Hingga 2022, Sekitar 137 Ribu Penduduk NTT Pakai QRIS

Loading

Kupang, Garda Indonesia | Sebagai sistem pembayaran non-tunai yang baru diluncurkan pada tahun 2019, QRIS merupakan sistem pembayaran yang CEpat, MUdah, MUrah, Aman, dan Handal (Cemumuah). Bank Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan QRIS melalui sisi supply (merchant QRIS) dan demand (pengguna QRIS).

Tercatat sepanjang 2022, sebanyak 137.459 penduduk NTT yang telah menggunakan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) sekitar 1 (satu) kali untuk melakukan transaksi. Jumlah penduduk yang telah menggunakan QRIS tersebut meningkat pesat karena pada tahun sebelumnya hanya tercatat sekitar 15 ribu penduduk.

Demikian disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Donny Heatubun dalam rilis media pada Kamis, 2 Februari 2022.

Dari sisi supply, imbuh Donny Heatubun, Bank Indonesia mendorong pertumbuhan pedagang  pengguna QRIS (yang selama ini disebut merchant) dengan meluncurkan program pasar SIAP QRIS.

Selama tahun 2022, beber Donny, terdapat di pasar Oeba, pasar Kasih Naikoten, pasar Baru Atambua, pasar Boubou, dan pasar Nataga yang diluncurkan sebagai pasar SIAP QRIS. Selain itu, juga pusat perbelanjaan Transmart Kupang diluncurkan sebagai pusat perbelanjaan SIAP QRIS.

Dengan melalui perluasan merchant QRIS, jumlah merchant di akhir tahun 2022 tercatat sebanyak 141.727 pedagang. Selama Januari—Oktober 2022, di Provinsi NTT terdapat 952.073 transaksi QRIS dengan total nominal sebesar Rp129,83 miliar dengan mayoritas transaksi terjadi di Kota Kupang.

Selain untuk kegiatan perdagangan, terdapat berbagai merchant QRIS yang menggunakan QRIS dalam skema lainnya, yaitu untuk melakukan transaksi pemerintah daerah, parkir, sumbangan sosial di rumah ibadah. Pemerintah daerah di NTT telah menyediakan fasilitas pembayaran pajak PBB-P2, pajak kendaraan bermotor di Samsat, retribusi pasar.

“Hal ini juga sebagai salah satu upaya mendorong peningkatan Pendapatan Ekonomi Daerah (PAD). Selain itu, mempertimbangkan kemudahan dalam pengelolaan keuangan, beberapa rumah ibadah, seperti gereja, masjid, pura telah menyediakan QRIS bagi para jemaat,” terang Donny Heatubun.

Sementara dari sisi demand, lanjut Donny Heatubun, tantangan meningkatkan pengguna QRIS adalah masyarakat yang belum terinformasi dan merasakan cara dan manfaat dari penggunaan QRIS. Maka dari itu, Bank Indonesia telah melakukan 29 kali sosialisasi selama 2022 di berbagai komunitas.

Beberapa kegiatan sosialisasi dan QRIS experience, yang dilakukan antara lain di Universitas Nusa Cendana, Universitas Widya Mandira, Universitas Citra Bangsa, 12 Kelurahan Kota Kupang, hingga rumah ibadah di Kota Kupang.

Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan berbagai kegiatan promo menarik bagi masyarakat yang mencoba menggunakan QRIS seperti Bazar Sembako Murah pada bulan April di UMKM ApasA dan promo telur dan daging ayam di pasar Kasih Naikoten dan Oeba. Masyarakat yang mencoba menggunakan QRIS telah merasakan manfaat pembayaran non-tunai seperti lebih cepat, tidak memerlukan kembalian, dan terbebas dari risiko uang palsu.

“Bank Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan digitalisasi sistem pembayaran di Provinsi NTT dan menargetkan penambahan minimal sebanyak 150 ribu pengguna baru di tahun 2023 dengan lebih gencar lagi melakukan sosialisasi dan mengajak masyarakat mencoba pembayaran dengan QRIS melalui QRIS experience, di berbagai komunitas seperti universitas, rumah ibadah, dan lain-lain,” tandas Donny Heatubun.(*)

Sumber (*/Humas BI NTT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *