Kehadiran listrik PLN juga mendukung operasional Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Semau. Kepala Unit PDAM Semau, Bon Nurak, menjelaskan, “Sebelumnya kami pakai mesin diesel. Dengan listrik PLN, distribusi air ke pelanggan lebih lancar.”
Semau | Senyum haru dan tepuk tangan riuh menyambut menyalanya lampu di lima fasilitas umum Desa Huilelot, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin, 26 Mei 2025.
Penyalaan listrik secara simbolis oleh Camat Semau, Kepala Desa Huilelot, dan General Manager PT PLN (Persero) UIW NTT itu merupakan bentuk dukungan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN.
Terang lampu itu menjadi simbol harapan baru bagi masyarakat pulau terdepan tersebut, sejalan dengan upaya PLN mengejar target Rasio Elektrifikasi (RE) Provinsi NTT sebesar 99,99% pada tahun 2028.
Hingga April 2025, RE PLN di NTT telah mencapai 89,12% (RE Total 96,39%) dan Rasio Desa Berlistrik (RDB) PLN mencapai 96,66%, dengan 3.327 dari 3.442 desa telah dialiri listrik PLN. Masih ada 118 desa yang dilayani non-PLN atau belum berlistrik sama sekali. Ini yang menjadi fokus PLN dalam roadmap Lisdes hingga 2028 untuk melistriki 116 desa dan 781 dusun serta menjangkau 66.378 calon pelanggan.
Camat Semau, Ten Timate, tak dapat menyembunyikan rasa syukurnya. “Terima kasih PLN Peduli Masyarakat. Tanda terang berarti kegelapan hilang. Kami di Pulau Semau, khususnya Desa Huilelot, merasa hidup dan terang karena PLN,” ujarnya.
Ia menekankan, kehadiran PLN bukan hanya soal penerangan, tetapi juga berdampak luas pada peningkatan ekonomi dan kualitas hidup warga. Salah satu dampak signifikan adalah dukungan terhadap program pemerintah dalam penurunan angka stunting.
“Intervensi dari PLN Peduli melalui program BERNAS (Bersama Sehatkan Anak Semau), seperti kebun gizi, bantuan nutrisi, dan Lapak BERNAS telah menurunkan angka stunting di Huilelot dari 19 kasus menjadi sisa empat kasus,” ungkap Timate.
Hal ini diamini oleh Wiwi Kudang, salah satu ibu penerima manfaat. “Senang sekali dapat bantuan dari PLN. Anak saya dulu stunting, sekarang sudah empat tahun dan kondisinya membaik,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan Mama Astina. Ditemui di kebun kelompok di Desa Huilelot yang dipenuhi berbagai jenis tanaman hortikultura dan kolam ikan lele, Astina mengatakan bahwa anaknya yang sekarang berusia 6 tahun dulunya juga mengalami kurang gizi.
“Berkat bantuan makan tambahan dan dukungan bibit tanaman dan ikan lele anak saya akhirnya bisa bebas stunting,” ungkapnya.
Kehadiran listrik PLN juga mendukung operasional Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Semau. Kepala Unit PDAM Semau, Bon Nurak, menjelaskan, “Sebelumnya kami pakai mesin diesel. Dengan listrik PLN, distribusi air ke pelanggan lebih lancar.”
General Manager PLN UIW NTT, Fransiskus Eko Sulistyono, menegaskan komitmen PLN dalam memenuhi peran dan tanggung jawab sosial dan lingkungannya.
“Listrik untuk kehidupan yang lebih baik bukan sekadar slogan. Kami ingin kehadiran PLN benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” katanya.(*)
Penulis (*/Eman Nara Sura)