Kupang-NTT, gardaindonesia.id– “Dalam membangun hubungan kerja baik struktural maupun sosial, kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan. Kita harus bisa melayani publik lebih hebat lagi,” tegas Gubernur 1 NTT Viktor Bungtilu Laiskodat saat bertindak sebagai Inspektur Upacara pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila di halaman depan Gedung Sasando, Senin/1 Oktober 2018.
Gubernur Viktor Bungtilu juga mengajak Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemerintah Provinsi NTT untuk membangun budaya kebersamaan dan inovasi. Setiap ASN hendaknya mengambil bagian dalam sejarah kebangkitan Provinsi NTT.
Di hadapan para pimpinan perangkat daerah dan ASN lingkup Pemerintah Provinsi NTT, Gubernur 1 NTT ini menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam bekerja melayani masyarakat. Terutama semangat rela berkorban.
“Manusia nasionalis dan pancasialis harus punya semangat rela berkorban. Tidak boleh jadi pengkhianat. Pengkhianat tidak punya kehormatan. Ciri khas pengkhianat satu saja yakni lebih mementingkan dirinya sendiri, self interested sangat tinggi,”jelas Viktor.
Lebih lanjut Gubernur meminta ASN agar menginput semangat sila pertama dan kedua Pancasila, yakni keyakinan dan peradaban dalam bekerja. Tujuannya untuk menumbuhkan jiwa persatuan, iklim demokrasi dan menciptakan keadilan sosial bagi seluruh masyakarakat. ASN mesti selalu memotivasi diri untuk mengambil bagian dalam sejarah kebangkitan NTT.
“Harus punya keyakinan dan membangun peradaban dalam bekerja. Setiap ASN harus memotivasi diri untuk menjadi penentu sejarah kebangkitan Provinsi ini. Bangun nilai kejujuran, konsistensi dan komitmen tinggi. Tak ada perubahan tanpa semangat kerja yang hebat,” ungkap Viktor Laiskodat.
Menurut Laiskodat, dalam mengentaskan ketertinggalan dan kemiskinan di NTT, dibutuhkan inovasi dalam bekerja. Alokasi anggaran yang terbatas, tidak boleh menghentikan upaya dan langkah-langkah besar kita dalam membangun NTT.
“Anggaran terbatas, namun inovasi tidak boleh terbatas. Penentu perubahan bukanlah uang namun manusia. Kita harus bersama menggunakan seluruh pengetahuan, mengerahkan seluruh moralitas untuk keluar dari situasi krisis. Kita mesti tunjukkan kepada orang luar, bahwa orang NTT mampu membuat perubahan dengan anggaran terbatas,” kata Viktor Laiskodat.
Pada akhir sambutan, Gubernur sekali lagi menegaskan komitmennya, untuk mengembangkan revolusi hijau melalui pembudidayaan kelor di NTT. Beliau mengajak para ASN purna bakti untuk terus terlibat dalam menyukseskan program pemerintah, khususnya di bidang pariwisata dan pembudidayaan kelor.
“Kalau di Eropa dan Jepang dikenal revolusi putih dengan mewajibkan generasi muda dan anak untuk minum susu, kita NTT kembangkan revolusi hijau. Tanam dan makan kelor untuk hasilkan generasi cerdas.Tugas ini menjadi tugas bersama seluruh masyarakat NTT termasuk para ASN purnabhakti,”pungkas Laiskodat.
Pada kesempatan tersebut Gubernur NTT menyerahkan Surat Keputusan (SK) Pensiun, piagam penghargaan dan tunjangan perbaikan penghasilan kepada tiga orang perwakilan ASN purnabhakti. Seturut laporan Sekretaris BKD NTT, terdapat 40 orang ASN yang pensiun per tanggal 1 Oktober 2018. Mereka terbagi dalam kelompok Golongan IV sebanyak 15 orang, Golongan III 23 orang dan Golongan II 2 orang. (*/humas)