Kick Off Gerbang Pembayaran Nasional; Gubernur diberi Gelar “Tokoh Penggerak“

Loading

Kupang-NTT,gardaindonesia.id – Bank Indonesia sebagai bank sentral telah meluncurkan program Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), Senin (4/12/2017). GPN merupakan terobosan dalam rangka menghapus sekat-sekat yang selama ini diciptakan melalui peraturan dari masing-masing bank, dimana untuk mengakses kebutuhan perbankan maupun transaksi hanya bisa dilakukan pada bank yang sama.

Melalui GPN, pemilik kartu debit bank tertentu bisa bertransaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) atau perangkat electronic data capture (EDC) bank lain. Pemersatu semua proses transaksi antarbank itu nantinya adalah sebuah logo GPN berupa burung garuda berwarna merah yang disematkan di tiap kartu debit dan kartu uang elektronik.

Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) adalah sebuah sistem jaringan antarbank di Indonesia yang diinisiasi oleh Bank Indonesia; GPN melokalisasi sistem pembayaran perbankan di Indonesia yang sebelumnya terkonsentrasi pada produk pembayaran Internasional seperti Visa dan Mastercard.

Kick off GPN Nasional telah dilaksanakan di Jakarta pada Bulan Mei 2018 dan di Wilayah Nusa Tenggara Timur dilaksanakan Sabtu/22 September 2018 di Alun-alun Rumah Jabatan Gubernur NTT. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kupang,Naek Tigor Sinaga saat Kick Off GPN memberikan apresiasi kepada Gubernur NTT Viktor Laiskodat, yang telah memberikan contoh dengan upaya bangkit menuju sejahtera; dalam mendukung Kick Off GPN dengan memberikan ruang dan kesempatan.

Naek Tigor Sinaga juga memberikan Gelar Tokoh Penggerak Gerakan Perubahan Nasional (GPN) kepada Gubernur 1, Viktor Laiskodat dan Gubernur 2, Josef Nae Soi.

Lebih lanjut Naek Tigor menyampaikan, Dalam tahun 2017, kami mencermati 10 ribu transaksi ATM per menit dalam bentuk debit maupun kredit, sehingga perlu adanya Sistem Pembayaran Nasional yang lancar, efisiensi, aman dan handal.

“Masih terdapat fragmentasi dan resiko keamanan yang dihadapi oleh konsumen. dengan kecenderungan industri perbankan yang membangun platform pembayaran yang eksklusif, sehingga muncul pulau-pulau yang tidak terkoneksi dan Platform-platform tersebut belum terhubung sehingga belum mampu memunculkan ekosistem layanan yang saling melayani/Interact operator; yang dapat dilihat dengan banyaknya Mesin ATM dan Mesin EDC (Electronic Data Capture) di Toko Atau Pusat Pembelanjaan, “ jelas Naek Tigor

“Masyarakat juga dibebankan dengan biaya transaksi (merchant discount rate) yang tinggi yang berkisar 2—3 persen, biaya Ini jauh Lebih rendah dari Negara Lain yang hanya berkisar 0,2—1 persen. Berdasar Kondisi tersebut Bank Indonesia meyakini bahwa GPN menjadi hal penting dan dibutuhkan; GPN merupakan sistem yang dibangun melalui seperangkat aturan dan mekanisme untuk mengintegrasikan berbagai instrumen dan kanal pembayaran secara nasional, “terang Kepala Perwakilan BI Kupang. (+rb)