Gapai Rekor MURI, 2770 Siswa Kota Kupang Menari Lufut

Loading

Kupang, Garda Indonesia | Memperingati HUT ke-27 Kota Kupang dan menyongsong HUT ke-70, Bank Indonesia, maka Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT berkolaborasi dengan Pemda Kota Kupang menghelat “Festa Rakyat NTT 2023, GEMA Rupiah” menghadirkan 60 UMKM yang dapat bertransaksi menggunakan QRIS. Even ini merupakan bagian dari penyelenggaraan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI).

Menariknya, salah satu rangkaian GEMA Rupiah yakni pagelaran Rekor MURI Tari Lufut dengan penari terbanyak berjumlah 2770 penari berasal dari siswa-siswi SD dan SMP se-kota Kupang, bertujuan sebagai media edukasi kepada pelajar SD dan SMP untuk menumbuhkan rasa Cinta, Bangga dan Paham terhadap Rupiah.

Adapun Tari Lufut bermakna kebersamaan masyarakat Timor pada zaman dahulu yang bergotong royong membangun ladang baru, membangun rumah, atau merontokkan padi yang baru saja dipanen menggunakan kaki guna melepaskan bulir-bulir padi. Sedangkan dalam membangun rumah, tanah yang baru saja ditimbun akan diinjak serta diratakan dengan kaki secara bersama-sama hingga tanah menjadi padat dan kokoh.

Pada perhelatan Tari Lufut pada Jumat, 28 April 2023 pukul 14.00 — 17.30 WITA di alun-alun rumah jabatan Gubernur NTT, para siswa-siswi wajib menggunakan sarung atau kain tenun Timor. Begitu pula dengan siswa-siswi SD Katolik Don Bosko 1 Kupang, tampil pada lingkar luar formasi huruf C (Cinta), B (Bangga), dan P (Paham).

Mereka terdiri dari Edmund Banase, Adriana Lawalu, Amonika Diaz, Azalea Akbar, Azarel Akbar, Bernadeta Neombasu, Brigitha Fernandez, Cecilia Leonard, Chrisnovita Naimnule, Dominic Sabatudung, Felixiano Dully, Gregorio Resi, Jino da Silva, Maria Faot, Maria Keo, Rafael Bana, dan Yoseph Lengary.

Penulis (+roni banase)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar

  1. Luar biasa acara rekor muri tari lufut dalam rangka menyahut kota Kupang dan HUT BI selain memeriahkan juga menanamkan nilai-nilai budaya untuk generasi penerus bangsa sehingga mereka paham akan budaya yang harus di lestarikan sehingga suatu saat para penerus lebih selektif akan budaya asing yang masuk ke daerahnya