Dokter Gigi Hello Kitty

Loading

Oleh : Roni Banase

Jika ditanya, mana yang lebih menyakitkan sakit hati atau sakit gigi? Mungkin sebagian dari kita bakal menjawab, lebih baik sakit gigi (kayak lirik lagu Meggy Z, Lebih Baik Sakit Gigi) atau sakit hati saja?

Ya, tulisan ini terbersit dari pengalaman sakit gigi yang saya alami hingga merasakan derita sakit hingga terasa seperti kepala mau meledak di ketinggian 35.000 kaki dalam perjalanan Kupang – Jakarta pada kisaran pertengahan November 2022.

Melansir penelitian dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto, WHO mengklasifikasikan bahwa usia 40 ke atas sudah tergolong usia lanjut. Dengan demikian, penting bagi Anda yang sudah memasuki usia 40 tahun ke atas untuk lebih menjaga kesehatan rongga mulut.

Sebenarnya gigi sangatlah kuat. Namun, bukan berarti tidak bisa rusak. Menurut health.harvard.edu, aktivitas sehari-hari selama hidup seperti mengunyah, menggigit, atau menggertakkan gigi bisa mengikis lapisan luar enamel.

Kesehatan mulut dan gigi juga dipengaruhi oleh makanan dan minuman dengan kandungan asam yang tinggi. Misalnya buah-buahan (jeruk, lemon) hingga minuman ringan bersoda. Selain itu, kesehatan mulut dan gigi juga dipengaruhi oleh makanan dan minuman dengan kandungan asam yang tinggi. Misalnya buah-buahan (jeruk, lemon) hingga minuman ringan bersoda.

Lalu jika Anda mendapati gigi menguning, hal ini juga sebagian besar merupakan dampak dari makanan atau kebiasaan yang merugikan. Kopi, teh, dan rokok merupakan penyebab gigi Anda tak seputih dulu.

Menilik kondisi itu, maka saya pun rajin memeriksakan kondisi gigi hingga melakukan perawatan rutin seperti pembersihan karang gigi setiap 6 (enam) bulan sekali.

Apakah kondisi tersebut sudah cukup?

Sepertinya belum cukup. Saya mengalami kondisi di mana beberapa gigi geraham bagian atas berlubang, tak bisa dipertahankan lagi hingga direferensikan oleh dokter gigi untuk dicabut. Namun, ada seorang dokter gigi yang pernah saya kunjungi, dengan sangat meyakinkan menyampaikan bahwa ia dapat melakukan tindakan “memperbaharui gigi rusak”.

Hmmm, tentunya dengan biaya yang relatif mahal dibanding jika kita merawat gigi di puskesmas dengan layanan yang disediakan pemerintah.

Dokter gigi itu saya namakan, “Dokter Gigi Hello Kitty” mengapa dinamakan demikian? Karena di hampir semua sudut ruang tindakannya (di bilangan ruko di depan Pasar Oebobo, Kota Kupang) tertempel dan tergambar Hello Kitty (baca : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hello_Kitty)

Dan tentunya, biaya tindakan yang dibebankan kepada pasien tentunya sesuai dengan mutu layanan.

Bagi kami, para pelaku media khususnya jurnalis terbilang mahal, biaya yang diterapkan untuk pembersihan karang gigi di atas Rp.500.000,- (lima ratus ribu rupiah), sementara di puskesmas hanya sebesar Rp.70.000,- (tujuh puluh ribu rupiah). Ia pun menerapkan biaya pemeliharaan per sekali kunjungan sebesar Rp.350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah).

Hmmm, dengan beban sebesar itu, cukup memberatkan, mana harus menebus obat lagi.

Dokter Gigi Hello Kitty itu juga tak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Maka lengkaplah sudah penderitaan kami. Kalau saja bisa menggunakan BPJS Kesehatan, maka dapat meringankan beban perawatan gigi.

Saya pun memutuskan memeriksa dan merawat gigi ke puskesmas terdekat dengan lokasi rumah. Dan Puskesmas Pasir Panjang menjadi tujuan berdasarkan referensi dari seorang teman (ASN Pemkot Kupang) yang terbiasa menggunakan jasa perawatan gigi rutin setiap bulan.

Puji Tuhan, tak hanya biaya murah, layanan maksimal, dan ramah. Ternyata, di ruang tindakan poli gigi Puskesmas Pasir Panjang itu, tertempel Hello Kitty.

Berjodoh ya, antara perawatan gigi dan Hello Kitty.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *