Canang Program TJPS di Sumba Tengah, VBL: Saya Tak Mau Sumba Miskin

Loading

Sumba-NTT, Garda Indonesia | Pulau Sumba merupakan pulau terindah di dunia. Namun, Sumba secara keseluruhan juga punya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang rendah. Tingkat kemiskinan di Sumba seturut data statistik juga paling tinggi untuk Nusa Tenggara Timur (NTT). Karenanya perlu upaya ekstra agar pulau ini maju menuju sejahtera.

Demikian pernyataan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) saat mencanangkan Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) di Desa Umbu Pabal Kecamatan Umbu Ratu Nggai, Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi NTT pada Senin, 7 September 2020.

“Ini tantangan buat Sumba. Saya tidak mau Sumba seperti ini terus. Tadi saya bersama dengan para bupati se-Sumba, minus kaka Niga (Bupati Sumba Barat, Agustinus Niga Dapawole) sepakat untuk bekerja lebih keras. Saya punya komitmen sebagai Gubernur, saya tidak mau Sumba miskin dan tertinggal seperti ini terus,” ungkap Gubernur VBL.

Pasangan dari Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi ini memotivasi para bupati se-Sumba untuk bekerja sama dan bersama agar Sumba menjadi pulau yang sukses dan makmur. Hal ini jadi tanggung jawab gubernur dan para bupati untuk bekerja lebih serius dan dalam periode kepemimpinan masing-masing.

“Saya mau di bawah pemerintahan saya, tidak boleh Sumba alami masalah besar dengan kemiskinan, pendidikan dan kesehatan. Terima kasih pak Bupati Sumba Barat Daya, Bupati Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Timur. Kita akan siapkan kolaborasi yang baik di pulau ini. Berapa anggaran tiap kabupaten di Sumba dan Provinsi juga mendukung porsi anggaran yang lebih besar. Kita buat apa, langsung harus jadi. Pulau ini harus panen terus hasil pertanian sebanyak mungkin sepanjang tahun,” urai VBL.

Lebih lanjut VBL mengajak semua pemangku kepentingan harus menyatukan tekad untuk rubah keadaan di Sumba. Semua harus kerja. Para Maramba (tokoh masyarakat), TNI/POLRI, Gereja, anak-anak muda, semuanya harus terjun ke lapangan.

“Kita harus pastikan semua punya mimpi yang sama, dari timur sampai barat daya. Kita ingin bangun ini pulau. Jangan takut hitam turun lapangan. Supaya kalau buka data atau buku kemiskinan lagi, nama Sumba sudah tidak ada. Dan ini semua harus dikerjakan dengan cara tidak biasa, bukan dengan cara biasa. Tidak mungkin dengan cara bupati lebih banyak di kantor selama 5 hari, tapi harus lebih banyak turun lapangan,” tegas VBL.

Gubernur VBL saat menanam jagung dalam program TJPS di Kabupaten Sumba Tengah

Menurutnya, program TJPS adalah bagian penting untuk membebaskan Sumba dari kemiskinan. Jagung itu akan dijual, Sementara batangnya akan dibuat untuk pakan ternak Supaya kita jangan datangkan pakan ternak dari luar NTT lagi.

“Kita siapkan pabrik pakan ternak tahun depan. Tempatnya di Sumba Tengah. Tahun depan sudah ada pabriknya di sini dan sudah jalan. Lalu kita siapkan benih babi. Sampai tahun 2023 kita harus bisa mendatangkan anakan babi sampai 1 juta. Kalau satu juta kali harga anakan babi seharga 1 juta rupiah berarti kita butuh uang 1 triliun rupiah. Kita anggarkan mulai tahun depan sampai tahun 2023, pemerintah provinsi berkolaborasi dengan seluruh pemerintah kabupaten di Sumba. Agar seluruh rantai pasok untuk pariwisata di Sumba berasal dari masyarakat di sini,” jelas Mantan Anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur VBL mengungkapkan telah mengajukan proposal kepada Presiden untuk pendirian Politeknik Pariwisata di Sumba Tengah. Juga telah bersurat ke Menteri Pariwisata. “Nanti bapa bupati tolong siapkan lahan, supaya kita bangun politeknik ini. Kita ingin mendukung penyiapan dan pengembangan sumber daya manusia berkualitas untuk pariwisata di Sumba yang sudah mendunia,” pintanya.

Sementara itu, Bupati Sumba Tengah, Paul S.K Limu mengungkapkan kebijakan Gubernur untuk jadikan Sumba Tengah sebagai tempat pencanangan program TJPS di NTT menuju 40 ribu hektar merupakan motivasi dan energi besar bagi masyarakat dan Pemerintah daerah empat kabupaten di Pulau Sumba.

“Terima kasih karena Pemerintah Provinsi telah membantu 10 traktor besar untuk penyiapan lahan tanam ini. Kami telah menyiapkan grand design untuk TJPS tahun 2021 dengan beberapa kegiatan yaitu identifikasi calon petani, calon lahan, kepastian titik air, pembangunan 100 titik sumur bor, optimalisasi sumber air seperti sungai dan embung. Ini semua bagian dari tekad kami untuk jadikan Sumba Tengah sebagai Kabupaten Benih,” jelas Paul Limu.

Untuk diketahui luas lahan tanam yang sudah disiapkan adalah 10 hektar dari 3.500 hektar lahan yang ada di tempat tersebut. Untuk mengoptimalisasi pemanfaatan lahan seluruhnya akan dibangun 50 sumur bor oleh pemerintah provinsi di tempat tersebut. Total alokasi lahan TJPS untuk Sumba Tengah seluruhnya adalah 11 ribu hektar dengan potensi produksi 500 ton.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur didampingi para bupati se-Sumba mendemonstrasikan cara mengendarai traktor. Juga melakukan penanaman simbolis benih jagung pada lahan siap tanam.

Hadir pada kesempatan tersebut perwakilan Danrem 161 Wirasakti Kupang, Bupati Sumba Timur, Bupati Sumba Barat Daya, Wakil Bupati Sumba Tengah, Wakil Bupati Sumba Barat Daya, para staf khusus Gubernur NTT, Staf Ahli, Pimpinan Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi NTT dan Kabupaten Sumba Tengah, Forkopimda Kabupaten Sumba Tengah, tokoh masyarakat, tokoh agama, insan pers, masyarakat petani dan undangan lainnya.(*)

Sumber berita dan foto (*/Aven Rame—Biro Humas dan Protokol Setda NTT)
Editor (+rony banase)