Literasi Media Sosial dan Partai Politik

Loading

Oleh : Antonius Ratu Gah

Kemajuan teknologi digital yang makin hari makin canggih mempengaruhi dunia politik. Ini dibuktikan pengaruh kehadiran media sosial (medsos) yang menjadikan dunia maya sekaligus ruang publik. Semuanya ada di sana, pemerintah, politisi dan publik selalu berinteraksi secara virtual tetapi riil.

Tentu saja medsos menjadi pilihan lantaran lebih murah, praktis dan semuanya bisa dilakukan hanya lewat handphone atau smartphone yang bisa digunakan menonton film dan sinetron, mengirim e-mail, memotret, merekam suara, membuat video dan membaca surat kabar online, selain untuk menelepon dan mengirim short massage service (sms).

Bahkan hari ini medsos bisa mengubah dan mengatur selera makan seseorang. Mau order makan siang lihat ada salah satu gerai makan diskon 50% langsung mengubah keputusan sebelumnya.  Semua kemudahan yang ditawarkan menimbulkan perubahan-perubahan di masyarakat.

Perubahan tersebut disebabkan oleh karakteristik media online. Tak terbatas ruang, real time dan fleksibel, kecepatan, cakupan yang sangat luas, aktual, dan langsung dapat berinteraksi. Dapat diakses oleh siapa saja bahkan di daerah yang mungkin saja tidak terjangkau oleh informasi.

Melihat karakteristik media daring atau online, adakah hal yang perlu diperhatikan? Literasi media jawaban tepatnya.

Secara sederhana, literasi media didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan pesan yang membutuhkan seperangkat perspektif yang kita gunakan secara aktif untuk mengekspos diri kita ke media untuk menafsirkan makna dari pesan yang kita terima.

Jadi, jangan asal cuap-cuap atau sembarangan posting di medsos, karena semua orang dapat menilai siapa Anda sebenarnya.

Begitu juga dengan partai politik, dipandang penting harus mempunyai pedoman etika di media sosial, supaya masyarakat dapat dilindungi dari praktik penyalahgunaan kebebasan berpendapat dan berekspresi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, yang hanya mementingkan propaganda tanpa berhitung dampak yang terjadi.

Sehingga, penyampaian pesan politik di media sosial menggunakan cara kreatif dan menghibur dipandang mampu menyalurkan informasi politik dengan baik serta menumbuhkan minat dan literasi politiknya.

Demokrat, partai terpopuler di medsos

Saat ini Partai Demokrat menanjak ke daftar popularitas di dunia maya. Lembaga riset Evello merilis hasil riset popularitas parpol berdasarkan jumlah tayangan di Instagram dengan 17.039 unggahan video Instagram, sejak 1 Oktober 2021 sampai dengan 23 Januari 2022. Demokrat berhasil memanen 8.568.221 views yang persentasenya mencapai 28.98%.

Evello pun menyimpulkan ternyata tidak semua parpol mempunyai literasi yang cukup untuk mengarungi disrupsi digital

Tak ada demokrasi tanpa kebebasan pers, dan tak akan ada kebebasan pers tanpa demokrasi. (*)

*/Penulis merupakan Kepala Badan Komunikasi Strategis DPD Partai Demokrat NTT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *