Aksi Humanis Lurah Fatubesi Edukasi Warga Terpapar dan Terkait Covid-19

Loading

Kota Kupang, Garda Indonesia | Sebagian kita pasti merasa malu atau enggan untuk menyampaikan bahwa kita telah terpapar corona virus disease (Covid-19), namun berbeda dengan yang dilakukan oleh Wayan Astawa terhadap warganya yang terpapar Covid-19, menarik dan patut dijadikan contoh.

Model pendekatan yang dilakukan oleh Lurah Fatubesi, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini menarik untuk diulas, namun bukan untuk dielus. Kepada Garda Indonesia pada Selasa siang, 16 Februari 2021, Wayan Astawa membeberkan cara kerjanya dalam memahami kondisi warganya yang terpapar Covid-19 dengan mengunjungi mereka dari rumah ke rumah.

“Di wilayah Fatubesi, posisi saat ini (Februari 2021) terdapat 42 orang yang terpapar Covid-19 dan terdapat tambahan informasi mandiri dari keluarga dan Ketua RT, ada penambahan 5 orang positif Covid-19, sehingga menjadi 47 orang positif,” urai Wayan Astawa.

Lurah Fatubesi, Wayan Astawa saat mengunjungi warga terpapar Covid-19

Lurah Fatubesi yang giat memberikan edukasi humanis di media sosial ini pun membeberkan cara kerja Gugus  Tugas Covid-19 Kelurahan. “Kami bekerja dalam tim, ketika ada informasi warga terpapar Covid-19, lalu saya turun ke lokasi untuk mengecek melalui RT/RW dan mengontak mereka untuk mau di-tracing dan di-swab. Lalu, tim surveyor, puskemas pembantu (Pustu) dan Puskesmas Pasir Panjang, maka laporan masuk ke Gugus Tugas Kelurahan,” urainya.

Kemudian, imbuh Lurah Fatubesi, setelah data masuk, maka warga terpapar Covid-19 diberikan bimbingan kesehatan termasuk obat-obatan berupa vitamin. “Karena dari 3 tim gugus tugas, 2 tim sakit (terpapar Covid-19, red), maka saya yang mengambil alih mengantar obat-obatan itu ke mereka,” ungkapnya.

Dari total 47 Warga Fatubesi yang terpapar Covid-19, urai Wayan Astawa, sekitar 50—60 persen telah dinyatakan negatif atau sembuh. “Data warga terpapar Covid-19 terus berkembang, namun warga yang saya kunjungi tidak ada yang sakit berat atau sekarat (tidak ada yang diisolasi di rumah sakit, red). Puji Tuhan hingga saat ini belum ada yang meninggal dunia akibat Covid-19,” ujarnya.

Wayan Astawa saat berdialog dengan penyintas Covid-19 di Kelurahan Fatubesi

Kelurahan Fatubesi, ungkap Wayan Astawa, dari data warga yang telah sembuh dari Covid-19, pihaknya menyediakan data Penyintas Covid-19. “Kami mendata para penyintas, agar mereka dapat menjadi pendonor plasma darah,” ucapnya.

Lanjut Lurah Fatubesi yang terkenal humoris dan humanis ini, penerapan protokol kesehatan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) seharusnya sudah sangat membantu untuk melakukan interaksi dan menekan laju penyebaran Covid-19. “Namun, yang terpenting adalah memberikan penguatan secara psikologis kepada warga terpapar Covid-19, karena jika imunitas naik dan terpelihara, maka mereka akan stabil,” tegasnya sembari menyampaikan bahwa jika kita dalam keadaan riang dan gembira, maka kita tak merasa sedang sakit.

Warga Fatubesi, kata Lurah Wayan Astawa, memang membutuhkan vitamin sebagai asupan fisik dan kedekatan emosional sebagai obat psikis. “Itu cara pendekatan saya, karena Covid-19 tak ada obat. Setelah mengonsumsi obat, maka untuk imunitas, dia membutuhkan perhatian dan hiburan agar jangan stres menghadapi masa isolasi mandiri di rumah,” ungkapnya.

Bantuan yang diberikan Kelurahan Fatubesi kepada penyintas Covid-19 dari golongan ekonomi tak mampu

Wayan Astawa pun mengungkapkan Kelurahan Fatubesi juga memberikan perhatian kepada para warga terpapar Covid-19 yang secara ekonomi tak mampu. “Tak semua kami bantu memberikan sembako, namun khusus kepada mereka yang benar-benar membutuhkan bantuan,” ujarnya seraya mengungkapkan bantuan tersebut merupakan upaya sendiri.

Lalu, terkait penerapan protokol kesehatan dan imbauan kepada para pedagang di Pasar Oeba untuk menaati 3 M, Lurah Fatubesi Wayan Astawa, menandaskan interaksi masyarakat tertinggi berada di pasar. Ia menegaskan bahwa meski tak masuk dalam wilayah administrasi (pengawasan dari Kelurahan Fatubesi), namun ia tetap konsisten memberikan edukasi kepada para pedagang.

“Saya tetap memberikan imbauan yang dikemas dalam bentuk kelakar atau gurauan, karena mereka (pedagang pasar,red), tetap sakit jika terpapar,” pungkasnya.

Penulis dan Editor (+roni banase)

Foto (*/facebook/koleksi pribadi)