Bali Bangkit

Loading

Oleh : Roni Banase

Awal bulan peringatan kemerdekaan Indonesia, tepatnya tanggal 2 Agustus 2022, saya berada di Denpasar-Bali. Pasca-dihantam pandemi Covid-19, Produk Domestik Regional Bruto atau pertumbuhan ekonomi Bali cenderung naik (data BPS Provinsi Bali, quarter to quarter [q-to-q]), triwulan II April—Juni 2022 sebesar 7,38% sementara triwulan I 2022 sebesar -4,8%.

Bali, Provinsi Seribu Pura yang lebih dikenal masyarakat dunia dibandingkan Indonesia ini mengandalkan kunjungan wisatawan guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi pun sempat terpuruk pada tahun 2020 dan 2021. Data BPS menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2020 mengalami minus yakni -9,33% dan tahun 2021 masih mengalami minus, -2,47%. Dan sangat memukul kondisi perekonomian Bali saat kunjungan wisatawan pada tahun 2021 hanya 51 orang saja (termasuk wisatawan, mungkin saja warga negara asing [WNA] yang memiliki usaha atau aset di Bali, dan kunjungan kerja pemerintah).

Kunjungan wisatawan Nusantara (Wisman), saat perayaan Idul Fitri 1443H (2—3 Mei 2022), penurunan level PPKM, pembukaan jalur penerbangan mancanegara memecut Produk Domestik Regional Bruto atau pertumbuhan ekonomi Bali cenderung naik. Data BPS menunjukkan, kunjungan wisatawan pada Mei 2022 sebanyak 115.611 orang, 181.625 orang pada Juni 2022, dan pada Juli 2022 sebanyak 246.504 orang. Dan total kunjungan wisatawan kurun waktu Januari—Juli 2022 sebanyak 618.008 orang.

Kondisi tersebut masih disebut memprihatinkan. Mengapa? Karena, jika menoleh ke data 3 (tiga) tahun sebelumnya, pada kisaran tahun 2018—2020, Bali masih mengalami pertumbuhan kunjungan wisatawan dengan jumlah fantastis. Data BPS menunjukkan, pada 2018 kunjungan wisatawan sebanyak 6.070.473 orang, tahun 2019 sebanyak 6.275.210 orang, dan cenderung menurun pada 2020 hanya 1.068.473 orang.

Sementara, hasil sensus penduduk SP2020 mencatat penduduk Provinsi Bali pada bulan September 2020 sebanyak 4,32 juta jiwa yang menggantungkan kehidupannya pada sektor pariwisata. Anda bisa membayangkan, bagaimana kondisi Bali saat pandemi Covid-19 mencekam dan merenggut begitu banyak nyawa masyarakat Indonesia?

Ya, Bali sangat sepi. Mencekam, banyak usaha gulung tikar, di mana-mana terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK), kredit macet di sektor keuangan dan Perbankan. Fenomena yang terjadi adalah banyak aset yang dijual murah hingga ada yang bunuh diri. Memprihatinkan!

Begitu lah penuturan Bli Wayan, mantan pengusaha yang kini memilih menekuni ojek mobil online.

Selama berada di Bali sekitar 14 hari (2—15 Agustus 2022), saya memilih menginap di 3 (tiga) lokasi berbeda. Ya, saya ingin melihat langsung geliat pariwisata Bali usai dihantam pandemi Covid-19.

Saat menginap salah satu hotel di Jimbaran (2—4 Agustus), kondisi terasa belum pulih. Hotel ini tampak tidak terawat, lobby tampak kotor, sampah plastik berserakan hingga ke kolam renang. Meski mengusung konsep vila (lantai 1—4) tatanan kamar menyerupai vila.

Berbeda saat kami (saya, istri, jagoan kami Edmund Gabson Champion Banase) menginap di Bali Bakung Beach Hotel di Kuta pada 5—7 Agustus 2022. Hotel ini tampak terawat dan bersih dengan tingkat hunian lumayan tinggi yang dipenuhi wisatawan mancanegara. Beruntung karena hotel ini mendapat asupan saat pandemi Covid-19 (dijadikan home base pemulihan penderita Covid-19).

Saya pun berkenalan dengan beberapa wisatawan mancanegara dari Perancis, Jerman, dan Australia. Suasana hotel dengan konsep semarak Bali ini memang strategis di belakang Lippo Plaza Kuta yang baru saja dibuka untuk umum pada kisaran awal Agustus 2022.

Suasana berbeda, saya lihat dan rasakan saat menginap di area Sanur di 2 (dua) hotel berbeda pada 8—14 Agustus 2022. Pada Urbanview Ananda Beach Hotel di pinggir pantai Sanur bersebelahan dengan terminal keberangkatan ke Nusa Penida dan Lembongan dan berada persis di belakang rumah makan olahan ikan terkenal , Mak Beng. Tampak begitu banyak wisatawan Nusantara maupun mancanegara memadati areal sementara pelabuhan berbagai kapal cepat.

Begitu pula suasana nyaman dan asri saya peroleh saat menginap di Puri Gopa Hotel dan saat pagi menyusuri pedestrian berjalan kaki sekitar 3 kilometer, berjumpa dengan begitu banyak wisatawan.

Sayangnya, saya tak sempat menginap di area Nusa Dua. Ya, karena di samping mahal, dan saya pun harus balik ke Kota Karang, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Bali mendapat atensi luar biasa dari Presiden Jokowi dengan dijadikan lokasi Presidensi G20. Wapres Ma’ruf Amin didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo meninjau langsung kesiapan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Nusa Dua pada Selasa, 30 Agustus 2022. SPKLU ini disediakan untuk menyambut puncak acara Presidensi G20 pada November 2022.

Nantinya, para delegasi dari negara G20 akan menggunakan kendaraan listrik. Dan rupanya Bali sementara berbenah diri menyambut acara bergengsi yang menurut rencana bakal dihadiri oleh berbagai kepala negara di dunia. Para turis yang datang Bali juga akan merasakan udara bersih karena masifnya kendaraan listrik yang ditopang dengan hadirnya SPKLU dari PLN.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *