Menteri PPN Tinjau Bendungan Kambaniru & Food Estate di Pulau Sumba

Loading

Sumba-NTT, Garda Indonesia | Menteri  Perencanaan Pembangunan Nasional (Menteri PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Dr.Ir. Suharso Monoarfa melakukan kunjungan kerja (Kunker) di Pulau Sumba, pada Jumat 4 Juni 2021; menggunakan Pesawat Private Flight Type A/C, Menteri PPN bersama rombongan tiba di Bandara Umbu Mehang Kunda, Kabupaten Sumba Timur sekitar pukul 09.10 WITA.

Kedatangan Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa disambut langsung oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, Bupati Sumba Timur, Kristofel Praing; Wakil Bupati Sumba Timur David Melo Wadu, dan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah. Hadir pula Karo Administrasi Pimpinan Setda NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius; Kadis PUPR NTT, Maxi Nenabu, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Lecky Koli, staf khusus Gubernur NTT, Daniel Kameo, Imanuel Blegur, dan Pius Rengka.

Agenda pertama kunker, Menteri Suharso dan Gubernur NTT beserta rombongan mengunjungi dan melihat kondisi Bendungan Kambaniru yang rusak parah akibat diterjang banjir bandang dampak dari Badai Siklon Tropis Seroja pada April 2021 lalu di Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur.

Demi mencukupi kebutuhan air petani dan masyarakat sekitar, dilakukan penanganan yang bersifat darurat, yakni dengan merencanakan empang dan tanggul di hulu sungai sejauh 300 meter dari sungai dengan menggunakan beronjong, bertujuan mengalirkan air ke bangunan pengambilan air dengan saluran pengalih. Sehingga air mampu mengalir kembali ke saluran irigasi.

Menteri  Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Dr.Ir. Suharso Monoarfa bersama Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat meninjau Bendungan Kambaniru

Untuk penanganan permanen perbaikan masih dalam tahap persiapan desain dengan kebutuhan rehab Bendungan Kambaniru sebesar Rp.90 miliar, yakni melalui APBN tahun 2021 sebesar Rp.67,5 miliar dan tahun 2022 sebesar Rp.22,5 miliar.

Ditemui terpisah, Bupati Sumba Timur, Kristofel Praing menyampaikan terima kasih kepada Menteri PPN/Bappenas dan Gubernur NTT atas kunjungannya, serta menjelaskan bahwa Bendungan Kambaniru sebagai salah satu infrastruktur yang memiliki peran penting dalam sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama masyarakat di Sumba Timur.

“Saya pikir dengan kunjungan Pak Menteri dan Pak Gubernur, memberi harapan bagi masyarakat Sumba Timur dan Pemerintah Kabupaten untuk dapat bangkit menyelesaikan beberapa infrastruktur yang di antaranya Bendungan Kambaniru. Kita tahu bahwa bendungan Kambaniru mengairi 1.440 hektar sawah dan ribuan masyarakat menggantungkan hidupnya pada bendungan tersebut. Terima kasih kepada Pak Menteri dan Pak Gubernur kami, karena kedatangan Bapak berdua bersama rombongan tentu memberi secercah harapan dan semangat bagi kami semua untuk bangkit kembali, “ tuturnya.

Setalah meninjau Bendungan Kambaniru Menteri bersama Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta rombongan mengunjungi Universitas Kristen Wira Wacana (Unkriswina) Sumba Timur yang merupakan satu satunya universitas yang ada di Pulau Sumba.

Kunjungi Areal Food Estate di Sumba Tengah

Usai melaksanakan kunjungan pada dua lokasi berbeda di Kabupaten Sumba Timur, sekitar pukul 15.30 WITA, Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa dan Gubernur NTT Viktor Laiskodat beserta rombongan langsung menuju areal lumbung pangan atau food estate di Kabupaten Sumba Tengah.

Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Dr.Ir. Suharso Monoarfa saat meninjau Food Estate di Sumba Tengah

Menteri PPN/Bappenas menyampaikan bahwa food estate adalah wujud dan komitmen Pemerintah Daerah NTT dalam menjaga stabilitas pangan serta menghadirkan pertanian yang maju dan modern. “Tentunya saya ingin melihat major project yang ada di Sumba seperti food estate dapat berjalan dengan baik ke depannya sehingga benar-benar dapat mewujudkan apa yang dinamakan ketahanan pangan, serta pertanian juga semakin maju dan modern,” paparnya.

Selain itu, tandas Suharso Monoarfa, terkait dengan potensi energi terbarukan yang ada di Pulau Sumba, kita dari Pusat tentu sangat mendukung melalui penelitian yang sementara dikerjakan. “Karena untuk hasilkan listrik dalam jumlah yang besar, sekitar 20 Gigawatt dalam kawasan ini, maka diperlukan beberapa indikator tertentu yang harus terpenuhi, seperti lamanya sinar matahari, terik matahari, dan di mana titik inklimasi yang paling baik,” jelasnya.

Untuk diketahui, sejak tahun 2020 Pulau Sumba dijadikan daerah percontohan untuk energi terbarukan di Indonesia. Potensi yang dimiliki Pulau Sumba sehingga menjadi daerah percontohan untuk energi terbarukan melalui program “Sumba Iconic Island” yang merupakan wujud keberpihakan negara untuk menciptakan pemerataan pembangunan di pulau-pulau terluar dan daerah tertinggal melalui peningkatan akses energi berkelanjutan.(*)

Sumber berita dan foto (*/Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT)

Editor (+roni banase)