Suami Istri Positif Covid-19 dan Batita 1,8 Tahun Dievakuasi ke RSUD S K Lerik

Loading

Kota Kupang, Garda Indonesia | Tim gabungan yang terdiri dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kupang, tim pengendali keamanan Polsek Maulafa, Brigade Kupang Sehat dan Puskesmas Sikumana melakukan evakuasi terhadap suami istri terkonfirmasi positif Covid-19 bersama anak mereka, batita berumur 1,8 tahun.

Baca juga : http://gardaindonesia.id/2020/06/10/suami-istri-positif-covid-19-di-kota-kupang-masih-isolasi-diri-di-rumah-ini-alasannya/

Beberapa petugas yang mengenakan APD lengkap tiba dengan ambulans di kediaman keluarga di Kelurahan Oepura pada Kamis malam, 11 Juni 2020 sekitar pukul 19.00 WITA [7 malam]. Para petugas kemudian mengevakuasi mereka untuk dibawa ke RSUD S K Lerik dan dirawat pada fasilitas kesehatan yang telah disiapkan bagi pasien terkonfirmasi positif.

Evakuasi tersebut dilakukan demi menjawab tuntutan warga sekitar agar para pasien tersebut dapat segera dievakuasi karena warga merasa khawatir ikut tertular virus.

Menurut Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kupang, Ernest S. Ludji, SSTP, M.Si evakuasi dilakukan untuk meredam keresahan warga, padahal jika sesuai protokol penanganan Covid-19 yang tertuang dalam Pedoman Pencegahan Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19) Revisi ke 4 Tahun 2020, pasien yang terkonfirmasi positif dapat diisolasi di rumah jika kondisi kesehatannya tidak menunjukkan gejala (orang tanpa gejala atau OTG) atau jika pasien hanya menunjukkan gejala ringan.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kupang, Ernest S. Ludji, SSTP, M.Si

“Semenjak dinyatakan positif Covid-19 dari hasil tes PCR atau swab test, pasangan suami istri ini diisolasi sesuai protap penanganan Covid-19 yang berlaku, yaitu isolasi di rumah karena mereka tidak menunjukkan gejala. Sehingga berdasarkan Pedoman Pencegahan Pengendalian Covid-19 revisi ke 4 tahun 2020, mereka yang dikategorikan OTG dapat diisolasi di rumah dengan dipantau ketat oleh Gugus Tugas melalui Puskesmas setempat,” ujar Jubir Ernest.

Ernest menjelaskan bahwa masyarakat atau tetangga sekitar tidak perlu khawatir dengan adanya pasutri pasien terkonfirmasi positif, karena sesuai protap, mereka diisolasi secara ketat, bahkan keluarga tersebut dalam keseharian selama isolasi sama sekali tidak melakukan kontak fisik dengan keluarga maupun tetangga,

“Kedua pasien beserta anak-anak mereka taat melakukan isolasi. Mereka juga dipantau secara ketat oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kupang melalui jajaran Puskesmas Sikumana,” tukas Ernest.

Lebih lanjut, Ernest mengajak semua pihak untuk memahami secara baik pedoman penanganan pengendalian Covid-19 agar tidak salah kaprah. Menurutnya, perlu adanya sosialisasi berkelanjutan untuk memberikan pemahaman kepada seluruh masyarakat terutama agar tidak melakukan stigmatisasi terhadap para pasien terkonfirmasi atau terduga positif Covid-19,

“Jangan menstigmakan bahwa penyakit ini adalah aib, karena tidak seorang pun yang mau mengalami penyakit ini,” pintanya.

Gugus Tugas, tandas Ernest,  sangat mengharapkan masyarakat untuk tidak melakukan stigma kepada pasien Covid-19 dan keluarga, karena penyakit ini bukan aib. Justru harus menunjukkan rasa solidaritas dalam menghadapi pandemi ini.

“Mari kita semua bersolider tidak saja dengan pasien positif Covid-19 tetapi juga dengan saudara-saudara kita yg terkena dampak pandemi ini secara sosial dan ekonomi,” imbau Ernest. (*)

Sumber berita (*/PKP_nt)
Foto utama oleh beritabeta.com
Editor (+rony banase)