Waitabula, Garda Indonesia | Pada Senin siang, 19 Desember 2022 di kawasan produksi PT. Talasi Tru Origin di Jalan Rumah Budaya Wee Londa, Kecamatan Kota Tambolaka, Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT); berlangsung penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara PT. Talasi Tru Origin dengan Bank NTT.
Hadir saat itu, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), Wagub Josef Nae Soi, Kapolda NTT, Irjen Pol Johny Asadoma, Danlanud El Tari Kupang, Marsma TNI Aldrin Petrus Mongan, Kasrem 161/Wira Sakti Kupang, Kol Inf Simon Petrus Kamlasi, serta seluruh bupati, direksi dan komisaris Bank NTT serta setidaknya ratusan undangan.
Dari pihak Talasi, hadir dan menandatangani dokumen MoU, Alisjahbana Haliman, selaku CEO dan Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, atas nama Bank Pembangunan Daerah NTT. Adapun MoU dimaksud mengatur tentang Project Application Programming Interface bersepakat dalam mengintegrasikan sistem aplikasi yang dimiliki oleh masing-masing pihak sehingga mempermudah proses transaksi dan pembayaran para petani dan atau user dari aplikasi milik PT. Talasi Tru Origin.
Alisjahbana Haliman menegaskan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Bank NTT untuk menciptakan aplikasi. “Nah, aplikasi ini nantinya akan dipakai oleh petani untuk menjual hasil panennya ke Talasi. Jadi dengan website ini akan terbaca bagaimana transaksi kita dengan petani. Benar enggak kita beli dari petani. Kita bisa tekan harganya dan ada data transaksinya, track record-nya,”tegasnya.
Ditambahkan Alisjahbana, ketika pihaknya bertemu dengan Dirut Alex untuk menyampaikan hal ini, sangat diterima baik. “Saya bertemu dengan Pak Alex, beliau begitu antusias untuk bekerja sama. Nah, ini perlu kami sampaikan,” ujarnya.
Usai MoU dengan Bank NTT, dilanjutkan dengan penandatanganan MoU antara Pemerintah Provinsi NTT dengan PT. Talasi Tru Origin, yang mana Gubernur Viktor atas nama Pemprov NTT menandatangani kerja sama ini. Adapun kesepakatan ini adalah tentang budidaya pengolahan hasil pertanian jambu mente dan kedua, penandatanganan kesepakatan bersama tentang pengembangan dan pengelolaan hasil hutan bukan kayu dengan pola agroforestry.
Sebelumnya, ketika menerima rombongan, Alisjahbana menjelaskan mengenai keberadaan PT Talasi di Tambolaka. Bahwa mereka sudah hadir selama 3 (tiga) tahun terakhir dan dalam masa itu, mereka sudah banyak berbuat. Di antaranya membeli hasil bumi yang diproduksi masyarakat seperti jambu mente yang kemudian diolah menjadi beraneka produk turunan. Di lokasi ini, kita bisa menemukan susu mente, begitu pula buahnya diolah lagi menjadi beraneka produk.
Ada juga tanaman kopi serta lokasi khusus roasting kopi khas Sumba. Tak hanya itu, mereka pun memproduksi minyak serai dan masih banyak lagi. Rombongan gubernur dan para bupati, diajak berkeliling ke lokasi-lokasi sentra produksi untuk melihat dari dekat pengolahan minyak sereh dan lainnya. Juga ada penanaman secara simbolis aneka tanaman produksi. (*)
Sumber (*/tim/Stenly Boymau)