Berkat Bank NTT, Lahan Gersang di Sumba Tengah Jadi Kebun Cabai

Loading

Sumba Tengah, Garda Indonesia | Festival Desa Binaan Bank NTT dan Festival PAD tahun 2022 menyimpan cerita tersendiri. Desa Umbu Pabal Selatan, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah merupakan satu dari lima desa yang dipersiapkan untuk mengikuti ajang ini, ternyata tampil menginspirasi.

Pada Agustus 2022, juri mengunjungi desa ini. Dan saat itu, Stenly Boymau, salah satu juri festival menemukan ribuan anakan cabe masih disemai dalam polybag dan menanti waktu yang tepat untuk ditanami.

Dan ribuan polibag ini ditempatkan pada dua deret para-para panjang, berukuran 2X6 meter, yang terus disiram oleh anggota kelompok tani Namu Kimanyuma dan kelompok Syalom. Setelah tiga bulan, dalam penjurian tahap dua dan terakhir, yakni pada Rabu, 26 Oktober 2022, Stenly kembali datang ke sana untuk memastikan serta mengkonfirmasi komitmen warga yang dipimpin Kepala Desa, Majiwu Kabalailu.

Mengundang decak kagum. Karena masyarakat benar-benar membuktikan komitmennya, menghadirkan lahan yang dulunya gersang, penuh semak belukar, menjadi sebuah hamparan hijau yang padat ditanami ribuan pohon cabai, tomat, terung, buncis, dan jagung manis.

Dari atas ketinggian, tepatnya di sebuah rumah kebun, yang sebelumnya sudah dipilih menjadi area food estate namun batal ini, setiap pengunjung bisa menyaksikan bentangan emas hijau, yang sudah mulai berbuah. Bahkan buah pertamanya sudah dipanen oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat pada 9 Oktober kemarin saat kunjungan kerja ke sana.

Kades Majiwu bersama Kris Umbu Ngunju selaku koordinator warga Poktan, saat menerima juri Stenly Boymau dan Kasubdiv Parekraf dan Desa Binaan Direktorat Kredit Bank NTT, Reinhard Djo, menegaskan bahwa seluruh anakan cabe yang disemai, berhasil tumbuh. Bahkan lahan seluas 3 hektar yang dipersiapkan, kini dipenuhi setidaknya 24.000 pohon cabe siap panen.

“Dari total lahan tiga hektar, kami sudah tanami hampir semuanya. Kami sekarang tambah semangat karena cabe berbuah lebat dan sudah dipanen. Biar tidak makan, asal datang liat cabai yang subur saja kami sudah kenyang,” jelas Majiwu yang tersenyum bahagia.

Dia baru saja menjabat sebagai kepala desa 10 bulan terakhir. Dan di bulan kelima seusai dilantik, sesuai testimoninya, dia didatangi oleh Yusuf Mawolu, yang adalah Penjabat Pimcab Bank NTT Anakalang bahwa desanya diajak menjadi peserta Festival Desa Binaan Bank NTT tahun 2022.

“Saat itu ada dua desa yang tolak jadi peserta. Dan waktu mereka bilang UPS (Umbu Pabal Selatan), saya terima saja. Awalnya saya tidak tahu mau buat apa, namun yakin saja bahwa ini baik, maka kami kerja. Sekarang kami nikmati hasilnya,” demikian Kades Majiwu.

Didukung warganya yang semangat, dia terus memacu kinerja. Debit air yang lumayan untuk sebuah lahan pertanian di bukit, membuat mereka memanfaatkan potensi yang ada. “Ke depan kami mau pakai sistem irigasi tetes, dan juga mulsa agar airnya maksimal serta terhindar dari gulma,” tegasnya.

Sementara, Stenly menyatakan salut atas kerja keras dan juga kerja cerdas kepala desa dan warganya, yang gigih menjaga dan merawat visinya sehingga mampu menghadirkan sebuah hamparan lahan yang mampu memproduksi ratusan kilogram cabai sekali panen.

“Ini masuk dalam kategori kerja cerdas dan kerja luar biasa. Karena percuma ada niat namun tidak didukung semangat dan kegigihan dalam bekerja. Sebelumnya mereka pesimis, namun karena punya visi bahwa setiap jengkal ini akan menghasilkan, maka mereka bekerja, sehingga memproduksi buah cabai yang gemuk dan segar,” tegas Stenly.

Lebih jauh konsultan Humas Bank NTT ini menambahkan harus segera dipikirkan off taker yang nantinya mengambil seluruh hasil produksi. Jika selama ini untuk memenuhi kebutuhan cabe di Anakalang dan sekitarnya mereka harus mendatangkan dari kabupaten lain bahkan NTB, maka ini adalah peluang pasar yang baik. Hanya memang harus dipastikan komitmen harganya agar tidak merosot ketika di lokasi lain pun sementara panen.

Bahkan untuk mengantisipasi musim hujan yang kian dekat, maka Poktan disarankan membangun komunikasi dengan Penyuluh Pertanian yang ditempatkan di desa ini. “Misalnya apakah lahannya pakai mulsa atau bagaimana. Juga mengantisipasi buah yang busuk karena belum waktu panen namun sudah datang hujan, bagaimana perlakuannya,” pinta Stenly menambahkan, harus disiapkan strategi menyongsong musim hujan karena ketika gagal panen, maka tentu akan mempengaruhi semangat petani.

Reinhard Djo pun senada, bahwa off taker harus disiapkan, sehingga tidak ada hasil panen yang terbuang. Sementara mengantisipasi over produksi, maka Bank NTT siap melakukan pendampingan berupa pelatihan kepada para petani untuk menghasilkan produk turunan dari cabai, tomat maupun tanaman hortikultura lainnya.

“Bank NTT siap untuk itu. Ini semata mengantisipasi over produksi, tidak terjual lalu busuk. Untuk menghasilkan produk turunannya, seperti serbuk cabe, ataupun cabai cair yang sudah diawetkan, ada teknologi tepat guna yang bisa digunakan dan kami siap memfasilitasi. Karena ada mitra kita yang siap membantu. Bahkan packaging hingga penjualannya pun kita siap memfasilitasi,” jelas Rey yang juga menjelaskan, website Bank NTT pun bisa dimanfaatkan untuk memudahkan penjualan.

Sebelumnya, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Sumba Tengah, 9 Oktober lalu, mampir ke ladang cabe tersebut. Di sana, gubernur sangat kagum karena lahan gersang ini sudah dipenuhi tanaman cabai.

“Hari ini kita di Desa Umbu Pabal Selatan, di mana ini sebuah budaya baru di Sumba Tengah. Dan berdasarkan arahan Bapak Presiden mengenai pengendalian inflasi, cabe adalah penyumbang inflasi tertinggi di NTT. Dan kita berterima kasih kepada pak bupati dan seluruh Forkopimda, para maramba, yang tidak hentinya mengajak masyarakat untuk menanam,” kata Gubernur.

Apa yang dilakukan oleh warga adalah sebuah contoh yang baik dan patut menjadi teladan bagi semua, apalagi mengantisipasi ancaman resesi tahun 2023, tentu sektor pertanian harus terus didorong. (*)

Sumber (*/Humas Bank NTT)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *