Rudenim Kupang Klarifikasi Pengungsi Afganistan Coba Bunuh Diri

Loading

Kupang, Garda Indonesia | Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kupang menyikapi pemberitaan di media sosial dan media massa terkait terjadinya keributan dan percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh pengungsi Afganistan bernama Hassan Reza Haidari pada Jumat, 24 Juni 2022.

Pada sesi konferensi pers yang dipimpin oleh Kepala Rudenim Kupang, Heksa Asik Soepriadi dan didampingi Kasie Keamanan dan Ketertiban Rudenim Kupang, Melsy Fanggi dan Kasubsi Ketertiban Dominggus Koreh, pada Sabtu petang, 25 Juni 2022; ditekankan bahwa pasca-percobaan bunuh diri dan pengakuan adanya pemukulan oleh petugas, maka Rudenim Kupang menyampaikan beberapa hal sebagai berikut :

Pertama, pada Jumat, 24 Juni 2022, pengungsi atas nama Hassan Reza Haidari, usai melakukan aksi pencobaan bunuh diri di Jembatan Liliba, yang bersangkutan mengaku kepada media bahwa petugas Imigrasi melakukan penganiayaan kepada dirinya.

Karudenim Kupang menegaskan bahwa Imigrasi yang dimaksud adalah Rumah Detensi Imigrasi Kupang. Kepada awak media Heksa Asik Soepriadi mengungkapkan telah memanggil dan melakukan konfirmasi kepada petugas pengamanan Rudenim Kupang untuk mengklarifikasi kejadian yang sesungguhnya, terkait pengakuan Hassan Reza Haidari dan terkait unggahan foto penganiayaan yang tersebar.

“Rumah Detensi Imigrasi Kupang menjalankan misi Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia yaitu melindungi hak asasi manusia (HAM), penegakan hukum dan meningkatkan upaya perlindungan, dengan ini kami menegaskan bahwa tidak pernah terjadi kasus pemukulan yang dilakukan petugas kepada pengungsi atas nama Hassan Reza Haidari,” ungkap Heksa.

Kedua, pengungsi atas nama Hassan Reza Haidari terlibat dalam perkelahian dengan pengungsi warga negara Afganistan lainnya atas nama Solaiman Mohammadi  di hotel Ina Boi pada tanggal 22 April 2022. Pengungsi atas nama Hassan Reza Haidari dalam pengaruh minuman keras sehingga sering memicu perkelahian dan ini merupakan pelanggaran tata tertib.

“Rumah Detensi Imigrasi Kupang kemudian mengamankan pengungsi atas nama Hassan Reza Haidari di Rumah Detensi Imigrasi Kupang untuk menghindari perkelahian yang berkelanjutan dan mengganggu keamanan dan ketertiban lainnya,” urai Heksa.

Ketiga, tanggal 22 Juni 2022, Hassan Azemi kembali datang melapor kepada petugas pengamanan Rumah Detensi Imigrasi Kupang, bahwa telah terjadi kegaduhan di Hotel Lavender dan dirinya diserang oleh pengungsi bernama Hassan Reza Haidari yang sedang dalam pengaruh alkohol.

“Pengungsi Hasan kembali menimbulkan kegaduhan di sekitar area Hotel Lavender serta berteriak dan mengeluarkan kata makian kepada pengendara mobil yang lewat sehingga sempat dipukul oleh pengendara mobil tersebut dan beberapa masyarakat yang berada di lokasi bukan oleh petugas Imigrasi,” beber Heksa.

Heksa pun membeberkan kondisi sebenarnya, justru mengamankan pengungsi yang bersangkutan ke Rumah Detensi Imigrasi Kupang karena keadaan pengungsi yang tidak stabil yang dapat membahayakan dirinya sendiri.

“Hingga pukul 03.40 WITA, petugas jaga mengembalikan pengungsi tersebut ke Hotel Lavender karena kondisinya yang bersangkutan sudah sadar dari mabuk akibat minuman keras,” urai Heksa.

Keempat, tanggal 24 Juni 2022, security Hotel Lavender melaporkan kepada petugas pengamanan Rudenim Kupang bahwa pengungsi bernama Hassan Reza Haidari akan melakukan percobaan aksi bunuh diri di jembatan Liliba Kupang. Petugas memastikan informasi dan benar bahwa Hassan Reza Haidari yang melakukan aksi percobaan bunuh diri dengan memanjat tiang jembatan Liliba.

“Atas koordinasi dan bantuan pihak Kepolisian Resort Kupang Kota, Tim Damkar, Basarnas, Psikiater dari IOM Kupang dan beberapa teman pengungsi juga masyarakat sekitar, maka pengungsi yang bersangkutan berhasil diselamatkan dan Kepolisian Resort Kupang Kota membawa dan mengamankan pengungsi tersebut ke rumah sakit jiwa (RSJ) Naimata guna mendapatkan pengamanan lebih lanjut,” tandas Karudenim Kupang menyudahi sesi klarifikasi bersama awak media.(*)

Sumber (*/Humas Rudenim Kupang)

Editor (+roni banase)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *