PLN Perkuat Keandalan Kelistrikan Sistem Timor

Loading

Kupang, Garda Indonesia | PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara berhasil melaksanakan proses backfeeding atau energize sistem 150 kV PLTU Timor 1 (2x50MW) masuk ke Plant Site. Backfeeding merupakan tahapan proses pembangunan pembangkit listrik yang memanfaatkan sambungan sementara energi listrik dari sistem 150 kV yang digunakan untuk pengujian kesiapan peralatan – peralatan (individual test) dan pengujian peralatan secara bersamaan (commissioning) sebelum masuk ke tahapan operasional.

General Manager UIP Nusa Tenggara, Wahidin menyampaikan proses backfeeding ini menandakan bawah PLTU telah menerima tegangan pertama dari sistem transmisi 150 kV sistem Timor melalui Gardu Induk Panaf/Kupang Peaker ke Generator Transformer unit 1 dan unit 2.

“Keberhasilan ini menjadi sangat penting dan krusial untuk menyelesaikan proses pengujian fungsi dari masing – masing alat  seperti elektrikal mekanikal, wiring dan proteksi, sebelum kami melaksanakan uji fungsi peralatan secara bersamaan,” ungkapnya.

Secara teknis, lanjut Wahidin, setelah backfeeding, pihaknya akan melaksanakan persiapan untuk melakukan first boiler firing yang merupakan kegiatan percobaan pembakaran pertama (burner) pada boiler PLTU dengan menggunakan bahan bakar minyak high speed diesel (HSD). Aktivitas pembakaran itu kemudian dilanjutkan dengan menggunakan batu bara sebagai bahan bakar untuk menghasilkan uap pada boiler, dan selanjutnya, tahapan tersebut digunakan untuk membersihkan saluran pipa uap atau steam blow, sampai kualitas uap bersih sebelum akhirnya masuk ke turbin.

“Saat ini progres pembangunan telah mencapai angka 80,1 %, milestone penting pada tahap berikutnya adalah first syncrhon, atau PLTU telah menghasilkan tegangan yang sinkron dengan sistem Timor,” sambung Wahidin.

PLTU Timor 1 memiliki kapasitas 2×50 MW merupakan bagian dari program 35.000 MW yang berlokasi di Desa Lifuleo, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang direncanakan akan menjadi salah satu pembangkit backbone atau pembangkit utama untuk menopang beban daya pada sistem kelistrikan pulau Timor. Keandalan sistem kelistrikan, dan ketercukupan daya energi listrik merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang iklim investasi dan pertumbuhan ekonomi di daerah.

“Ke depan energi listrik sebesar 100 MW yang dihasilkan oleh PLTU Timor 1 akan dikirim melalui sistem tegangan tinggi (SUTT) pulau Timor, melalui Gardu Induk – Gardu Induk yang telah dibangun, sehingga pemanfaatan energi listrik ke depan akan mampu menopang dan mendorong kegiatan aktivitas masyarakat segala sektor dengan keandalan yang lebih baik,” ujar Wahidin.

Diakui Wahidin, ke depan penyelesaian pembangunan pembangkitan ini merupakan bagian dari akhir era pembangunan PLTU, yang merupakan pembangkit termal dengan bahan bakar batu bara. Ke depan, PLN akan lebih memfokuskan pembangunan pembangkit ramah lingkungan melalui sumber energi baru terbarukan (EBT) seperti yang pihaknya sedang siapkan saat ini di kabupaten Ngada (PLTP Mataloko) dan Kabupaten Manggarai (PLTP Ulumbu).

Untuk diketahui, bahwa PLTU Timor 1 adalah pembangkit berbahan bakar batu bara yang menggunakan teknologi Circulating Fluidized Boiler (CFB), dan merupakan teknologi yang ramah lingkungan, dikarenakan SO2 dan NO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran akan diserap oleh milestone pada boiler.

Selain itu, PLTU teknologi CFB juga memiliki kelebihan mampu dioperasikan dengan campuran biomassa (cofiring), sehingga strategi PLN dalam melaksanakan bauran energi terbarukan (EBT) 23 persen pada tahun 2025 tetap konsisten.

“Operasional pembangkit kedepan dapat menerapkan sistem cofiring biomassa, dengan mengimplementasikan teknologi yang mampu melakukan pembakaran dua jenis bahan bakar secara bersamaan, tentunya dapat memberikan dampak penurunan emisi karbon,” tandas Wahidin.(*)

Sumber (/*Tim Komunikasi UIP Nusra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *