Ferdinand Marcos Bagi Jokowi Dibanding PDI Perjuangan

Loading

Oleh : Jhon Sitorus

Jagat maya dan nyata Indonesia cukup heboh tanpa kehadiran Jokowi di ulang tahun PDI Perjuangan, partai yang melahirkan dan membesarkan namanya dari tidak dikenal siapa-siapa hingga jadi RI 1.

Bayangkan, di hari yang sama kala PDI Perjuangan menyanyikan Mars PDIP yang syahdu dan bikin merinding itu, Jokowi malah tertawa dengan anak presiden “terkorup” dalam sejarah dunia, Ferdinand Marcos. Dia 11 12 dengan Soeharto, yang juga mendapat predikat “terkorup” setelah Marcos.

Dalihnya sih menjalin hubungan diplomatik antara kedua negara dan pertemuan ini sudah dijadwalkan jauh-jauh hari.

Well, pertemuan dengan Marcos Bongbong benar sudah dijadwalkan jauh-jauh hari, tapi jadwal dan tanggal ultah PDIP tentu sudah ada jauh sebelum Jokowi jadi Presiden dan kunjungan ke Filipina dijadwalkan.

Ini sekaligus menjadi pertama kalinya Jokowi tidak menghadiri ulang tahun PDI Perjuangan semasa  karier politiknya, pas di masa terakhir menjelang pensiun sebagai Presiden, setelah PDI Perjuangan memberi segalanya untuk Jokowi.

Saya tidak ingin terlalu dalam membahas itu, karena yang namanya kepentingan pasti bisa membelokkan hati nurani bahkan dengan cara yang “sadis”.

Memilih bertemu Marcos Bongbong di hari ulang tahun PDI Perjuangan tentu bukan sekadar pertemuan diplomatik. Ada hal yang diperjuangkan demi kesinambungan kekuasaan dan anak kandung yang sedang nyapres sebagaimana Marcos Bongbong melanjutkan kampanye membohongi publik bahwa era Ferdinand Marcos “begitu jaya.” Ya, mirip-mirip Golkar yang menghidupkan mayat Soeharto belakangan ini “piyer kabare? Penak jamanku toh?”

Yang perlu kita ketahui adalah, Pilpres Filipina 2022 memiliki kemiripan dengan Pilpres Indonesia 2024. Marcos Bongbong, anak diktator Filipina yang berkuasa selama 21 tahun dengan segala tindak korupsi besar-besaran, pelanggaran HAM dan krisis ekonomi yang melanda Filipina maju sebagai Capres. Uniknya, Cawapresnya adalah putri presiden petahana Rodrigo Duterte, Sara Duterte.

Kondisi yang sama di Indonesia, Prabowo menantu presiden korup dan diktator “Soeharto” mengambil anak petahana Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya. Baik Sara maupun Gibran adalah sama-sama wali kota sebelum jadi cawapres.

Tak hanya memiliki kesamaan latar belakang. Metode kampanye juga sama. Marcos Bongbong sukses menang di Filipina berkat Influencer dan Buzzer media sosial yang dibayar untuk membodohi publik dari masa lalu ayah Bongbong yang kelam dan penuh dengan darah. Mereka dituntut untuk memainkan emosi anak muda demi meraih simpati lewat joget-joget, kampanye lucu-lucuan dan nangis-nangis.

Pun begitu dengan Prabowo Gibran. Mereka mengoptimalkan kampanye media sosial dengan tagline gemoy, joget-joget dan menangisi kekalahan dipanggung debat.

Mereka paham, anak muda lebih tertarik dengan joget-joget “alay” daripada bicara program dan visi misi. Makanya, program yang ditawarkan juga mirip, makan gratis dan susu gratis, tidak lebih dari itu.

Marcos Bombong juga menggunakan aparat dengan kekuatan penuh untuk menggiring opini, mengintimidasi warga hingga manipulasi lembaga survei untuk mempengaruhi opini publik.

Cara ini persis sedang terjadi di Indonesia. Dari latar belakang hingga metode kampanye, semua mirip. Maka, kedatangan Jokowi ke Filipina bisa saja negosiasi berkedok diplomasi bilateral demi memastikan nasib sang pangeran dan menantu diktator.

Apalagi Jokowi sedang pusing, maklum Prabowo tak perform dipanggung debat, selalu dikangkangi oleh Ganjar & Anies.

Walau belakangan ini, rakyat Filipina muak dengan Marcos Bongbong. Influencer banyak yang minta maaf karena telah “membohongi” publik. Anak2 muda mulai sadar bahwa Presiden mereka anak seorang “diktator kejam”.

Ya, namanya penyesalan, selalu datang terlambat. Tinggal kita saja, mau tidak mengambil pelajaran dari contoh yang gamblang ini? Mau membawa kita terjerumus seperti Filipina? Mau kembali ke era Orde Baru?

BTW, Soeharto dan Ferdinand Marcos itu teman baik loh hehehe.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *