Didi Kempot, ‘Sosok yang Mengangkat Budaya Jawa Kembali Dicintai’

Loading

Oleh R. Ay. Febri Dipokusumo

Mengenal seniman besar ini, seperti bertemu kebanyakan orang Jawa yang apa adanya, ramah dan sederhana. Awalnya saya hanya tahu lagu Stasiun Balapan yang cukup populer dan selebihnya saya tidak terlalu menaruh perhatian, namun sejalan dengan waktu, ketika saya banyak berkumpul dengan anak-anak muda, saya mendengar mereka menyanyikan beragam lagu langgam campur sari dengan bahasa Jawa yang sangat fasih dan saya pun menjadi terhibur dan menikmati lagu-lagu tersebut yang sangat ringan didengar sambil melafalkan bahasa Jawa yang sehari-hari sudah tidak lagi maksimal dipakai.

Hingga ada kesempatan, saya menyaksikan konser terakhirnya secara langsung saat Ulang Tahun keponakan saya putra dari Raja Karaton Surakarta Pakubuwono XIII.

Saya takjub dengan sosok rendah hati ini, karena mampu memikat penonton yang 90% anak muda seusia SMA.

Didi Kempot mampu membuat anak-anak muda ini bergembira sambil melafalkan lagu berbahasa Jawa yang tak jauh beda dengan pamor bila anak-anak muda ini menyaksikan konser berbahasa Inggris.

Tak lama berselang di bulan Desember 2019, saat Ulang Tahun pemilik Danarhadi, Bapak Santosa Doellah di Gedung Colomadu, saya kembali dibuat takjub dengan konser Didi Kempot. Kali ini, penonton sebagian besar para tokoh masyarakat di Kota Solo dan ibu-ibu berbagai kalangan dari para pembatik, pengusaha hingga pejabat.

Kenangan saya (duduk paling ujung kanan) bersama Mas Didi Kempot (duduki paling ujung kiri)

Semua seolah terhipnotis tak beranjak dari duduknya dan berjoget bersama mendekati panggung seolah tidak mengenal perbedaan latar belakang. Sungguh luar biasa, 90% penonton hafal lagunya dan semua tampak bahagia. Selesai acara pun, Didi Kempot tidak enggan untuk diminta berfoto, mengobrol bahkan berbagi nomor telepon dengan siapa pun.

Terakhir dalam konser live KOMPAS TV, saya dibuat lebih takjub lagi karena jumlah donasi terus bergerak hingga mencapai angka lebih dari 7 Miliar dalam sekejap, bahkan membuat saya pun juga tergerak ikut berdonasi.

Magnetnya sungguh luar biasa, menggerakkan orang melakukan kebaikan tanpa dipaksa. Lebih luar biasanya lagi, busana batik motif Jawa, bahkan busana adat Jawa dan latar Wayang selalu menjadi bagian dari setiap penampilannya.

Didi Kempot membawa budaya Jawa menjadi kembali dicintai dan membuat budaya bangsa kita ini menjadi mendunia. Indonesia butuh sosok seperti ini yang mampu membawa pesan moral kebaikan tanpa paksaan, yang membuat orang seakan terhipnotis tanpa sadar bahkan yang bukan orang Jawa pun ikut melafalkan lagu berbahasa Jawa ini dengan fasih.

Semoga ke depan semakin banyak muncul seniman-seniman daerah yang akan mengajarkan pada kita betapa indahnya budaya bangsa ini.

Selamat jalan “Sang Maestro” kau tidak hanya menghibur dengan lagumu, tapi kau mengajarkan banyak hal tentang budaya dan kearifan lokal di mana masyarakat Indonesia dikenal ramah, rendah hati dan berjiwa memberi.

Semoga kau kembali dalam kedamaian-Nya.

*/Penulis merupakan District Governor Rotary D3420 Indonesia
Foto utama (Koleksi Instagram Didi Kempot)