Tanggapi Demo AMMARA, VBL Janji Kaji Dampak Investasi di Manggarai Timur

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Pemprov NTT di bawah kepemimpinan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dan Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi; senantiasa terbuka untuk menerima setiap masukan dan kritik dari berbagai elemen masyarakat termasuk para demonstran.

“Ya, tadi mereka menyampaikan aspirasi untuk menolak tambang dan pabrik semen di Kabupaten Manggarai Timur (Matim). Tentu semua aspirasi masyarakat itu, kita kaji; kita tampung, lalu kita analisis,” tandas Gubernur VBL melalui Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si. kepada pers pada Senin, 29 Juni 2020.

Marius menanggapi aksi yang digelar Aliansi Mahasiswa Manggarai Raya (AMMARA) di depan gedung Sasando Kantor Gubernur di Jalan Raya El Tari Kupang. Mereka berteriak dan meminta Gubernur VBL untuk membatalkan rencana investasi di Kabupaten Matim. Sempat terjadi negosiasi yang lama antara para demonstran dengan aparat kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) NTT di depan gedung sasando. Akhirnya ada empat perwakilan yang masuk bersama Karo Humas dan Protokol untuk mendiskusikan secara lebih intensif dengan berbagai alternatif solusi.

Marius Ardu Djelamu saat memberikan keterangan pers pada Senin, 29 Juni 2020

Karena itu, menurut Marius, apa pun bentuknya; apakah demonstrasi ataupun menyampaikan pendapat di koran atau di mana saja; fungsi pemerintah adalah mengkaji semua informasi dan mencermatinya. “Seperti yang dikatakan oleh Bapak Gubernur bahwa kita akan cermati; sebelum keputusan yang dilakukan lebih lanjut,” kata Marius.

Aksi demonstrasi yang dilakukan para mahasiswa tersebut, sebut Marius, harus didasari kajian-kajian yang komprehensif dari berbagai aspek. “Daerah ini sangat membutuhkan investasi. Kita tahu bahwa roda pemerintahan dan pembangunan di Provinsi NTT tidak hanya mengandalkan APBN atau APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota tetapi juga sumber pembiayaan yang lain yaitu investasi. Karena itu, masyarakat NTT harus sudah mulai akrab dengan investasi tentu dengan berbagai maksud dan pertimbangan-pertimbangan sosial, ekonomi, politik dan segala yang lain seperti lingkungan,” jelas mantan Penjabat Bupati Manggarai.

Pemerintah, kata mantan Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT tersebut, harus menampung semua aspirasi yang disampaikan; baik oleh elemen mahasiswa maupun elemen masyarakat lainnya. “Semua aspirasi itu akan dianalisis lebih lanjut, dicermati, dikaji secara mendalam dari berbagai faktor. Posisi pemerintah adalah tekad kuat untuk menyejahterakan masyarakat NTT di mana pun berada; baik di Flores, Sumba, Timor, Sabu, Rote, Lembata, Alor. Itu tekad Bapak Gubernur dan Bapak Wakil Gubernur meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTT; tentu sesuai dengan karakteristik wilayah masing-masing,” jelas doktor Penyuluh Pertanian jebolan IPB Bogor.

Ketika investasi ada di sebuah wilayah, sambung Marius, itu berarti tercipta suatu pusat pertumbuhan ekonomi baru. “Nah, ketika pusat pertumbuhan ekonomi baru dibangun atau diciptakan maka memiliki multi player efek sosial dan ekonomi. Misalnya karena pusat pertumbuhan ekonomi maka di sana tentu akan ada perputaran capital; kemudian ada tenaga kerja; ada sarana-prasarana; ada fasilitas-fasilitas listrik, air, jalan, dan sebagainya. Daerah-daerah sekitarnya juga bisa menjadi penyangga dari pusat pertumbuhan ekonomi itu petani yang hanya di sekitarnya bisa menyiapkan hasil-hasil pertaniannya untuk dikonsumsi oleh para karyawan misalnya,” jelas Marius, datar.

Dijelaskan, rencana investasi dalam bidang tambang dan pabrik semen, sebelum diolah menjadi semen tentu digali bahan bakunya batu gamping dan sebagainya. “Kalau di Flores khususnya di Kabupaten Manggarai Timur ada pabrik semen maka tentu harga semen tidak seperti yang ada sekarang ini. Tentu hal ini akan menguntungkan masyarakat kita di seluruh NTT,” ucap Marius sembari meyakini bahwa semua aspirasi masyarakat yang disampaikan tentu Bapak Gubernur akan mengkaji semua; baik yang pro maupun yang kontra.

Sebagaimana diketahui pekan lalu, ketika berada di Kabupaten Manggarai Timur, Gubernur VBL meminta kepada Bupati Matim, Agas Andreas, S.H., M.H. untuk melanjutkan proyek tambang batu gamping dan rencana mendirikan pabrik semen. “Silakan dilanjutkan Pak Bupati. Sambil pihak Provinsi mengawal Analisis Dampak Lingkungan (Amdal)-nya,” tegas Gubernur VBL. (*/rb)

(Valeri Guru/Kasubag Pers dan Pengelolaan Pendapat Umum Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT)