Kemen PPPA & Yayasan Sejiwa Edukasi PATBM tentang Parenting di Era Digital

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Persoalan anak merupakan persoalan multisektor, karena itu perlu disikapi secara serius, komprehensif melalui aktivitas yang terpadu. Gerakan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dikelola oleh sekelompok orang yang tinggal di desa/kelurahan sangat tepat untuk dikuatkan.

Melalui PATBM, diharapkan terbangun suatu sistem pada tingkat komunitas dan keluarga untuk pengasuhan yang aman, guna mencegah kekerasan, meningkatnya ketrampilan hidup dan ketahanan bagi Anak. Demikian pula masyarakat diharapkan mampu mengenali, menelaah, dan mengambil Inisiatif untuk mencegah dan memecahkan permasalahan kekerasan terhadap anak di lingkungan sendiri.

Pesatnya perkembangan teknologi di era digital memberikan berbagai dampak baik secara positif maupun negatif khususnya pada anak, dampak positifnya anak dengan mudah mengakses namun dampak negatif juga ditimbulkan dari bahaya internet, yaitu kecanduan bermain games yang rentan menjadi korban kejahatan seksual di dunia maya, serta terpaparnya konten pornografi dan informasi yang berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak.

Survei Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menunjukkan bahwa sebanyak 65,34% anak pada usia 9—19 tahun telah memiliki gawai (smartphone), data ini membuktikan bahwa tidak ada daerah yang bebas dari isu kejahatan terhadap anak baik pornografi dan prostitusi di ranah daring.

Kadis PPPA NTT, Sylvia Peku Djawang (kiri) didampingi Kabid Pemenuhan Hak Anak, Dra.Maria Patricia Sumarni,M.M. (baju putih) saat membuka pelatihan Parenting di Era Digital bagi Aktivis PATBM

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Sylvia.R.Peku Djawang, S.P., M.M. pada Selasa, 5 November 2019 di Aula Hotel Neo Aston Kupang.

Bertolak pada kondisi tersebut maka Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) dan Yayasan Sejiwa menghelat kegiatan Pelatihan Parenting di Era Digital bagi Aktivis PATBM yang dilaksanakan pada tanggal 5—7 November 2019 di Aula Hotel Neo Aston Kupang.

“Pelatihan ini bertujuan untuk menyosialisasikan berbagaí kebijakan pencegahan agar anak tidak terjerumus dalam bahaya internet,” jelas Sylvia Peku Djawang.

Para aktivis PATBM saat mengikuti pelatihan Parenting di Era Digital

Selain itu, Melalui Aktivis PATBM diharapkan dapat menyampaikan ilmu yang didapatkan kepada para orang tua di lingkungan sekitar, minimal di rumah masing-masing agar menjadi teladan dimasyarakat tentang cara mendidik anak diera digital.

“Tujuan utama kegiatan ini agar dapat membuka wawasan para orang tua dan pendidik, agar mampu menjadi pendamping dan pelindung anak di era digital saat ini. Mereka diajak untuk membentuk diri menjadi suri teladan bagi anak, baik didunia nyata maupun di ranah daring (online) dan menjadi nitizen unggul. Orang tua diberi pemahaman bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan anak agar bisa dekat dan mampu membangun kedisiplinan, menanamkan nilai luhur serta kebiasaan baik pada anak, serta bagaimana cara mempengaruhi anak agar bisa menjadi manusia yang cerdas, berkarakter dan mandiri,” jelas Sylvia Peku Djawang secara gamblang.

“Intinya agar dapat membentuk anak menjadi generasi masa depan bermanfaat,” tandas Kadis PPPA NTT ini dengan optimis.

Penulis, editor dan foto (+rony banase)