Nusa Dua, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari 609 pulau (data Pemprov NTT, baca https://www.pemprov-ntt.com/tentang) dengan populasi 5,7 juta orang. NTT masuk dalam kategori iklim semi-arid di mana rata-rata musim hujan hanya selama 3 hingga 4 bulan per tahun. Rata-rata curah hujan adalah 1.523 mm/tahun yang mana Kabupaten Lembata menjadi daerah dengan curah hujan terendah (616mm/tahun) dan Manggarai sebagai Kabupaten dengan curah hujan tertinggi (4,060mm/tahun).
Demikian paparan Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia Kalake saat menjadi narasumber menjadi narasumber pada diskusi panel bertajuk Indonesian Pavilion “Synergy in Green Infrastructure Initiative: Sustainable Financing within Water for Humans and Nature” pada rangkaian perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi World Water Forum (KTT WWF) ke -10 di Taman Japun Bali Nusa Dua Convention Centre Nusa Dua, Bali pada Rabu, 22 Mei 2024.
Ody Kalake (sebutan akrab Pj Gubernur NTT, red) menekankan bahwa air memiliki peranan yang penting di Provinsi Nusa Tenggara Timur, selain sebagai kebutuhan sehari-hari juga bermanfaat dalam berbagai sektor seperti pertanian, peternakan, perikanan, dan industri (pariwisata).
Namun, imbuh Ody Kalake, persentase akses kebutuhan air bersih di NTT saat ini masih berada pada urutan ke 4 terendah dari 34 Provinsi di Indonesia sesuai data dari Kementerian Kesehatan tahun 2022.
Menilik kondisi ini, maka pada November 2021 Pemerintah Provinsi NTT turut berpartisipasi pada program Green Infrastructure Initiative (GII) yang kemudian diresmikan pada pertemuan ke-2 Steering Committee Gll pada 10 Februari 2022.
“Workshop GII yang pertama di Nusa Tenggara Timur telah dilaksanakan pada tanggal 18 November 2022 di Labuan Bajo untuk membahas program kerja sama ini dengan mengundang Kementerian dan organisasi terkait dan disusul pembentukan Tim GII Provinsi NTT pada 25 November 2022 serta pertemuan PTF dan NTF yang telah terselenggara pada tanggal 1 Februari 2024 di kantor Kemenko Marves,” paparnya.

Ody Kalake menuturkan, program GII kini berada pada status sedang berjalan meliputi 3 (tiga) sektor yaitu penyediaan air, pengelolaan air limbah dan pengelolaan sampah. “Program GII dilaksanakan pada sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur yaitu Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Sumba Timur, dan Kabupaten Manggarai Barat. Scoping Mission akan menentukan usulan GII di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang bertujuan untuk melakukan kajian awal terkait kondisi terkini di NTT pada sektor pengelolaan air limbah, dan penyediaan air, ketersediaan dan status lahan, pengawasan dan dampak emisi gas rumah kaca,” jelasnya.
Ody Kalake pun mengungkapkan saat ini Kota Kupang dan sejumlah wilayah lain di Provinsi NTT masih menghadapi minimnya ketersediaan air. “NTT juga turut menghadapi permasalahan besar dalam penyediaan air bersih. Seperti, minimnya cakupan pelayanan PDAM Kota Kupang yang berada pada persentase 11,09 % dan Kabupaten Kupang pada persentase 18,64%. Sedangkan permasalahan lain dalam pengelolaan limbah air disebabkan oleh beberapa isu seperti, minimnya ketersediaan lahan untuk pengelolaan limbah air dan pengelolaan air bersih yang belum dikelola secara maksimal, kondisi geografis yang menyebabkan sulitnya proses pemasokan air bersih dan terbatasnya anggaran operasional dan perawatan,” bebernya.
Sementara itu, Ambassador of the Federal Republic of Germany to Indonesia, Ina Lepel, mengungkapkan program GII yang dijalankan antara Pemerintah Indonesia dan Jerman ini akan dibangun berdasarkan pengelolaan infrastruktur untuk mendukung ketersediaan air bagi masyarakat.
Sebelumnya, sejak Sabtu,18 Mei, Pj. Gubernur Ody Kalake selaku Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi turut menghadiri sejumlah rangkaian kegiatan WWF diantaranya, menghadiri Upacara Melukat sebagai salah satu upacara pembersihan spiritual di Bali, menghadiri pembukaan WWF di Magupura Hall, BICC, mendampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan pada Bilateral Meeting bersama Presiden Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe dan delegasi, menyambut kedatangan Minister of Water Resource of the People’s Republic of China (PRC), Li Guoying di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, menyambut Elon Musk serta menghadiri Indonesia-UAE (United Arab Emirates) Business Roundtable Discussion. (*)
Sumber (*/Biro APim Setda NTT/Fara Therik)