Ubah Lahan Kering Jadi Produktif, LP2M Undana Bantu Petani di Kupang Barat

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Sekitar 85 persen lahan kering berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan masih digarap secara sub sistim atau tradisional dan hanya mengandalkan curah hujan minimal yang berkisar sekitar 4—5 bulan dalam setahun, menjadi tantangan bagi para petani. Kondisi ini, harus dikelola secara profesional oleh petani, agar dapat memaksimalkan potensi yang terbatas agar memperoleh hasil.

Baca juga : http://gardaindonesia.id/2019/06/26/faperta-undana-edukasi-latih-petani-sayur-mayur-di-kupang-barat/

Seperti yang dialami oleh para petani sayur di Kelurahan Batakte dan Kelurahan Oenesu, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Garda Indonesia pada Sabtu, 15 Agustus 2020, meninjau langsung kondisi petani di sana; saat mereka memperoleh pendampingan oleh Tim PKM Fakultas Pertanian (Faperta), Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang.

Sejauh mata memandang hanya hutan belukar dan hamparan lahan kering dan gersang, namun di tengah hamparan tersebut, terdapat lahan pertanian berupa sayur-sayuran dan buah yang dikelola secara tradisional dan mengandalkan air sumur.

Lahan kering di Kelurahan Batakte yang diolah oleh Kelompok Tani Moen Feu

Ketua Kelompok Tani Moen Feu (Hidup Baru) Marthen Liutani di Kelurahan Batakte mengungkapkan, dari 3 (tiga) hektar lahan kering, pihaknya baru menggarap 50 are atau setengah hektar. “Per masing-masing lahan seluas 25 are dikelola oleh 10 petani dan ditanam sayur brokoli, sayur bunga kol, dan semangka,” urainya.

Ia pun menyampaikan, saat ini para petani mengandalkan kerja manual dengan menggunakan air tanah menggunakan mesin. “Saat ini, hanya tersedia air tanah dari sumur dengan menggunakan pompa. Kami sangat berharap, tersedia sumur bor agar dapat memaksimalkan kerja dan dapat meningkatkan produktivitas petani,” bebernya.

Terkait, distribusi hasil pertanian, imbuh Marthen, saat ini pihaknya telah memperoleh pendampingan dari LP2M Undana yang memberikan pelatihan mengenai kalender pasar. “Kelemahan kami tidak mengetahui kalender pasar, oleh karena itu, pihak LP2M Undana memberikan kami pemahaman tentang kalender pasar, terkadang kami hanya ikut saja menjual hasil pertanian di pasar tanpa memperhatikan kalender pasar,” tandasnya.

Ketua Ketua Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Pemberdayaan Petani Sayur, Drs. Ignatius Sinu,MA (berbaju hijau dan berjaket) bersama kelompok tani Moen Feu

Serupa, dilakukan oleh Kelompok Tani Uimatkuli (Air Hidup), di Kelurahan Oenesu. Para petani di sana, mengelola lahan kering menjadi areal pertanian sub sistim dengan mengandalkan air tanah. Di lokasi ini, para petani menanam tomat, sayur brokoli, pepaya California, dan jagung.

Seprianus M Poto, selaku Ketua kelompok menyampaikan harga tomat menurun usai pandemi Covid-19. “Harga semula, per ember Rp.40.000,- namun saat ini hanya dapat dijual 25 ribu per ember,” ungkapnya seraya menyampaikan usai memperoleh pendampingan dari LP2M Undana, agar dapat memahami perencanaan usaha tani.

Penyerahan bantuan dari LP2M Undana kepada Kelompok Tani Binaan oleh Dosen Faperta Undana Jurusan Agribisnis, Santhy Chamdra, SP., M.Si.

Sementara itu, Ketua Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Pemberdayaan Petani Sayur, Drs. Ignatius Sinu,MA., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pengembangan desa mitra menuju desa sentra holtikultura. “Kegiatan ini sebagai sosialisasi dari teman-teman dosen Faperta Undana kepada masyarakat yang merupakan tahap kedua, sebelumnya berupa pelatihan pembuatan pupuk bokashi padat dan cair, namun tak dilanjutkan,” ujarnya.

Saat ini, imbuh Ignas yang berprofesi sebagai peternak Babi ini, menyampaikan pihak Undana membawa teknologi kepada para petani. “Ini merupakan tahapan kedua berupa pelatihan manajemen usaha tani dengan melakukan pendampingan, agar petani dapat mencatat dan membukukan setiap kegiatan pertanian mereka,” urainya.

Selain itu, para petani juga diedukasi oleh Dosen Faperta Undana Jurusan Agribisnis, Santhy Chamdra, SP., M.Si. tentang pembukuan usaha tani. Mewakili LP2M Undana, Santhy menyerahkan bantuan berupa selang air dan terpal kepada dua kelompok tani yang menjadi binaan.

Penulis, editor dan foto (+rony banase)