Pergumulan 7 Tahun, Gereja Kaisarea BTN Kolhua Ditahbiskan Saat Pandemi

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Pergumulan dari Jemaat, Sesepuh Jemaat, Panitia Pembangunan, dan Badan Pembantu Pelayanan (BPP) Pembangunan Gereja Kaisarea BTN Kolhua selama lebih kurang 7 (tujuh) tahun, menuai hasil dengan penahbisan dan diresmikan oleh Ketua Sinode GMIT, Pdt. Merry Kolimon dan Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi pada Minggu pagi, 21 Maret 2021.

Penahbisan Gedung Gereja Kaisarea BTN Kolhua pada saat Minggu Sengsara VI, dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dan menerapkan aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diberlakukan oleh Pemerintah Kota Kupang, para jemaat, penatua, majelis, dan tamu undangan tetap menggunakan masker dan menjaga jarak duduk antar orang per orang.

Prosesi peresmian dan penahbisan Gedung Kebaktian Gereja Kaisarea BTN Kolhua dimulai sejak pukul 09.00 WITA—selesai, juga dirangkai dengan hari ulang tahun (HUT) ke-31 Jemaat Kaisarea dan GMIT Jemaat Kaisarea BTN Kolhua. Pengguntingan pita tanda diresmikan gedung gereja yang dibangun sejak 2012 tersebut dilakukan oleh Wagub NTT Josef Nae Soi dan Ketua Sinode GMIT, Pdt. Merry Kolimon.

Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi saat menyampaikan sambutan, memberikan apresiasi fasilitas yang dimiliki Gedung Kebaktian Gereja Kaisarea Kolhua. “Kita menyucikan tempat ini melalui penahbisan dan mari kita bersama merawat dengan integritas seperti kita mengabdi kepada Yesus Kristus. Dan, semoga gereja ini dapat menjadi tempat pariwisata baru bagi para turis,” ujarnya.

Wagub NTT Josef Nae Soi saat memberikan sambutan pada peresmian Gedung Gereja Kaisarea BTN Kolhua

Selain itu, imbuh Wagub Nae Soi, “Saya juga melihat, terdapat fasilitas bagi Kaum Disabilitas. Saya belum melihat di dunia ini, hanya ada di gereja ini (Gereja Kaisarea Kolhua, red). Ini sebuah kemajuan luar biasa, karena saudara kita para difabel mendapat tempat yang sama dengan kita,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua BPP Pembangunan Gereja Kaisarea Kolhua, Lay Djaranjoera mengungkapkan bahwa sejak awal rencana pembangunan gedung gereja baru dan fasilitas penunjang pada tahun 2012, panitia merasa sangat kecut. “Mengapa sangat kecut, karena uang tidak ada, namun jemaat menginginkan harus melakukan proses pembangunan. Ini sebuah pergumulan, namun karena bekerja atas pimpinan Tuhan, maka desain diperoleh secara gratis atau tanpa biaya,” urainya didampingi oleh Ketua Panitia Pembangunan, Tanto Edi

Anggaran saat itu, urai Lay, estimasi sekitar Rp.6,7 miliar pada tahun 2012. “Lalu, kami mulai membentuk panitia pembangunan yang dipilih dari 8 (delapan) rayon dengan jumlah panitia sekitar 50 orang. Terpilihlah Pak Tanto sebagai ketua panitia pembangunan yang berlatar belakang orang teknik, Pak Laode Samosir sebagai wakil, sekretaris bapak Andre Medah; dan Bendahara, Ibu Maria Laning, juga dipilih seksi humas dan usaha dana,” urainya.

Tanto Edi Haryo Sunukmo sebagai Ketua Panitia Pembangunan, menyampaikan secara gamblang awal pembentukan panitia berdasarkan Surat Keputusan Majelis Jemaat Nomor : 05/SK/MJ-GMIT/2013 tanggal 26 Januari 2013 yang bertugas merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi pembangunan gedung gereja baru dan fasilitas penunjang.

Ketua BPP Pembangunan Gereja Kaisarea BTN Kolhua, Lay Djaranjura dan Ketua Panitia Pembangunan, Tanto Edi Sunukmo saat menyampaikan laporan pembangunan gedung kebaktian Kaisarea BTN Kolhua

Peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya kegiatan pembangunan fisik pada tanggal 17 Maret 2013, bersamaan dengan HUT ke-23 GMIT Jemaat Kaisarea BTN Kolhua. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Ibu Pendeta Welmince Kameli-Maleng, Wakil Ketua Majelis Sinode GMIT, dan Bapak Jonas Salean, Wali Kota Kupang.

Pekerjaan fisik, beber Tanto, dilaksanakan pada 17 Juli 2013. “Gedung Gereja Kaisarea ini digunakan mulai 29 September 2019, sesungguhnya tak sama seperti yang direncanakan sebelumnya karena mengalami perubahan dan penyesuaian seperti dinding dari kaca bergambar agar ruang kebaktian cukup terang tanpa lampu di siang hari,” terangnya.

Terkait anggaran pembangunan, Tanto menambahkan, sampai dengan 31 Desember 2020, anggaran yang digunakan sebesar Rp.13,813 miliar, tidak termasuk nilai sumbangan yang telah diberikan dalam bentuk bahan, material, dan jasa. “Anggaran sebesar Rp.13.813.000.000,- itu bersumber dari penerimaan lebih kurang 7 tahun, dan 95 persen berasal dari Jemaat Kaisarea Kolhua. Sisanya 5 persen berasal dari bantuan pemerintah dan sumbangan dari pihak luar,” tandasnya.

Tanto Edi Haryo Sunukmo pun menyampaikan terima kasih kepada Menteri Agama RI melalui Kakanwil Departemen Agama Provinsi NTT, Gubernur NTT, Wali Kota Kupang, Pimpinan PT. Pertamina Divisi Regional Jawa Timur, Bali, dan Nusra; Pimpinan Bank NTT, Pimpinan Koperasi Talenta, dan pihak lain yang telah berkontribusi bagi pembangunan gereja yang berlantai dua dan memiliki luas keseluruhan 1.573 m2 dengan daya tampung 1.108 kursi.

Penulis, editor dan foto utama (+roni banase)