Maskapai Asing Masuk Ke Indonesia? HIPMIKINDO Dukung Penuh

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Diskursus yang dilontarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait maskapai asing yang diundang masuk ke dalam bisnis penerbangan nasional bermaksud agar harga tiket pesawat domestik yang dikeluhkan masyarakat dapat kembali normal dan tidak mahal.

Diskursus tersebut didukung penuh oleh Barisan Muda Himpunan Pengusaha Mikro Dan Kecil Indonesia (HIPMIKINDO).

Ketua Umum BM HIPMIKINDO, Denny Agiel Prasetyo mengatakan pihaknya mendukung diskursus tersebut bukan saja karena harga tiket, tetapi pihaknya yakin jika maskapai asing ikut berbisnis di dalam penerbangan nasional. Indonesia akan bisa untung dari berbagai aspek, dimana apabila maskapai asing masuk akan memberikan penambahan pendapatan negara atas sektor pajak di luar sektor andalan minyak dan gas (Migas).

“Hal tersebut jelas menguntungkan dimana terdapat penambahan atas pendapatan negara atas sektor pajak di luar sektor andalan migas, dan terjadi persaingan yang lebih kompetitif dan pilihan yang lebih luas bagi konsumen pengguna moda transportasi udara yang pada gilirannya pasti meningkatkan standar sektor pelayanan, keamanan dan kenyamanan bagi para konsumen pengguna moda transportasi udara tersebut,” ujar Denny melalui rilis yang diterima media Garda Indonesia, Kamis, 13 Juni 2019

Menhub Tak Mampu Kelola Maskapai

Mantan Aktivis’98 ini juga menjelaskan mengenai kenapa harga tiket pesawat domestik bisa melambung tinggi. Menurutnya, mahalnya harga tiket pesawat itu disebabkan karena kinerja Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi yang tidak mampu mengelola maskapai penerbangan nasional.

“Harga tiket pesawat komersil menjadi relatif mahal jelas, di sini ketidakmampuan Menteri Perhubungan untuk melakukan standar batas atas dan bawah atas harga tiket yang mestinya diatur, diawasi dan bila melanggar dilakukan sanksi tegas dimana itu adalah juga merupakan proteksi kepada masyarakat pengguna jasa transportasi udara tersebut. Sehingga tidak dirugikan dengan sedemikian rupa,” jelas Denny.

Selain Menhub, Denny juga menuding Garuda Indonesia dan Lion Air sebagai penyebab mahalnya harga ticket pesawat. Menurutnya, kedua maskapai tersebut dinilai telah melakukan duopoli dalam bisnis penerbangan nasional.

“Jelas hal tersebut menunjukkan betapa nakalnya para pemilik dan pengelola maskapai penerbangan. Di mana sangat tidak mengindahkan aspek kemanusian akan tetapi semata mata hanya mengedepankan unsur keuntungan semata,” ucapnya.

Untuk itu, Menurut Denny, sangat diperlukan sistem pengawasan yang super ketat terhadap pengelolaan bisnis Penerbangan Nasional agar harga tiket dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan pasar.

“Solusinya adalah sistem pengawasan ketat dengan regulasi yang berorientasi pada peningkatan pajak jika terjadi wanprestasi,” tandasnya.

Penulis dan editor (+rony banase)
Foto by ayobandung.com