Kelompok Tenun Moris Foun Raimanuk Butuh Fasilitas Pendukung

Loading

Belu, Garda Indonesia | Kelompok Tenun Moris Foun sangat membutuhkan fasilitas pendukung dari pemerintah, seperti rumah dan alat guna memperlancar aktivitas tenun. Demikian disampaikan ketua kelompok, Madelina Kiik ketika diwawancara awak media di Dusun Raiulun, Desa Faturika, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Sabtu, 26 Maret 2022.

Kelompok tenun ini, jelas Madelina, dibentuk sejak tahun 2017 dengan jumlah anggota 25 (dua puluh lima) orang yang terdiri dari ibu – ibu rumah tangga Raiulun. Aktivitas tenun hingga saat ini masih berjalan normal, meskipun hanya dengan fasilitas seadanya.

Proses menenun sering mengalami kendala, sebagaimana diungkapkan ketua kelompok, bahwa mereka belum mendapatkan perhatian apa pun dari pemerintah desa dan kabupaten, terutama menyangkut rumah, alat dan bahan tenun. Kendala lainnya, harga pasaran hasil tenunan kain motif adat , masih belum seberapa nilainya, jika dibandingkan dengan tingkat kerumitan yang mereka alami.

“Untuk hasilkan 1 kain saja, memakan waktu sekitar 2 bulan. Kami tenun pakai alat tradisional peninggalan nenek moyang kami sendiri, dan bahan – bahannya juga kami belanja sendiri. Kami minta pemerintah desa dan kabupaten untuk dukung kami dengan bangun rumah, bantu alat  dan bahan tenun,” pinta Lia Kiik, sapaan karib Ketua Kelompok Moris Foun.

Disebutkan Lia Kiik, bahwa tenunan yang dihasilkan selama ini meliputi beberapa jenis motif, yakni berlikuknuk (sarang burung), kabasa fafuhun (cermin), we na’in (laba – laba air), fitun (bintang), bolas (ikat pinggang), toko (tokek), koba fafuhun (tempat sirih pinang), ema (orang), aifunan (bunga), dan lain – lain. (*)

Penulis (*/Herminus Halek)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *