Telisik Adonara, Pulau Leluhur Ayodhia Kalake Pj Gubernur NTT

Loading

Flores, Garda Indonesia | Adonara adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara, yakni di sebelah timur Pulau Flores. Luas wilayahnya 509 km², dan titik tertingginya 1.676 m. Pulau ini dibatasi oleh Laut Flores di sebelah utara, Selat Solor di selatan (memisahkan dengan Pulau Solor), serta Selat Lowotobi di barat (memisahkan dengan Pulau Flores.

Adonara dahulu merupakan sebuah kerajaan Adonara yang didirikan pada tahun 1650. Secara umum, masyarakat di pulau Adonara bertani. Karena kondisi geografisnya, pertanian di sini adalah pertanian lahan kering. Hasil utama dari pertanian ini yaitu jagung, ubi atau singkong serta tanaman perkebunan seperti kelapa, tembakau, vanili, coklat dan cengkih.

Nama Adonara merupakan gabungan dari dua kata bahasa Lamaholot (termasuk bahasa Adonara) yaitu Ado dan nara. Ado merupakan nama laki-laki pertama yang mendiami pulau Adonara yaitu Kelake Ado Pehan; sedangkan nara artinya kampung, bangsa, kaum kerabat. Secara harfiah, Adonara artinya kampung dari Ado, suku bangsa dari Ado, keturunan dan kaum kerabat dari Ado.

Ada juga yang mengatakan bahwa nama Adonara terbentuk dari dua kata Lamaholot yaitu adok dan nara. Adok artinya mengadu, menyuruh berkelahi dan nara artinya saudara. Berdasarkan arti ini maka secara harfiah, Adonara diartikan sebagai mengadu saudara, menyuruh saudara berkelahi. Karena itu, Ernst Vatter menyebut Adonara sebagai pulau pembunuh. Pandangan Ernst Vatter ini cukup beralasan karena di Adonara sering terjadi perang antarsaudara dan perang antarkampung untuk memperebutkan tanah.

Secara administratif, pulau Adonara merupakan bagian dari Kabupaten Flores Timur, provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan ibu kota kabupaten yaitu Larantuka. Kabupaten Flores Timur sendiri terdiri dari 3 bagian yaitu Flores Daratan (ujung timur pulau Flores), Pulau Adonara dan Pulau Solor. Pulau Adonara terdiri dari 8 kecamatan, yaitu:

No Kecamatan Ibu kota Jumlah Desa/Kelurahan
1 Adonara Timur Waiwerang 23
2 Adonara Barat Waiwadan 18
3 Kelubagolit Kelubagolit 12
4 Witihama Oringbele 16
5 Wotan Ulumado Baniona 13
6 Ile Boleng Senadan 16
7 Adonara Sagu 8
8 Adonara Tengah Lewobele 13

Selain sistem pemerintahan negara, di Adonara juga terdapat sistem pemerintahan berdasarkan suku. Di dalam sebuah suku terdapat seorang kepala suku. Selain kepala suku, ada juga sekelompok masyarakat yang turut berperan dalam sistem pemerintahan adat yaitu kaum bangsawan atau dalam bahasa Lamaholot disebut Ata Kebelen.

Kepala suku memegang peranan dalam hal upacara adat, menjatuhkan sanksi adat, dan hal-hal lain yang lebih bersifat spiritual. Sedangkan para Ata Kebelen biasanya memegang tampuk kekuasaan pemerintahan (seperti kepala dusun, kepala desa, lurah atau camat). Di antara keduanya terjalin hubungan yang baik dan tidak saling melangkahi kewenangan masing-masing.

Kepercayaan asli orang Adonara disebut Koda Kirin.

Desa Leluhur Ayodhia Kalake Penjabat Gubernur NTT periode 2023—2024

Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake memiliki ayah bernama Haji Khadji Kalake (almarhum) berasal dari Desa Lamahala Jaya, Kecamatan Adonara Timur, Waiwerang, Kabupaten Flores Timur dan Ibundanya bernama Haja Lili berasal dari Bandung, Jawa Barat.

Ody Kalake, sapaan akrab Ayodhia Kalake dipercaya Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan sebagai Sekretaris Kemenkomarves RI. Luhut Binsar Panjaitan menjadi sebagai salah satu orang kepercayaan Presiden Joko Widodo. Kemudian dipilih sebagai Penjabat Gubernur NTT dan dilantik oleh Mendagri Tito Karnavian pada Selasa, 5 September 2023 di Jakarta.

Lamahala Jaya merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Adonara Timurkabupaten Flores Timurprovinsi Nusa Tenggara TimurIndonesia. Desa ini merupakan satu dari 21 desa dan kelurahan yang berada di kecamatan Adonara Timur. Desa ini memiliki kode pos 86261.

Berada di sisi selatan Pulau Adonara, Lamahala merupakan satu dari sedikit desa di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki penduduk seratus persen Muslim. Denyut Islam masih kuat terjaga dalam kehidupan sekitar 7.000 penduduk Lamahala yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan.

Berbagai kegiatan dari ibadah rutin harian, pendidikan keagamaan untuk anak, hingga adat istiadat bernafaskan Islam menjadi warna keseharian desa yang berada di kabupaten dengan mayoritas penduduk beragama Katolik. Kini tak kurang dari 14 surau dan satu masjid besar bernama Jami Al Maruf telah berdiri dan terus menyiarkan Islam di Lamahala.

Kuatnya nafas Islam di Lamahala tak lepas dari latar belakang sejarahnya sebagai salah satu kerajaan Islam yang disegani bangsa kolonial, Portugis dan Belanda. Di antara kerajaan-kerajaan yang berdiri di Flores Timur, Lamahala menjadi salah satu kerajaan yang tidak mau tunduk kepada pemerintah kolonial, baik kepada Portugis maupun Belanda. Sejumlah peperangan pun ditempuh rakyat Lamahala dalam mempertahankan negaranya.

Ada dua panglima Kerajaan Lamahala yang tercatat sebagai pahlawan bangsa karena kegigihannya memimpin rakyat melawan penjajah, antara lain Kapitan Lingga saat masa kolonial Portugis dan Kapitan Belae pada masa kolonial Belanda. Bahkan, saking sulitnya kaum penjajah menaklukkan Lamahala, Belanda pun mengambil langkah tipu muslihat. Salah satu pahlawan Lamahala, Kapitan Belae pun jadi korban. Setelah awalnya diajak berunding, ternyata pada akhirnya ditangkap dan diasingkan Belanda ke Jawa hingga wafat serta dimakamkan di sana.

Lamahala sendiri berkembang menjadi kerajaan Islam di Pulau Adonara sejak akhir abad ke-14 atau berbarengan dengan masuknya Islam dari Demak dan Bugis ke Flores serta pulau-pulau lain di sekitarnya, termasuk Adonara.

Selain Lamahala, di Pulau Adonara terdapat dua kerajaan Islam lainnya, antara lain Kerajaan Trong di sisi barat pulau dan Kerajaan Adonara di sisi utara pulau. Lamahala sendiri menguasai sisi selatan Pulau Adonara hingga Pulau Leur di dekat Pulau Lembata.(*)

Sumber (*/Wikipedia + sumber lain)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *