Hujan Mulai Oktober, Pemprov NTT Ajak Petani Optimalkan Lahan

Loading

Kupang, Garda Indonesia | Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT mengajak seluruh masyarakat NTT untuk mempersiapkan dan mengoptimalkan lahan-lahan yang tersedia untuk berproduksi melalui program TJPS Pola Kemitraan. Sesuai perkiraan BMKG, musim hujan di NTT diprediksi akan dimulai pada akhir Oktober 2022.

“Sesuai dengan hasil koordinasi dengan BMKG, musim hujan di NTT diperkirakan akan terjadi di dasarian tiga artinya di minggu terakhir Oktober. Untuk itu, kita sudah lakukan persiapan dengan memprioritaskan lokasi-lokasi yang curah hujannya mendahului yakni daerah Flores bagian barat. Mengikuti selanjutnya bagi kabupaten-kabupaten lain yang curah hujannya di dasarian pertama November,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Lecky Frederich Koli didampingi Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT, Prisilia Parera dalam sesi jumpa media Pers pada Selasa, 27 September 2022 di lantai 1 kantor Gubernur NTT.

Kadis Lecky mengajak masyarakat untuk mengoptimalkan lahan-lahan yang ada termasuk pekarangan rumah untuk meningkatkan perekonomian keluarga  melalui program TJPS Pola Kemitraan. Melalui skema ekosistem kemitraan dengan melibatkan  lembaga perbankan, offtaker serta lembaga penjamin kredit. Diharapkan ekonomi dan daya beli masyarakat tetap terjaga di tengah situasi ketidakpastian ekonomi global saat ini.

“Dengan solusi ekosistem yang terbangun seperti ini, semua yang diperlukan oleh para petani,sudah ada  sebelum dia tanam. Baik itu pupuk, bibit, obat-obatan termasuk sarana produksi disiapkan, sehingga tinggal digerakkan untuk masyarakat kerjakan gotong royong untuk mereka berproduksi. Jaminan pasar juga telah disiapkan dengan harga yang telah disepakati sehingga petani tetap bersemangat untuk menanam. Kemarin, bapak Gubernur juga telah berbicara dengan Menteri BUMN agar dana-dana KUR dari Bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) juga dapat menjangkau para petani di desa-desa,” jelas Lecky.

Pada tahun 2022, imbuh Lecky, target lahan Program  TJPS Kemitraan  adalah 105 ribu hektar (ha) lahan. Dengan sasaran, masyarakat petani sebanyak 124 ribu orang, yang sudah ada by name by address.

“Yang sudah kita tanami adalah kurang lebih 37 ribu ha pada musim tanam II  dari April sampai September 2022 (Asep) dan sudah dipanen  serta dijual hasilnya, petani pun sudah mendapatkan keuntungan. Sisanya akan dikerjakan pada musim tanam I Oktober 2022 sampai Maret 2023 (Okmar). Kita sudah siapkan kurang lebih 88 ribu ha lahan dan sudah diajukan ke bank pelaksana yakni Bank NTT. Dan sudah dilakukan  seleksi (oleh Bank NTT dan offtaker,red) sekitar 40 ribu ha. Serta sudah dilakukan pencarian tahap pertama untuk petani  bisa mulai lakukan penanaman,” papar Lecky.

Selanjutnya, Lecky menguraikan, target produksi jagung untuk musim tanam I Okmar 2022—2023  adalah 400 ribu ton. “Dan hasil produksi itu akan kita  gunakan untuk kepentingan  industri pakan ternak di dalam daerah dan selebihnya kita akan kirim ke luar termasuk ke Surabaya. Dalam jangka pendek kita juga akan bekerja sama dengan Kabupaten Bangli di Provinsi Bali untuk menyuplai kebutuhan jagung bagi mereka dan  sebaliknya mereka akan menyuplai kebutuhan daging ayam dan telur ayam untuk NTT khususnya  untuk masyarakat pulau Sumba. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani dan mengurangi angka kemiskinan,” ujar Lecky.

Adapun angka kemiskinan di NTT mengalami penurunan. Sesuai hasil rilis yang disampaikan BPS, Persentase penduduk miskin di NTT pada Maret 2022 sebesar 20,05 persen, menurun 0,39 persen poin terhadap September 2021 dan menurun 0,94 persen poin terhadap Maret 2021. NTT termasuk dalam 10 besar Provinsi di  Indonesia dengan penurunan jumlah angka kemiskinan tertinggi dalam periode tersebut.(*)

Sumber (*/Biro APim Setda NTT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *