Geliat Ekonomi di Desa Kambatatana, Pelaku Usaha: Terima Kasih Bank NTT

Loading

Sumba Timur, Garda Indonesia | Empat pelaku atau kelompok usaha di Desa Kambatatana, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merasakan manfaat pendampingan dan pembinaan dari Bank NTT di antaranya Rumah Tenun Tirta Hamuli Panggolu, Usaha Tomat Kel.11, Wahana Air & Pemandian, serta Usaha Ternak Sapi dan Kuda Sumba.

Baca juga : http://gardaindonesia.id/2021/06/12/desa-makatakeri-sumba-tengah-optimalkan-lopo-dia-bisa-bank-ntt/

Tak hanya empat usaha, ada lagi 11 (sebelas) usaha binaan Bank NTT Cabang Waingapu yang juga memperoleh edukasi dan pendampingan guna mengoptimalkan layanan digital melalui Lopo Dia Bisa dan penggunaan QRIS Bank NTT antara lain Kelompok Tenun Ikat Hina Wangunahu, Pamutu Ndedi Tuama, Mondu Lambu, Wulak Mamila, Panamung Maparera, Opang Mandangu, Kurra Hilijullu, Kanuhu Patangara, Milla Mungga Eti, Tenun Ikat Sumba, dan Kelompok Tenun Ikat Ori Angu.

Foto bersama Juri Festival Desa Binaan Bank NTT, Kadiv Pemasaran Kredit Mikro Kecil dan Konsumer, Johannis Tadoe, Pengelola Rumah Tenun Tirta Hamuli Panggolu dan para penenun

Saat kunjungan Juri Festival Desa Binaan Bank NTT, Johny Rohi bersama Kepala Divisi Pemasaran Kredit Mikro Kecil dan Konsumer, Johannis Tadoe dan Pemimpin Cabang Bank NTT Waingapu, Yusuf Hanggar Mawolu, S.Sos. saat meninjau dan menilai Desa Kambatatana pada Jumat pagi, 11 Juni 2021 pukul 09.00 WITA—selesai, tim juri menjumpai spanduk Agen Dia Bisa di beberapa rumah penduduk dan terpampang barcode scan QRIS di tempat usaha.

Kepada Garda Indonesia pada Jumat, 11 Juni 2021 pada saat penilaian Festival Desa Binaan Bank NTT oleh Johny Rohi; keempat pelaku usaha binaan Bank NTT Cabang Waingapu menyampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada Bank NTT, seperti pengelola Usaha Tomat Kel.11, Petrus Ngorodi. “Awalnya kami bertani secara tradisional, namun setelah didampingi oleh Bank NTT, hasilnya lebih mantap,” ungkapnya seraya menyampaikan, kini para petani lain ikut caranya bertani tomat.

Barcode QRIS Bank NTT pada Kebun Tomat Kel.11 di Desa Kimbatatana

Petani Tomat yang akrab disapa Bapa Demus pun berharap agar Bank NTT dapat memfasilitasi agar para pemasok hasil pertanian seperti hotel dapat membeli tomat budidaya mereka. “Kemarin saat panen, saya dapat 6,7 ton jika diuangkan sekitar 50 juta rupiah. Dan kami berharap ada pemasok besar yang dapat mengambil hasil kami,” tandasnya.

Senada, Pengelola Rumah Tenun Tirta Hamuli Panggolu, Katanga Teul menyampaikan terima kasih kepada Bank NTT lalu mengisahkan jalinan kerja sama yang terbentuk saat dirinya mengunjungi Kantor Bank NTT Cabang Waingapu. “Kemarin (dalam tahun 2021,red), kami mencari relasi untuk membantu memasarkan tenun dan kami menjalin kerja sama dengan Bank NTT,” ungkapnya.

Pimpinan Cabang Bank NTT Waingapu, Yusuf Hanggar Mawolu, S.Sos di lokasi Usaha Ternak Kambatatana Indah

Sebelum bergabung dengan Bank NTT, imbuh Katanga Teul, Rumah Tenun Tirta Hamuli Panggolu kesulitan sekali memasarkan hasil Tenun Sumba. “Setelah bergabung dengan Bank NTT, ada kemudahan khusus karena kami diajarkan khusus tentang pemasaran digital sehingga produk kami dapat dilihat orang lain,” tandasnya seraya menyampaikan Kelompok Tirta Hamuli Panggolu terbentuk pada 15 Oktober 2013 yang beranggotakan 25 orang.

Sementara itu, Pengusaha Ternak Sapi, Kerbau, dan Kuda Sumba, Pura Jangga Ngaru mengatakan kerja sama dengan Bank NTT telah berjalan 8 (delapan) bulan. “Saya bisnis ternak, ambil (beli, red) Kuda, Sapi, Kerbau dari gunung lalu dijual lagi ke Orang Sulawesi dan saya merasakan perubahan besar karena bekerja sama dengan Bank NTT,” ujarnya.

Penulis, editor dan foto (+roni banase)