Ahok Tolak Jadi Calon Gubernur NTT, Ini Alasannya

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Ahok atau Basuki Tjahaya Purnama (BTP) dalam sesi temu wicara yang dihelat di halaman Kantor DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Selasa, 13 Agustus 2019 pukul 17:00 WITA; menolak dicalonkan sebagai gubernur Provinsi NTT.

Penolakan Ahok tersebut disampaikannya saat menjawab salah satu permintaan yang dirangkai dalam pertanyaan yang diajukan oleh peserta dalam talk show atau temu wicara yang digagas oleh Anzy Lema dengan slogan ‘Baomong deng Ahok’.

Menurut Ahok, dirinya tidak tahu persis kondisi di NTT dan masih banyak figur anak daerah yang potensial

“Jangan dorong saya menjadi calon Gubernur NTT, seharusnya kita harus melahirkan Ahok lain di Provinsi NTT”, tegasnya menjawab pertanyaan tersebut.

Lanjut Ahok, “Ada Ibu Emi Nomleni, juga Pak Viktor Laiskodat (Gubernur NTT saat ini) yang punya potensi luar biasa untuk membangun NTT,” ujarnya saat tampil dengan kemeja merah PDI Perjuangan.

“Ibu Emi Nomleni bakal menjadi Ketua DPRD NTT dan kedudukan Ketua DPRD NTT sebagai orang nomor dua di Provinsi Nusa Tenggara Timur,” ungkapnya dihadapan ratusan warga Kota Kupang yang memadati areal Kantor DPD PDIP NTT di Kelurahan Oesapa Selatan, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang-NTT.

Jelas Ahok, “Ibu Emi Nomleni merupakan figur perempuan hebat dari PDIP yang dapat menjadi nomor dua saat bertanding dalam perhelatan Pilgub NTT saat berhadapan dengan Viktor Laiskodat.”

Ahok menegaskan bahwa menjadi pejabat harus jujur, mempunyai integritas, empati dan belas kasihan dan dapat menolong orang dengan menggunakan APBD dan kekuasaan yang dimilikinya.

Ahok juga menyampaikan bahwa dirinya paling suka menjadi pejabat karena dapat membantu orang dengan tidak menggunakan uang sendiri

“Saya paling suka menjadi pejabat karena dapat membantu orang tidak pakai duit (uang) saya,” sebut Ahok.

Pantauan media ini, meski temu wicara ini diwarnai dengan listrik padam sebanyak 3 (tiga) kali tidak mengurungkan niat para penggemar Ahok untuk tetap setia mendengarkan temu wicara ‘Baomong deng Ahok’ ini hingga selesai.

Penulis dan editor (+rony banase)