Bupati TTU Ray Fernandes: Kita Harus Hargai & Hormati Tata Busana Adat

Loading

Kefa-T.T.U, Garda Indonesia | “Selama kurun waktu 9 (sembilan) tahun kami telah mewajibkan ASN dan masyarakat untuk mengenakan busana adat lengkap,” ujar Bupati Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) usai upacara bendera memperingati HUT ke-97 Kota Kefamenanu pada Minggu, 22 September 2019 di Kantor Bupati TTU.

“Setiap hari kamis sejak sembilan tahun lalu, seluruh aparatur mengenakan atribut adat lengkap,” ungkap Bupati Ray yang tampil elegan dengan balutan busana adat dari Insana.

Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab TTU dengan balutan busana adat lengkap

Pernyataan tersebut disampaikan Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes, S.Pt. kepada para awak media cetak, elektronik dan daring (online) saat wawancara eksklusif dalam rangkaian kegiatan HUT ke-97 Kota Kefamenanu.

Bupati Ray juga menekankan pentingnya menghormati dan menghargai atribut adat. “Kalau kita tidak menghargai tata cara berbusana adat yang benar lalu siapa yang menghormati dan menghargai,” tanya Bupati Ray yang telah memimpin Kabupaten Timor Tengah Utara selama 2 (dua) periode.

Selain itu, ujar Bupati Ray, setiap pengenaan busana adat lengkap menunjukkan strata sosial yang ada di masyarakat Timor Tengah Utara. “Oleh karena itu kita mengharapkan masyarakat dapat memahami dan menggunakan secara benar sehingga tidak mengaburkan makna dan pesan dari atribut adat itu,” pinta Bupati Ray.

Murid SD dan SMP mengenakan busana adat dari daerah masing-masing

Upacara bendera yang dimulai pada pukul 10.00 WITA—selesai tersebut mewajibkan peserta upacara untuk mengenakan pakaian adat dari daerah masing-masing yang memberikan warna menarik dan unik. tak hanya busana ada TTU namun berbagai busana adat nusantara tampak dikenakan oleh murid SD, SMP, SMA/SMK/MAN, Mahasiswa, ASN, Muspida TTU, dan Forkompinda.

Pantauan Garda Indonesia, tampak hadir Bupati Sumba Timur, Gidion Mbilijora yang mengenakan busana adat lengkap dari Insana.

Penulis, editor dan foto (+rony banase)