Oleh : Roni Banase
Sejenak memoriku bergelantungan pada tujuh belas tahun silam, ketika namamu dipanggil maju untuk menerima penghargaan sebagai wisudawati berprestasi cum laude di Universitas Udayana Bali, program studi Destinasi Pariwisata. Riuh tepuk tangan dari segenap aula dan kekaguman terpancar dari wajah orang yang melahirkan dirimu pada 8 Desember 2000.
Lahir di tahun Naga, konon menurut Fengsui China, orang kelahiran tahun Naga berkarakter kuat, ambisius, energik, cerdas, penuh percaya diri, dan bisa meyakinkan orang lain. Shio Naga memiliki 5 (lima) unsur, yakni unsur tanah, air, api, logam, dan juga kayu dipercaya bakal membawa rezeki di dalam keluarga (meski di kelahiran ekor [Desember]), dirimu memang membawa perubahan bagi orang di sekeliling.
Masih terpatri mesra saat diriku memeluk erat kamu anakku, Savira Margaretha Banase, kemudian berlari sejauh 1 (satu) kilometer ke arah Rumah Sakit Tentara (RST) Udayana, akibat demam tinggi hingga sakit kejang. Kuurus dan kurawat dirimu hingga sembuh, meski aku jarang tidur karena terus mengawasi naik turun suhu tubuhmu, namun aku bahagia, akhirnya anak perempuan keduaku sembuh dan boleh kembali ke rumah.
Kini, kamu telah dewasa. Di usia belum genap 22 tahun, berhasil menamatkan pendidikan sarjana. Dengan tekad kuat, engkau mencari dan memilih sendiri jurusan dan program studi pariwisata. Dan menolak dengan halus arahanku mengambil jurusan hubungan internasional.
“Bapa tahu, 60 persen mata kuliah di jurusan hubungan internasional itu politik,?” tanyamu menunggu responsku.
Toh sebagai orang tua, kami mendukung semua pilihanmu (meski ada kecewa), namun kalianlah yang menekuni.

Kami pun patut bersyukur, fasilitas Bidikmisi https://bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id/ (beasiswa penuh dari Kemenristek Dikti) berhasil engkau dapat. Itu sangat membantu dan meringankan kami.
Tak hanya itu, engkau pun bekerja paruh waktu mengajar bahasa Inggris dan Jerman di beberapa pusat penyedia tenaga kerja bagi kapal pesiar. Di umur 18 tahun, kamu sudah memikirkan untuk menempuh pendidikan lanjutan di luar negeri.
Itu pun inisiatif mu sendiri.
Soal uang, kamu sangat perhitungan. Dari penghasilan mengajar, masih disisihkan menabung termasuk beasiswa Bidikmisi pun dimasukkan ke deposito.
Terima kasih Kakak Savira…
Papa belajar banyak hal darimu. Belajar memiliki karakter yang lebih baik (meski ditempuh dan ditempa sekolah kehidupan, dilaporkan ke Polsek Kelapa Lima akibat dugaan kekerasan fisik padamu), selalu bersyukur dan sukacita dalam setiap kondisi hingga belajar berpuasa mensyukuri semua anugerah dan kasih karunia Tuhan.
Papa selalu bilang kepada keempat kado terindah dari Tuhan, “Papa tak minta apa-apa dari kalian, cukup bikin Papa dan Mama bangga. Itu saja!.”
Harapan kami orang tua, kelak dapat melihat kalian, ketiga anak perempuan dapat terus bertumbuh dalam karakter baik, berpegang teguh pada jalan-Nya dan suatu saat nanti dapat menjadi sosok “Perempuan Tangguh dan Hebat” yang dapat menginspirasi dan menjadi saluran berkat bagi banyak orang.
Langkah kakimu masih panjang.
Teruslah berupaya dengan sekuat tenaga dan selalu mengandalkan-Nya dalam setiap derap langkah, tugas, dan karyamu.