Sekjen PBB Ajak Gibran Keluar dari PDIP Demi Prabowo?

Loading

Solo, Garda Indonesia | Nama bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo masih digodok. Dari kubu PAN, cenderung ke nama Erick Thohir, dari Golkar cenderung ke nama Airlangga Hartarto, sedangkan dari PBB condong ke Yusril. Tapi ada alternatif lain yaitu Gibran.

Inilah yang menjadi sumber permasalahan etika politik, meskipun cuma aspirasi. Bahkan Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB), Afriansyah Noor menganggap Gibran layak mendampingi Prabowo, karena Gibran sosok anak muda yang punya sepak terjang positif dalam memimpin Kota Solo.

“Dari PBB sudah mencalonkan Pak Prabowo sebagai capres. Tentunya wakilnya kami berharap ada sosok anak muda, anak muda itu siapa, ya saya melihat selama tiga tahun lebih sepak terjang Wali Kota Solo ini seperti apa, itu yang saya ambil,” kata dia.

Afriansyah menjelaskan kalau ada yang mengatakan Gibran masih muda, justru dia merasa anak muda punya potensi dan belum punya banyak masalah. Tapi kalau yang lain-lain punya rekam jejak yang punya masalah dan itu banyak.

“Itu makanya saya pilih Mas Gibran untuk menjadi wali kota yang mendampingi Pak Prabowo sebagai wapres. Ini tentukan kan teman-teman harus berpikir, dari saya sebagai sekjen PBB itu yang saya kemukakan,” katanya.

Afriansyah bahkan menegaskan tidak ada tawar-tawar lagi dan akan menyodorkan Gibran sebagai alternatif wapresnya Prabowo.

Ketika ditanya jika Gibran adalah kader PDIP dan akan menyeberang jika ditunjuk sebagai wapres, Afriansyah menyebut kalau itu untuk kepentingan bangsa dan negara bisa keluar.

“Sekarang ini saya bilang sebagai kader PBB, kalau ada yang minta saya sebagai wapres dari partai lain. Saya akan keluar untuk negara dan bangsa, kenapa harus takut selagi untuk kepentingan negara bukan pribadi,” ujarnya.

Kubu sebelah sudah terlalu melewati batas etika politik. Gaya politik pecah belah terlalu kentara. Mereka tidak mau mempertontonkan perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip demokrasi sehat. Semua digilas demi memenuhi ambisi politik.

Kalau mau cawapres, itu koalisi gendut masa tidak ada satu pun kader yang hebat? Demokrat, Golkar, PAN dan lainnya. Apakah tidak ada kader bagus? Yang disodorkan adalah orang luar partai koalisi, kecuali Airlangga.

Kenapa? Tidak ada kader yang hebat lantas sembarangan comot milik partai lain. Itu mau dijadikan sebuah hal yang lumrah?. (*)

Sumber (*/tim GP24P)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *