Maknai HUT Ke–76 RI, Poktan Binaan Golkar Belu Menanam

Loading

Belu–NTT, Garda Indonesia | Kelompok tani (Poktan) Milenial Fatukfia, salah satu kelompok binaan partai Golkar di Dusun Fukalaran, Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengisi HUT ke–76 RI dengan kegiatan menanam jagung, kacang hijau dan hortikultura.

“Ada dua kelompok yang sedang saya tangani saat ini, yaitu kelompok tani Milenial Fatukfia di Dusun Fukalaran dan kelompok usaha kios Mevirano di Dusun Fatubesi. Untuk kegiatan poktan Milenial Fatukfia, sesuai tema HUT ke–76 RI ‘Indonesia tangguh Indonesia tumbuh’, maka kami mengimplementasikan dengan menanam jagung, kacang hijau, dan hortikultura agar bisa menumbuhkan kehidupan perekonomian petani anggota kelompok khususnya, sekaligus menjadi percontohan bagi masyarakat sekitar,” ungkap anggota DPRD Belu, Benediktus Hale didampingi pastor rekan Paroki Umanen, Kecamatan Atambua Barat, Romo Agustinus Klau, Pr. pada Selasa, 17 Agustus 2021 sembari menegaskan bahwa sesuatu bisa bertumbuh setelah diawali dengan tindakan menanam.

Sekadar informasi tambahan, Presiden Joko Widodo menjelaskan makna dari tema HUT ke – 76 RI tahun 2021 bahwa ‘Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh merupakan harapan bangsa Indonesia di tengah berbagai ujian salah satunya krisis akibat pandemi Covid–19.

“Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh bisa kita capai dengan bahu membahu, saling bergandeng tangan, dan bergotong royong dalam menghadapi pandemi, tangguh melalui berbagai ujian, dan terus tumbuh dalam menggapai cita-cita bangsa,” salinan unggah Jokowi pada akun Instagram @jokowi, Selasa, 17 Agustus 2021.

1 Hektar Lahan Pemukiman Baru dari Bene Hale ke Warga Eks Timtim di Dusun Sukabilaran

Selain itu, ketua fraksi Golkar DPRD Belu ini didampingi Romo Agus Klau bersama sejumlah awak media memantau secara langsung perkembangan pengolahan lahan food estate di Dusun Rotiklot, Desa Fatuketi. Selanjutnya, berkunjung ke permukiman warga eks Timtim di wilayah Dusun Sukabilaran, Desa Fatuketi.

Pantauan wartawan, lokasi permukiman penduduk dengan jumlah 54 KK itu berada tepat di bawah Bendungan Rotiklot dan bantaran kali. Menurut informasi dari sejumlah warga yang ditemui saat itu menyebutkan, bahwa kondisi wilayah itu tidak pernah luput dari dampak banjir pada musim hujan setiap tahun.

“Kalau musim hujan tiba, air dari bukit belakang rumah masuk dalam rumah dengan ketinggian di atas setengah meter. Kami sudah sampaikan berulang–ulang ke kepala desa Fatuketi tetapi sampai sekarang tidak ada solusi. Kami mengeluh banjir, kepala desa kasih beras,” kata seorang warga, Marselina Sances dengan sangat kesal ketika menjawab pertanyaan Bene Hale terkait kesulitan yang dihadapi selama berdiam di wilayah itu.

Menanggapi keluhan tersebut, Bene Hale bersedia memberikan lahan permukiman baru seluas 1 hektar untuk kepentingan relokasi. “Kalau warga di sini mau pindah, saya ada lahan kosong 1 hektar. Saya komunikasikan dengan pemerintah untuk kita segera tinggalkan tempat ini dan pindah ke lokasi yang lebih nyaman,” tutur anggota DPRD dua periode itu. (*)

Penulis + foto: (*/Herminus Halek)