CCM XII, Peserta & Guru Pendamping Lebih Dekat & Ceria Bersama Matematika

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Kelompok Studi Mahasiswa Matematika (KSMM) menggelar lomba Cerdas Cermat (CCM) XII tingkat SD sedaratan Timor, Flores Timur dan Rote Ndao. Dilaksanakan di Aula Rektorat lama Undana Kupang, pada Senin, 23 September 2019, CCM XII berlangsung meriah.

Para peserta lomba diajak bersenang-senang dalam acara matematika ceria. Dipimpin oleh beberapa orang panitia, para siswa menyanyikan lagu-lagu matematika dan juga lagu-lagu CCM. Selain itu, siswa-siswi diajak untuk sama-sama memperagakan tepuk tangan CCM.

Terpancar senyum tulus dari para panitia dibalas senyum dari para peserta yang dengan penuh antusias mengikuti rangkaian acara matematika ceria.

Panitia punya cara-cara yang sangat kreatif dalam berbaur bersama peserta juga memperkenalkan sesama peserta yang diramu melalui sebuah lagu perkenalan khas CCM.

Setelah saling berkenalan, para peserta ditantang dalam sebuah permainan yang dirancang oleh panitia yang disebut dengan permainan ulat bulu.

Permainan tersebut caranya sangat mudah, semua peserta cukup meniup sebuah kertas yang sudah digunting menyerupai ulat bulu untuk bergerak sepanjang lintasan kurang lebih 150 cm untuk mencapai sebuah kertas yang telah disiapkan digaris akhir lintasan.

Peserta yang paling cepat meniup ulat bulu tersebut dan berhasil mencapai garis akhir, peserta tersebut berhak mengerjakan soal yang berada pada kertas di garis finis tersebut.

Tujuan permainan ini sebenarnya sederhana saja yaitu untuk melatih para peserta untuk berkompetisi dan juga belajar tentang matematika.

Peserta Cerdas Cermat Matematika tingkat Sekolah Dasar sedaratan Timor, Flores Timur dan Rote Ndao

Wakil koordinator seksi acara CCM XII, Vestri Bleveni, mengatakan bahwa tujuan permainan tersebut untuk memperkenalkan kepada para peserta bahwa matematika itu asyik dan menyenangkan.

“Sebelum menghadapi perlombaan kita ingin menanamkan dalam benak para peserta bahwa matematika itu tidak sulit. Matematika merupakan teman bermain untuk bersenang-senang sekaligus belajar,” jelas Vestri

Di akhir permainan tersebut, peserta yang berhasil menjawab soal dengan benar dan paling cepat pertama sampai keempat diberikan rangsangan berupa hadiah alat peraga menebak umur. Sementara peserta yang menjawab benar dan tercepat kelima sampai kedelapan diberikan penghargaan berupa gantungan kunci KSMM sebagai kenang-kenangan.

Di tempat yang berbeda, para guru pendamping bersama Bapak Ibu Dosen Pendidikan Matematika mengikuti seminar tentang integrasi teknologi dan budaya dalam pembelajaran matematika yang dibawakan oleh Dr. Wara Sabon Dominikus, M.Sc. yang berlangsung di Laboratorium Pendidikan Matematika.

Dalam penyampaian materinya, Wara Sabon mengatakan bahwa matematika sudah diterapkan oleh para leluhur kita melalui bangunan-bangunan rumah adat, maupun berbagai perlengkapan rumah tangga bahkan pakaian adat daerah sudah menerapkan ilmu matematika.

“Orang tua kita sudah mengenal matematika dan mereka gunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari, misalnya dalam menghitung hasil panen padi maupun jagung,” ujarnya.

Dirinya menguraikan bahwa dalam ilmu matematika yang khusus membahas tentang matematika dalam budaya disebut etnomatematika. Lanjutnya, perkembangan teknologi saat ini harus dimanfaatkan untuk mempelajari tentang budaya yang mengandung unsur matematika sehingga dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas untuk mendapatkan suasana belajar yang realistis dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar.

“Dengan belajar hal-hal yang ada dalam kehidupan sehari-hari maka siswa tidak akan berpikir bahwa matematika itu susah karena yang mereka pelajari adalah yang setiap hari mereka lihat dan yang mereka gunakan,” tandas Wara Sabon. (*)

Penulis (*/Joe Tkikhau)
Editor (+rony banase)