Isu Sampah & Bencana Alam Jadi Hambatan Pariwisata di NTT

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Sektor Pariwisata yang dijadikan sebagai Prime Mover perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur, kini terus didorong oleh Gubernur NTT Viktor Laiskodat dalam berbagai kesempatan dan kunjungan kerjanya di dalam dan luar negeri.

Namun, Pariwisata NTT dihadapkan pada isu aktual berupa sampah dan bencana alam yang masih marak dan belum bisa dituntaskan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja dalam sesi konferensi pers bersama awak media dan instansi terkait di Ruang Telekonferensi BPS NTT pada Senin, 5 Agustus 2019; mengatakan bahwa pemerintah kab/kota dan provinsi NTT harus mencari sektor ekonomi baru seperti pariwisata untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Membangun pariwisata dibutuhkan kesiapan infrastruktur, sumber daya manusia, dan kultur kita agar sektor pariwisata dapat bertumbuh untuk menopang pertumbuhan ekonomi”, ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTT saat mendampingi Kepala BPS NTT, Maritje Pattiwaellapia,SE.,M.Si. dan Staf Khusus Gubernur bidang Teknis Percepatan Pencapaian RPJMD Provinsi NTT, dr.Yovita Mitak.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja (kemeja putih berdasi hitam) saat memaparkan pertumbuhan ekonomi dan pariwisata NTT

Dari studi yang kami lakukan, jelas I Nyoman Atmaja, baik di Indonesia maupun di negara lain, yang paling cepat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah sektor pariwisata.

“Mengapa? Pertama, investasinya tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan industri, Kedua, lead time atau waktu membangun pariwisata lebih pendek jika dibandingkan dengan industri”, beber pria asal Singaraja-Bali.

Jika melihat pariwisata di Nusa Tenggara Timur, terang I Nyoman Atmaja, isu sampah menjadi hambatan dan isu aktual yang menyebabkan beberapa negara yang menjadi sasaran turis kita belum maksimal memanfaatkan kondisi kita.

Tambah Atmaja, Termasuk isu bencana alam yang harus siap menghadapi bencana dengan menyiapkan SOP (Standard Operating Procedure), Sumber Daya Manusia, dan Kelembagaan agar saat terjadi bencana, kita (NTT,red) harus siap memitigasi resiko bencana terhadap pariwisata.

Kedepan, kata Atmaja, rekomendasi pertama yang akan kami sampaikan kepada pemerintah yakni untuk mempercepat pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata

“Kalau bandaranya bagus, hotelnya bagus, pelabuhannya bagus, tentunya pariwisata akan berkembang”, terang Atmaja

Kedua, mencari market-market wisman yang mau mengeluarkan uangnya di NTT terutama destinasi pariwisata

Berikutnya, ungkap Atmaja, kita perbanyak even promosi karena sekarang destinasi wisata yang terkenal hanya Labuan Bajo bagaimana dengan lainnya. Maka kita harus tonjolkan NTT sebagai Destinasi Pariwisata Baru selain Bali.

Terakhir, “Bagaimana kita Komoditas Pariwisata dapat menjamin kesejahteraan Masyarakat NTT?” tandas I Nyoman Atmaja.

Penulis dan editor (+rony banase)