Kupang, Garda Indonesia | Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menapaki usia 65 tahun, sejumlah permasalahan mendasar seperti kemiskinan dan kemiskinan ekstrem, stunting, tindak pidana perdagangan orang dan PMI non-prosedural, indeks pembangunan manusia (IPM) yang masih rendah, kualitas infrastruktur yang terbatas dan permasalahan lainnya masih digeluti oleh provinsi ini yang memiliki 21 kabupaten dan 1 kota.
“Dengan ruang fiskal daerah yang terbatas, salah satu upaya yang mesti terus kita lakukan ke depan adalah dengan meningkatkan jumlah dan nilai investasi. Investasi memiliki multiplier efect karena dapat meningkatkan nilai tambah komoditas yang kita miliki, mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, dan berbagai dampak ikutan lainnya,” jelas Ayodhia Kalake saat menyampaikan refleksi capaian pembangunan di Nusa Tenggara Timur saat bertindak sebagai Inspektur Upacara di halaman Kantor Gubernur NTT pada Rabu pagi, 20 Desember 2023.
Ayodhia Kalake, Pj Gubernur NTT yang dilantik pada Selasa, 5 September 2023 ini menyampaikan bahwa, selama beberapa tahun terakhir realisasi nilai investasi di NTT belum mencapai 1 (satu) persen dari total investasi nasional. Hingga triwulan ketiga tahun 2023, total realisasi investasi mencapai Rp. 4,3 triliun lebih atau sekitar 81,46 persen dari target yang ditetapkan secara nasional yakni Rp. 5,3 triliun lebih. Dibandingkan dengan realisasi investasi nasional yang mencapai Rp. 1.053 triliun, sumbangsih investasi dari NTT hanya sebesar 0,42 persen.
Sementara NTT memiliki banyak potensi sumber daya alam yang dapat menjadi daya tarik bagi investor di antaranya :
Pertama, Bidang Pariwisata, NTT punya 1.582 destinasi wisata berupa keajaiban alam, eksotis kebudayaan, dan keunikan atraksi tradisional, yang dapat menjadi peluang investasi untuk “paket wisata tematik dan lengkap”. Dengan keberadaan Labuan Bajo sebagai salah satu dari lima Kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas yang telah menjadi salah satu destinasi favorit berkelas dunia tentunya dapat menciptakan peluang pendukung pariwisata seperti konektivitas dan akomodasi,”
Kedua, Bidang Pertanian dan Perkebunan. NTT memiliki komoditas pertanian dan perkebunan yang berkualitas seperti jagung, kelor, kopi, cokelat, cengkeh dan vanili. Kopi Flores khususnya Kopi Manggarai pernah meraih penghargaan terbaik tahun 2019 di Paris. Coklat Gaura asal Sumba memiliki citra rasa yang sangat memikat dan pernah mengikuti pameran coklat terbesar dunia yaitu Salon du Chocolat 2019 di Paris.
Ketiga, Bidang Peternakan. NTT merupakan salah satu daerah pemasok daging sapi terbesar untuk memenuhi kebutuhan nasional. Pemerintah Daerah terus berfokus untuk meningkatkan kualitas pembibitan sapi unggulan khas daerah, seperti Sumba Ongole. Sektor Peternakan NTT menyediakan peluang investasi yaitu pabrik pakan ternak, kawasan penggembalaan ternak atau ranch, serta industri pengolahan daging sapi, babi, dan ternak lainnya,”
Keempat, Bidang kelautan dan perikanan. Potensi Perikanan Tangkap NTT mencapai 393.360 ton per tahun, namun realisasi pemanfaatannya baru mencapai 139.050 ton atau sebesar 35,34 persen. Potensi lahan rumput laut mencapai 89.110,10 Ha dan baru dimanfaatkan 14.007 ha atau 15,72 persen. Adapun, potensi lahan garam di NTT mencapai 52 ribu ha dengan pemanfaatan 11 ribu hektar. Potensi Perikanan Tangkap NTT mencapai 393.360 ton per tahun, sedangkan saat ini realisasi pemanfaatannya baru mencapai 139.050 ton atau sebesar 35,34 persen. Peluang investasi di bidang ini dapat dikembangkan dari hulu sampai hilir melalui kemitraan dengan masyarakat nelayan dan penambak.
Kelima, Bidang Energi dan Pertambangan. NTT juga mempunyai potensi Energi Baru Terbarukan yang bersumber dari laut yang dapat dikembangkan sebagai pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL) memanfaatkan karakteristik beberapa selat di NTT yaitu Selat Pantar di Alor, Selat Gonzalu dan Selat Boleng di Flores Timur dan Selat Molo Manggarai Barat Sejak tahun 2017, Pulau Flores juga telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sebagai Pulau Panas Bumi. Sementara Pulau Sumba dan Pulau Timor sesuai untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya karena tingginya intensitas sinar matahari. Kita juga kaya akan potensi pertambangan seperti mangan, pasir besi, bauksit, dan pasir kuarsa, dengan kualitas tinggi akibat faktor alamiah.
Menurut Ayodhia Kalake, tantangan utama dalam peningkatan investasi di daerah ini adalah masih tingginya nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Pada tahun 2022, Nilai ICOR Provinsi NTT merupakan yang tertinggi dari antara 34 provinsi seluruh Indonesia. Hal ini mencerminkan pengelolaan investasi masih belum efisien serta kurang produktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui upaya komprehensif, integratif dan lintas sektoral.(*)
Sumber (*/Biro Apim Setda NTT/ Fara Therik)
Foto : Dio Ceunfin dan Yosi Hoely