Gubernur Laka Lena memandang Mgr. Petrus Turang bukan hanya sebagai seorang gembala, namun menanamkan benih-benih kebaikan dan cinta kasih dalam perbuatan nyata untuk mendorong pemberdayaan ekonomi umat dan masyarakat.
Kupang | Uskup Agung Kupang kedua, Mgr. Petrus Turang disemayamkan di sisi Timur Gereja Katedral Kristus Raja Kupang pada Selasa, 8 April 2025. Sosok uskup yang dikenal tegas itu tidur dalam damai berdampingan dengan Uskup Agung Kupang pertama, Mgr. Gregorius Monteiro.
Misa Pemakaman Mgr. Petrus Turang (Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang) dipimpin langsung Uskup Agung Kupang ketiga, Mgr. Hironimus Pakaenoni yang dihadiri oleh ribuan umat Katolik. Turut hadir Gubernur NTT, Melki Laka Lena bersama Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma serta jajaran forkopimda lainnya.
Gubernur Laka Lena mengungkapkan Mgr. Petrus Turang merupakan tokoh bijak serta mampu membangun dan merawat kebersamaan. ”Rasa kehilangan atas meninggalnya Mgr. Petrus Turang bukan hanya dirasakan oleh umat Keuskupan Agung Kupang dan keluarga tapi juga oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur bahkan bangsa dan negara,” ucapnya.
Hal ini dibuktikan, imbuh Laka Lena, atas kehadiran Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto secara langsung menyampaikan rasa dukacita yang dalam dan penghormatan terakhir kepada mendiang Mgr. Petrus Turang di Gereja Katedral Jakarta.
”Yang Mulia Mgr. Petrus Turang merupakan tokoh yang senantiasa merawat kebersamaan dan selalu membuka ruang dialog dengan pemuka agama lain, pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan lainnya untuk bersama-sama menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Karena itu kepergian beliau menghadap hadirat Tuhan bukan hanya menyisakan duka mendalam bagi umat Katolik tapi juga umat beragama lain yang juga merasakan karya kegembalaan dan pelayanan beliau yang inklusif,” ungkapnya.

Mgr. Perus Turang, beber Laka Lena, merupakan sosok yang bijak dalam tugas kegembalaan dan kepemimpinan di Keuskupan Agung Kupang dengan selalu mengedepankan prinsip Fortiter In Re, Suaviter In Modo atau teguh dan tegas dalam prinsip, namun lembut dalam cara.
“Saya sangat mengenal sosok Mgr. Petrus Turang sebagai seorang pribadi apa adanya. Beliau tidak pernah basa-basi bila berurusan dengan orang lain. Berbicara apa adanya tetapi semuanya dalam semangat kasih,” ungkap Laka Lena.
Tak hanya itu, Laka Lena memandang Mgr. Petrus Turang bukan hanya sebagai seorang gembala, namun menanamkan benih-benih kebaikan dan cinta kasih dalam perbuatan nyata untuk mendorong pemberdayaan ekonomi umat dan masyarakat dalam bidang pertanian, peternakan, pariwisata serta perikanan dan kelautan.
Tak ayal, Mgr. Petrus Turang tidak hanya semata sebagai pemimpin umat Katolik, tetapi juga mengayomi seluruh umat dari berbagai agama. Ia merupakan seorang pribadi yang rendah hati, mau terus berpikiran positif, dan bekerja seluruh golongan masyarakat dengan membawa moto “per transit benefaciendo” atau berkeliling sambil berbuat baik.
“Selamat jalan dan doakan kami dan daerah ini selalu. ‘Finis vitae sed non amoris / Kematianmu hanya Akhir dari hidup, tapi tidak dari cinta’. Semangat dan karya pengabdianmu akan selalu kami kenang dan kami lanjutkan untuk membangun daerah ini,” tandas Gubernur Laka Lena.(*)
Sumber (*/Meldo Nailopo-Biro AdPim Setda NTT)