Transportasi Dorong Inflasi Desember 2021 di NTT Sebesar 0,89 Persen

Loading

Kupang, Garda Indonesia | Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merilis perkembangan indeks harga konsumen atau inflasi Desember 2021. Gabungan 3 (tiga) Kota di NTT mengalami inflasi sebesar 0,89 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 105,76. Kota Kupang mengalami inflasi sebesar 0,96 persen, Kota Maumere mengalami inflasi sebesar 0,34 persen dan Kota Waingapu mengalami inflasi sebesar 0,96 persen.

Plt Kepala BPS Provinsi NTT, Ir. Adi H. Manafe, M.Si. dalam rilis daring pada Senin, 3 Januari 2021 menyampaikan bahwa inflasi Desember 2021 di Nusa Tenggara Timur terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada 9 dari 11 kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga terbesar adalah kelompok transportasi yang naik sebesar 3,32 persen.

Adapun jumlah penumpang domestik angkutan udara yang tiba di NTT pada November 2021 berjumlah 115.998 orang dan penumpang yang berangkat berjumlah 110.723 orang. Selain itu terdapat 2 penumpang internasional yang tiba di Bandar Udara El Tari, Kupang.

Sementara, 10 (sepuluh) kelompok pengeluaran yang mendorong inflasi Desember 2021 di antaranya makanan, minuman dan tembakau 0,79 persen, pakaian dan alas kaki 0,05 persen; perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga 0,21 persen; perlengkapan, peralatan, pemeliharaan rumah tangga 0,32 persen; kesehatan 1,16 persen; informasi, komunikasi, dan jasa keuangan -0,15 persen; rekreasi, olahraga dan budaya 0,51 persen; pendidikan 0,00 persen; penyediaan makanan dan minuman/restoran 1,47 persen; dan perawatan pribadi & jasa lainnya 0,43 persen.

Pada Desember 2021, dari 90 kota sampel IHK Nasional, 88 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kota Jayapura sebesar 1,91 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Pekanbaru sebesar 0,07 persen. Sedangkan deflasi terbesar terjadi di Kota Dumai sebesar 0,13 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Bukittinggi sebesar 0,04 persen.(*)

Sumber (*/BPS NTT)

Editor (+roni banase)