT. RKN yang sudah membantu memberdayakan masyarakat dan kita harapkan ini bisa dilanjutkan ke depannya”, tambah Untung.
Sedangkan, Kepala Pusat Standarisasi Sistem dan Kepatuhan BKIPM KKP RI Ir. Teguh Samudro dalam sambutan yang dibacakan perwakilannya mengatakan produk rumput laut sebagai bagian komoditi sektor perikanan. Secara umum perikanan indonesia telah diterima secara umum oleh negara konsumen dengan keunggulannya dan dapat diproduksi sepanjang tahun dengan berbagai jenisnya.
Dalam acara tersebut juga dilaksanakan penyerahan sertifikat HC dan PC oleh Gubernur NTT kepada direktur PT. RKN Harris Sastra Lino serta pemecahan kendi oleh Gubernur sebagai peresmian ekspor rumput laut dengan pengiriman 25 ton rumput laut. (*)
Sumber berita (*/Meldo Nailopo–Biro Humas dan Protokol Pemprov NTT)
Editor (+rony banase)