Dua SD di Kupang Jadi ‘School Gardening Project’ Rotary Kupang

Loading

Kupang, Garda Indonesia | Guna  mendukung program pencegahan stunting dan ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah, maka District Governor 3420 melalui Rotary Club of Kupang Central akan melaksanakan “Program Bertanam di Sekolah” atau School Gardening Project.

Pada Rabu, 14 September 2022, tim Rotary Kupang Central terdiri dari President Elsje Mansula, Rtn Benny Pellu, Rtr Fery Kase dan didampingi Asistant Governor (AG) Ratna Pongkapadang melakukan survei akhir yang mana sebelumnya telah dilakukan assessment oleh tim Rotary & Rotaract,

Dan diputuskan tim, sebagai program percontohan dengan beberapa pertimbangan, maka dipilih 2 (dua) sekolah dasar yaitu SD Negeri Naibonat dan SD Merdeka, Babau di Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Asistant Governor (AG) D3420 Ratna Pongkapadang kepada media ini menyatakan bahwa Rotary District 3420 mendukung program pencegahan stunting sejak dini. “Inisiasi program penanaman di sekolah sangat dianjurkan agar anak-anak mulai belajar mencintai tanaman dan menyukai bercocok tanam,” ujarnya.

Di samping itu, imbuh AG Ratna, anak-anak juga akan mulai belajar mengenali produk tanaman lokal agar mereka tidak lagi tergantung pada bahan makanan dari luar NTT, namun harus mulai belajar menyediakan dari sumber yang tersedia di sekeliling mereka.

“Dan ini merupakan salah satu bagian dari program ketahanan pangan,” tekannya.

President Rotary Kupang Central Elsje Mansula saat bersama siswi SD Inpres Naibonat

Senada, President Rotary Kupang Central Elsje Mansula menyampaikan bahwa program bertanam di sekolah dasar bukan semata untuk mengajarkan anak-anak cara menanam, namun program ini lebih mengarah kepada edukasi jangka panjang, mengenalkan mereka jenis-jenis tanaman pangan lokal yang berguna untuk ketahanan pangan jangka panjang sehingga NTT tidak bergantung kepada benih-benih impor.

“Saya yakin mereka (anak-anak) sudah mahir karena sering membantu orang tua mereka di kebun / ladang karena mayoritas pekerjaan orang tua mereka adalah petani,” ujarnya.

Elsje Mansula pun menekankan bahwa jika terjadi sesuatu kepada pabrik benih ini seperti di Ukraina, maka akan terjadi kelaparan masal karena sumber benih lokal sudah punah.

Rotary, ungkap Elsje, ingin anak-anak mengenal bahwa pertanian adalah pekerjaan yang menyenangkan, membangkitkan kembali budaya gotong royong karena akan dikerjakan bersama di kebun, terintegrasi setiap bidang pelajaran dan mereka akan diajarkan nilai gizi tanaman sehingga mereka paham akan makanan yang bermanfaat untuk kesehatan.

“Rencananya kami akan adakan lomba masak bersama dengan guru-guru pembimbing dan sedari kecil kita ingin anak-anak belajar dapat menyiapkan makanannya sehingga mereka bisa mandiri dalam hal memilih dan menyiapkan makanan bergizi,” urai Elsje sembari mengatakan bahwa jika program ini berhasil, maka akan dijadikan acuan untuk diimplikasi di lokasi lain.

Rotary pun, tandas President Club’ Kupang Central ini, berharap agar bertanam sumber pangan dan memilih makanan bergizi menjadi gaya hidup atau life style sejak kecil, bukan hal baru yang dipelajari saat dewasa. “Dengan demikian untuk jangka panjang, dapat mencegah stunting dengan sendirinya dan akan tercipta ketahanan pangan yang dimulai dari rumah ke rumah, oleh masyarakat itu sendiri, dan bukan disediakan oleh pemerintah,” tandas Elsje Mansula.(*)

Sumber (*/tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *