Warisan waktu

Loading

Oleh Yelinri Juana Martha Taosu

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Penggalan puisi oleh Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Semester 4 Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang

Perihal menunggu Mati
Ia telah menyisipkan beberapa pucuk doa
Di saku langit
Sebelum meninggalkan tatapnya pada malam yang tengah lahap mengunyah remah-remah senja

Setibanya di petiduran, ia sempatkan menatap lekat-lekat tengkorak berbalut kulit itu di hadapan cermin
Dan tak menemui apapun selain matanya yang lelah dan penuh sesak akan diam
Sebelum akhirnya terbaring lelah pada sebuah lupa tak bernama

Taktala mentari mulai mencumbu embun di kaki langit
Ia bergegas menemui kenyataan
Mengenai perihnya beberapa luka yang menunggu waktu untuk mengering
Sembari membuat Tuhan jatuh hati akan perihnya dan memberinya sedikit lupa (lagi) untuk dikecap sebagai sarapan pagi

Sebab menunggu mati adalah berada di ruang kejam
Baginya yang terlampau rapuh dalam nanti yang hampa
Ia adalah
Warisan waktu

Bumi, 18 Juni 2019