Majelis GMIT Ebenhaezer Oeba Teken Kontrak dengan BPJS Kesehatan

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Perdana di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Majelis Jemaat Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Ebenhaezer Oeba memutuskan untuk teken Perjanjian Kerja Sama dengan BPJS Kesehatan Cabang Kupang untuk melindungi 100 jemaat melalui Program Diakonia.

Peserta BPJS Kesehatan Mandiri secara kolektif sebanyak 100 orang jemaat dari Ebenhaezer Oeba melalui Program Diakonia merupakan peserta perdana secara kolektif di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang dapat dijadikan contoh bagi Program Kepesertaan BPJS Kolektif di lingkungan jemaat gereja lain.

Program Peserta Mandiri Kolektif ini telah diberlakukan BPJS Kesehatan sejak 1 September 2016 dengan memberlakukan sistem pembayaran 1 virtual account untuk peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP) atau peserta mandiri. ‎Dengan sistem ini, tagihan iuran bersifat kolektif untuk seluruh anggota keluarga yang terdaftar pada Kartu Keluarga (KK).

Penandatanganan PKS antara Majelis Jemaat GMIT Gereja Ebenhaezer Oeba dan BPJS Kesehatan Cabang Kupang

Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dilakukan oleh Ketua Majelis Jemaat Ebenhaezer Oeba, Pdt.Salmon Agustinus Bees, STh. dengan Kepala BPJS Kesehatan Cabang Kupang, dr.Fauzi Lukman Nurdiansyah, M.M. pada Selasa, 1 Oktober 2019 pukul 11.00 WITA—selesai di Aula Kantor BPJS Kesehatan Cabang Kupang.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Kupang, dr.Fauzi Lukman Nurdiansyah, M.M. mengatakan bahwa PKS PBPU Kolektif sebagai bentuk peserta mandiri secara kolektif dengan filosofi gotong royong semua tertolong yakni orang yang sehat bantu orang sakit dan yang kaya bantu yang miskin.

“Mengapa kita harus ikut program JKN KIS karena terdapat proteksi untuk diri sendiri dan keluarga dan sharing atau gotong royong,” kata dr. Fauzi.

Karena dengan JKN KIS, jelas dr Fauzi, sebagai program nasional dengan sistem gotong royong sebagai budaya timur ini dapat mengurangi beban saat kita menderita sakit dengan beban biaya tinggi seperti cuci darah, operasi jantung, dan sakit kritis lainnya.

“Hari ini kita pecah rekor karena peserta kolektif sebanyak 100 orang dan ini dapat menjadi model atau contoh bagi jemaat lain,” tandas Kepala BPJS Kesehatan Cabang Kupang.

Foto bersama Majelis Jemaat GMIT Gereja Ebenhaezer Oeba dan BPJS Kesehatan Cabang Kupang

Sementara itu, Ketua Majelis Jemaat Ebenhaezer Oeba, Pdt. Salmon Agustinus Bees, STh. menyampaikan kepesertaan BPJS Kesehatan secara kolektif ini sebagai lompatan bagi jemaat dan untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dirancang pola bantuan untuk menolong jemaat kurang beruntung dengan pola bantuan diakonia melalui kerja sama dengan BPJS Kesehatan.

“Kami berharap kedepan dapat menjangkau lebih dari 100 orang karena jemaat kami berjumlah sekitar 8.000 ribu orang,” tutur Pdt.Salmon Bees yang didampingi oleh Sekretaris, Penatua Timotius; Bendahara, Penatua Abraham; Penatua Rambu dan Penatua Tin.

Sedangkan menurut Penatua Tin yang fokus merancang dan melaksanakan program diakonia dengan dukungan UPP Diakonia dapat membantu anggota jemaat yang kurang mampu dengan dana yang sangat terbatas sehingga kapanpun saat jemaat sakit dapat dibantu.

“Kita sebagai badan pengurus UPP Diakonia bertugas membantu dan melihat jemaat kurang mampu yang sakit namun dengan dana yang terbatas kami hanya bisa membantu sekali setahun namun yang sakit banyak sekali. Namun kami bersyukur melalui kerja sama dengan BPJS Kesehatan dapat menjangkau dan membantu lebih banyak jemaat,” ungkap Penatua Tin.

“Kami membayar iuran BPJS untuk kelas 3 saja untuk 10 bulan kedepan (Oktober 2019—Juli 2020), kami juga membantu membayar yang menunggak iuran dan kami berterima kasih telah dibantu oleh BPJS Kesehatan,” tandas Penatua Tin.

Penulis, editor dan foto (+rony banase)